Gunung Anak Krakatau Keluarkan Lava Pijar, Ahli Vulkanologi Ungkap Kabar Baiknya

Gunung Anak Krakatau (GAK) di selat Sunda kembali mendapat sorotan setelah terus menerus mengeluarkan lava pijar.

Editor: Safruddin
Twitter/@Sutopo_PN
Lava Pijar Anak Krakatau yang bisa dinikmati pemandanganya di selat Sunda 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -  Gunung Anak Krakatau (GAK) di selat Sunda kembali mendapat sorotan setelah terus menerus mengeluarkan lava pijar.

Menurut laporan Kantor Berita ANTARA, Gunung Anak Krakatau mengeluarkan aktivitas kegempaan sebanyak 156 kali sepanjang Selasa (2/10/2018) hingga Rabu dini hari (3/10/2018).

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani membenarkan bahwa Gunung Anak Krakatau setiap hari erupsi dan terus mengeluarkan lava pijar.

Lontaran material pijar jatuh di sekitar pantai yang membuat radius bahaya Gunung Anak Krakatau di batas 2 kilometer dari kawah.

Baca: Jumlah Letusan Gunung Anak Krakatau Meningkat 422 Kali, Status Masih Level II Waspada

"Jadi kalau keliling (di sekitar Gunung Anak Krakatau) pakai kapal mau lihat lava pijar, jaraknya 2 kilometer, itu masih enggak apa-apa. Jangan mendarat, itu saja," kata Kasbani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/10/2018).

"Harus waspada tapi jangan takut secara berlebihan," imbuh Kasbani.

Dalam kesempatan wawancara tersebut, Kasbani sekaligus membantah adanya rumor akan terjadi tsunami di Gunung Anak Krakatau.

Meski saat ini Gunung Anak Krakatau berstatus Waspada, namun menurutnya erupsi yang dikeluarkan berskala kecil.

Sehingga, Gunung Anak Krakatau masih terbilang aman dalam radius 2 kilometer.

Kasbani menyebut, erupsi yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau merupakan fase pembangunan atau pertumbuhan gunung.

Hal ini pun disepakati oleh Surono, ahli vulkanologi.

Ia menambahkan, Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api muda yang memang sudah seharusnya terus erupsi.

"Sama seperti manusia muda, dia (Gunung Anak Krakatau) juga harus aktif dan banyak bergerak. Saat Gunung Anak Krakatau meletus, itu supaya dia bisa tumbuh.

Baca: Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau- Lontaran Pijar Masih Terlihat Hingga Gempa Tremor

Karena gunung api cara tumbuhnya dengan erupsi, bukan seperti pohon. Maka erupsi gunung anak krakatau adalah hal wajar dan harus," ujar Surono dihubungi Kamis (10/4/2018).

Potensi pariwisata Surono juga menyinggung aktivitas Gunung Anak Krakatau seperti saat ini akan lebih baik jika dinikmati sebagai potensi pariwisata, bukannya ditakuti.

"Kalau menurut saya, ini harusnya dipromosikan. Ayo piknik ke Lampung atau Banten dan waktu malam lihat gunung anak Krakatau pakai kapal," kata Surono.

"Tapi jaraknya enggak terlalu dekat ya, misal di pulau sebelahnya. Saya rasa ini adalah sesuatu yang unik dan mungkin tidak ada di manapun, bahkan di luar negeri sekalipun," imbuhnya

sambil menceritakan pengalamannya melihat gunung anak krakatau yang sangat indah saat mengeluarkan lava pijar di malam hari.

Menjadi negara yang memiliki gunung api paling banyak, Surono mengatakan sudah saatnya kita mencintai gunung api dan menikmati keindahannya.

"Ngapainlah khawatir, enggak usah khawatir. Ikuti batasnya," ujarnya.

Baca: Video Penangkapan Ratna Sarumpaet di Bandara, Ditetapkan Tersangka karena Mau Melarikan Diri

Menanggapi kehebohan di media sosial tentang erupsi GAK, Kasbani menghimbau kepada semua masyarakat untuk tidak ikut menyebarkan keresahan.

"Jangan menyebarkan hoaks dan menyebabkan keresahan. Masyarakat juga seharusnya mencari informasi dari sumber resmi. Jangan setiap ada fenomena apa ikut menanggapi dan memviralkan," pesan Kasbani. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: anak-krakatau-aktif-tetapi-pvmbg-dan-mbah-rono-malah-ungkap-kabar-baik.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved