Nama Ahok Disebut Budiman Sudjatmiko Usai Deretan Hoaks Ratna Sarumpaet Dibongkar di Mata Najwa

Deretan hoaks Ratna Sarumpaet tersebut, menurut Guntur Romli, sudah terjadi sebelum Ratna menyebarkan hoaks mengenai penganiayaan dirinya di Bandung.

tangkapan layar YouTube/Najwa Shihab
(kiri ke kanan) Budiman Sudjatmiko, Mohamad Guntur Romli, Ferdinand Hutahean, dan Dahnil Anzar Simanjuntak. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Kasus berita bohong atau hoaks yang menimpa Ratna Sarumpaet masih dibicarakan hingga saat ini.

Terkait hal tersebut, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli menyebutkan deretan hoaks Ratna Sarumpaet yang pernah disampaikan selama ini.

Deretan hoaks Ratna Sarumpaet tersebut, menurut Guntur Romli, sudah terjadi sebelum Ratna menyebarkan hoaks mengenai penganiayaan dirinya di Bandung.

Hingga kemudian diketahui, hal-hal yang disampaikan Ratna tersebut ternyata berita bohong.

Lalu, Guntur Romli menerangkan, Ratna pun meminta maaf terkait hal tersebut.

Sementara, anggota DPR, Budiman Sudjatmiko menuturkan, sesuatu disebut hoaks ketika ada indikasi pelanggaran hukum.

Di mana, pelanggaran hukum tidak bisa diselesaikan dengan minta maaf.

Deretan hoaks Ratna Sarumpaet diungkap dalam acara Mata Najwa pada Rabu (10/10/2018) malam.

Mata Najwa edisi Rabu (10/10/2018) mengangkat tema Satu atau Dua, di mana salah satu sesi pembahasannya menyoal tentang hoaks.

Baca: Deretan Hoaks Ratna Sarumpaet Dibongkar di Mata Najwa, Budiman Sudjatmiko Sebut Nama Ahok

Dilansir akun YouTube Najwa Shihab berjudul Mata Najwa – Satu atau Dua: Debat Panas Soal Hoaks, pada Kamis (11/10/2018), selain Guntur Romli dan Budiman dari kubu calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi), hadir pula politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean dan Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak dari kubu capres Prabowo Subianto.

Dalam acara tersebut, pemandu acara, Najwa Shihab terlebih dahulu menanyakan kepada Ferdinand, terkait hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Menurut Ferdinand, dalam menyikapi kabar mengenai penganiayaan yang disampaikan Ratna Sarumpaet, hal itu merupakan wujud sikap kemanusiaan.

Pengakuan (dianiaya) yang diberikan Ratna sepanjang belum mengaku dia berbohong, itu belum termasuk kategori hoaks. Karena, kita sudah memverifikasi. Kepada siapa kita verifikasi bahwa ini hoaks atau tidak, tentu ke Ratna sendiri,” ucap Ferdinand.

Setelah Ferdinand memberikan jawaban, Najwa kemudian meminta tanggapan Guntur Romli.

Menurut Guntur Romli, seseorang seharusnya dilihat dari rekam jejak.

Ibu Ratna itu orang dengan timbunan hoaks,” tutur Guntur Romli.

Hal itu lantaran, Guntur Romli mengungkapkan, Ratna telah terbukti menyebarkan hoaks.

Contoh, soal PT Dirgantara. Dia (Ratna Sarumpaet) tuduh dulu itu dijual ke China. Ternyata hoaks, dan dia minta maaf. Yang kedua, pecahan uang Rp 200 ribu, dan ternyata hoaks,” ungkap Guntur Romli.

Meski begitu, pernyataan Guntur Romli dibantah Dahnil.

Baca: Riwayat Diskotek Pertama di Jakarta Milik Mantan Suami Ratna Sarumpaet, Atiqah Hasiholan Disebut

Menurut Dahnil, pihaknya hanya berempati.

Orang yang datang dengan sendirinya, dan mengaku dianiaya dan sebagainya, apalagi ini orang tua, maka tentu siapapun akan memiliki empati kemanusiaan,” ucap Dahnil.

Dahnil pun mengungkap bahwa Presiden Jokowi juga pernah dibohongi.

Misalnya, dalam kasus Arcandra. Ini masalah negara, beliau (Jokowi) punya intelijen, ternyata kemudian beliau dibohongi terkait itu,” kata Dahnil.

Diketahui, Presiden Jokowi mengangkat Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM pada 27 Juli 2016.

Namun belum genap sebulan menjabat, Arcandra diberhentikan pada 15 Agustus 2016, lantaran kasus dwi kewarganegaraan.

Budiman Sudjatmiko yang kemudian diberikan kesempatan berbicara, mengungkapkan bahwa sesuatu disebut hoaks ketika ada indikasi pelanggaran hukum.

Sementara, hal yang dilakukan Jokowi, satu di antaranya terkait kasus Arcandra, adalah kekeliruan kebijakan.

Kebijakan tidak bisa dipidanakan. (Sementara) pelanggaran hukum tidak bisa diselesaikan dengan minta maaf,” ungkap Budiman.

Dan, kita belajar dari Pak Ahok bagaimana caranya setelah minta maaf tetap dipidanakan,” lanjut Budiman.

Baca: Potret Masa Kecil Ratna Sarumpaet, Riwayat Anak Menteri yang Salahkan Setan Saat Bikin Hoaks

Berikut, video Mata Najwa soal hoaks dapat dilihat di bawah ini.

Sebelumnya, pengacara Ratna Sarumpaet, Desmihardi menyampaikan motif Ratna Sarumpaet menyebarkan hoaks.

Desmihardi menyebut, sebelum melakukan hoaks, Ratna Sarumpaet terlebih dahulu membohongi keluarganya.

Pernyataan Desmihardi terungkap dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TV One pada Selasa (9/10/2018) malam.

ILC TV One edisi Selasa (9/10/2018) mengangkat tema soal kasus hoaks Ratna Sarumpaet.

Dilansir dari akun YouTube Indonesia Lawyers Club TvOne, Desmihardi menyebut kasus hoaks Ratna bermula dari pelaksanaan operasi plastik.

Desmihardi menyampaikan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan Presiden ILC, Karni Ilyas.

"Apa tujuannya membuat kabar (hoaks) itu?" tanya Karni Ilyas

Desmihardi mengatakan, kebohongan tersebut berawal dari pelaksanaan operasi plastik yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Kalau kami melihat, beliau sebenarnya tidak siap menerima kenyataan bahwa setelah operasi itu dilakukan, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang beliau harapkan. Untuk itu, beliau harus mengarang satu cerita tentang kebohongan ini,” jelas Desmihardi.

Hal itu lantaran, lanjut Desmihardi, keberangkatan Ratna Sarumpaet ke rumah sakit untuk melakukan operasi plastik, tidak diketahui keluarganya.

Beliau bikin janji kepada Dokter Sidiq tanggal 20 (September) untuk bikin appoinment operasi tanggal 21,” tutur Desmihardi.

Pada keberangkatan tanggal 21 itu, beliau minta izin ke rumah mengatakan ke Bandung, bukan untuk melaksanakan operasi,” tambah Desmihardi.

Ternyata, hasil operasi berbeda dengan hasil operasi yang sebelumnya pernah dilakukan Ratna.

Di mana, wajah Ratna Sarumpaet mengalami bengkak.

Menurut Desmihardi, Ratna sempat menyampaikan keluhan kepada dokter Sidiq.

Tapi, dokter Sidiq menjawab (hasil operasi) itu biasa,” tutur Desmihardi.

Karena tidak siap terima hasil operasi, beliau harus mengarang satu cerita. Sementara, beliau di rumah sudah mengatakan ke bandung,” lanjut Desmihardi.

Desmihardi pun mengungkapkan bahwa Ratna Sarumpaet juga melakukan swafoto atau selfie setelah melakukan operasi plastik, tepatnya pada tanggal 22 September 2018.

Hal itu dilakukan untuk melihat hasil perkembangan operasi plastik yang ia lakukan.

Ratna kembali melakukan selfie pada tanggal 23 dan 24 September 2018.

Sebelum pulang ke rumah dari rumah sakit, Ratna pun sempat mengirimkan foto selfienya ke seorang pembantu rumahnya.

Sebelum pulang, kirim selfie ke rumah, ke pembantu, namanya Rubani. Foto ini yang kemudian di bawahnya ditulis, muka saya seperti ini sekarang,” cerita Desmihardi.

Menurut Desmihardi, kronologis tersebut menjelaskan motif Ratna Sarumpaet menyebarkan hoaks.

Desmihardi menuturkan, motif mengarang cerita yang dilakukan Ratna Sarumpaet hanya untuk menutupi pelaksanaan operasi plastik.

Motif mengarang cerita ini hanya untuk menutupi saja beliau melakukan operasi plastik,” ungkap Desmihardi.

Sebelum menjelaskan motif Ratna Sarumpaet menyebarkan hoaksDesmihardi terlebih dahulu membacakan surat yang dibuat Ratna dari dalam penjara.

Karni Ilyas pun sempat bertanya kepada Desmihardi, terkait perjumpaan terakhirnya dengan Ratna Sarumpaet.

Desmihardi mengungkapkan, ia terakhir kali bertemu kliennya pada Selasa sekitar pukul 14.00 WIB.

Hari ini jam dua, saya ketemu Mbak Ratna Sarumpaet. Kebetulan, saya khusus dipanggil oleh beliau untuk persiapan acara (ILC) malam ini,” kata Desmihardi.

Karni kemudian menanyakan kabar terakhir Ratna Sarumpaet.

Menurut Desmihardi, kondisi Ratna sudah normal seperti semula.

Sudah pulih dari bengkak-bengkak, itu sudah pulih,” terang Desmihardi.

Desmihardi lalu menceritakan perihal pemanggilan dirinya oleh Ratna Sarumpaet, yang saat ini menghuni Rutan Polda Metro Jaya.

Dalam pertemuan tersebut, Desmihardi mengatakan, Ratna mengungkapkan bahwa tidak ada motif politik di balik kebohongan yang ia perbuat.

Kalau ada yang bertanggung jawab di sini, murni adalah beliau sendiri,” ungkap Desmihardi.

Menurut Desmihardi, ia lalu menyarankan kepada Ratna Sarumpaet agar menuliskan surat yang ditandatangani.

Ratna pun membuat surat tersebut.

Dalam acara ILC TV One, Desmihardi kemudian membacakan surat dari Ratna Sarumpaet.

Berikut, isi surat Ratna Sarumpaet sebagaimana dibacakan Desmihardi dalam acara ILC TV One.

Pada masyarakat, pada semua pihak, terutama pada para penegak hukum.

Akulah satu-satunya yang bersalah atas kasus hoaks, yang sekarang menjadi pemicu kekacauan di negeri ini.

Akulah yang berbohong dan akulah yang seharusnya bertanggung jawab satu-satunya yang bertanggung jawab.

Karena ketika kebohonganku direspons dengan jumpa pers atau tweet, respons itu adalah berasal utuh dari kebohonganku.

Untuk itu aku mohon agar kasus ini benar-benar difokuskan pada diriku, tidak dikaitkan pada siapapun, dan tidak dipolitisasi.

Dari hati yang terdalam, aku mohon maaf pada semua rakyat Indonesia.

Rutan Polda Metro Jaya

9 Oktober 2018

Tertanda Ratna Sarumpaet.”

Baca: Alasan Sandiaga Uno Takkan Jenguk Ratna Sarumpaet di Tahanan

Begitu pesan yang disampaikan melalui surat ini,” ucap Desmihardi.

Simak, video penjelasan Desmihardi dalam acara ILC TV One di bawah ini.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved