Pemudik Bisa Lintasi JTTS Lampung-Palembang Seharga Rp 41 Triliun pada Lebaran Tahun Depan
Adapun yang menjadi bagian Hutama Karya yaitu sepanjang 347 kilometer dan ditargetkan selesai pada April 2019.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kabar gembira untuk para pemudik, khususnya yang berencana pulang kampung ke Sumatera via jalur darat.
Itu setelah dikabarkan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) bagian selatan sudah dapat dilintasi pemudik pada Lebaran tahun depan.
Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) Bambang Pramusinto menjelaskan, pekerjaan JTTS bagian selatan jalur Lampung-Palembang dapat dilalui masyarakat sebelum Lebaran 2019.
Tol Bakauheni-Palembang memiliki panjang 380 kilometer.
Adapun yang menjadi bagian Hutama Karya yaitu sepanjang 347 kilometer dan ditargetkan selesai pada April 2019.
Sementara, 33 kilometer sisanya mulai dari ruas Kayu Agung-Betung, konsesinya milik badan usaha lain.
"Dengan demikian, selama empat tahun terakhir ini Hutama Karya telah menyelesaikan Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 290 kilometer dengan total investasi Rp 41,295 triliun," kata Bambang saat bertandang ke kantor Kompas.com, Kamis (1/11/2018).
Baca: VIDEO - Keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera Bagaikan 2 Sisi Mata Uang
Selanjutnya, untuk Sumatera bagian utara, yaitu dari Medan-Binjai, Hutama Karya sudah menyelesaikannya sepanjang 17 kilometer.
Terkait ruas yang masih dalam tahap konstruksi, seperti ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer, Bambang menjelaskan ruas tersebut sudah dilaksanakan konstruksinya sepanjang 53 kilometer pada tahun 2018, dan ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019.
"Ruas lain yang akan segera dimulai konstruksinya adalah Padang-Pekanbaru, Aceh-Sigli, Indrapura-Kisaran, Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Binjai-Langsa, serta Indralaya-Muara Enim," kata dia.
Selain tol, Hutama Karya juga melakukan pengembangan terhadap kawasan di sekitarnya.
HK pun menyatakan siap bekerja sama dengan kontraktor yang bersedia mengembangkan kawasan di sekitarnya.
Terkendala Rest Area
PT Hutama Karya menargetkan akhir tahun ini Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sudah beroperasi.
Jalan tol yang membentang dari Bakauheni, Lampung Selatan hingga Terbanggi Besar, Lampung Tengah ditargetkan selesai Oktober 2018.
“Bulan Oktober ini harus sudah selesai, dan akhir tahun 2019 ini harus sudah bisa beroperasi,” ujar Pimpro Ruas I dan II PT Hutama Karya, Slamet Sudrajat, Kamis 16 Agustus 2018.
Baca: 3 Opsi Koneksi JTTS ke Pelabuhan Panjang
Sampai saat ini, kata Slamet, progres pembangunan JTTS sepanjang 140 kilometer sudah mencapai 95 persen.
Hanya ada beberapa titik yang masih dalam proses penyelesaian pekerjaan, seperti pada STA 55 dan pada ruas Batu Liman, Candipuro.
Serta, penyelesaian pembangunan interchange di Sidomulyo dan Kalianda.
Slamet menambahkan, hal lain yang masih menjadi kendala yakni pembebasan lahan tambahan untuk pembuatan rest area, overpass, dan persimpangan akses interchange dengan jalan nasional.
Karena itu, pihaknya berharap proses pengadaan dan ganti rugi lahan tambahan itu bisa cepat terselesaikan.
Sehingga pada akhir tahun nanti, JTTS benar-benar siap untuk dioperasikan.
“Untuk bisa beroperasi, JTTS butuh adanya rest area dan juga tempat pengisian bahan bakar. Kita beharap proses pengadaan lahan tambahan untuk pendukung operasi jalan tol ini bisa cepat selesai. Sehingga akhir tahun tol bisa dioperasikan,” tandasnya.
Kadin Harap Efek Domino
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Selatan, Budiman Dabo menilai, kehadiran jalan tol trans Sumatera (JTTS) akan membawa efek domino pada perkembangan daerah.
Menurut dirinya, hadirnya JTTS memberikan dampak positif dan negatif.
Ia menyarankan pemerintah daerah segera bersiap diri menghadapi dampak domino dari kehadiran JTTS nantinya.
“Adanya jalan tol artinya ada kemudahan bagi orang untuk datang dan pergi dari Lampung Selatan. Pemerintah perlu segera menyikapi kemungkinan dampak positif maupun negatif dari kehadiran jalan tol nantinya,” terang dirinya, Rabu (8/8/2018).
Ia menilai dengan kondisi saat ini, pemerintah daerah masih belum begitu siap menghadapi adanya efek domino dari jalan tol.
Baca: Beroperasi Akhir Tahun, JTTS Terkendala Rest Area
Menurut dirinya, salah satu titik lemah yang perlu menjadi perhatian pemerintah daerah adalah kemampuan daya saing SDM lokal.
“Kita perlu mempersiapkan SDM lokal kita. Hadirnya jalan tol tentu akan mendorong percepatan perkembangan daerah. Akan ada investasi yang masuk. Ada pabrik yang nantinya akan berdiri. Ini tentu membutuhkan tenaga kerja. Jika SDM kita tidak siap, tentu akan kalah bersaing nantinya,” ujar Budiman.
Hal itu juga diakui oleh Herwanto, akademisi dari STIE Muhammadiyah Kalianda.
Ia juga melihat pemerintah daerah perlu segera mempersiapkan SDM lokal untuk bisa menyambut perubahan dari hadirnya jalan tol.
“Jangan sampai nantinya, kita hanya jadi penonton dari perubahan-perubahan yang ada,” tegas dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Lebaran 2019, Pemudik Bisa Lewat Tol Lampung Tembus Palembang