Jasad 2 Bayi Korban Pesawat Lion Air JT 610 Ditemukan, Tidak Utuh

Jasad 2 Bayi Korban Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh Ditemukan, Tidak Utuh

Editor: taryono
Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

"Dia (Bhavye) meminta saya bersiap untuk sebuah pesta. Dia seharusnya berada di Delhi pada 5 November mendatang . Ini sangat tidak bisa dipercaya," ucap Manvi.

Teman-teman dekat keduanya yang lain juga menunggu kedatangan mereka pada pekan depan.

Tiap berkumpul, Bahvye dan Garima beserta kawannya memiliki agenda wajib yaitu bepergian bersama.

"Dia (Bhavye) bilang, akan ada pesta kedatangannya. Kami semua menunggu kedatangannya pada Diwali dan untuk memenuhi agenda perjalanan kami," tutur Manvi.

"Pasangan itu berencana melakukan perjalanan ke Maneshwar di Uttarakhand," ucap Rohit Singh, seorang teman di The Indian Express.

Dia mengatakan, Bhavye memiliki minat dalam hal mengemudi.

"Dia selalu memastikan dia adalah pria yang berada di belakang kemudi, dia tidak akan mengizinkan siapa pun mengambil alih kemudi," imbuhnya.

"Meski Garima dan saya sudah berteman lama, hubungan saya dengan suaminya sama kuatnya. Tahun lalu, dia memberi saya hadiah drum pada hari ulang tahun saya.

PUNYA jam terbang tinggi

Pilot pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018), disebut telah memiliki jam terbang tinggi.

"Pesawat ini dikomandoi oleh Suneja dan kopilot Harvino. Dimana kapten penerbang ini mempunyai 6.000 jam terbang dan sudah sering membawa jenis pesawat ini," ujar Presdir Grup Lion Air Edward Sirait di gedung Lion Air Operation Center, Jalan Marsekal Surya Darma No 44, Selapajang Jaya, Neglasari, Kota Tangerang, Senin (29/10/2018).

Ia melanjutkan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.

Edward menyebukan, pesawat jenis itu pernah diterbangkan dari Manado di Sulawesi Utara menuju China.

"Kopilotnya juga sudah kopilot senior dengan 5.000 lebih jam terbang, kurang lebih 5.100 jam terbang," lanjut dia.

Hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan pesawat itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved