Tribun Pringsewu

Jadi Korban Lion Air JT 610, Wahyu Sempat Lakukan Hal Romantis Ini ke Sang Istri, Putri Pratiwi

Padahal selama ini Wahyu tidak pernah seperti itu. Bahkan Wahyu sempat mengajak istrinya hanya makan malam berdua.

Tribunlampung/Didik
Putri Pratiwi duduk di sebelah liang lahat yang sedang dipersiapkan untuk jasad suaminya, Wahyu Alldila, Rabu (8/11). 

Doa Bersama
Sementara itu, pada Selasa siang kemarin, keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP mengikuti acara doa dan tabur bunga bersama di lokasinya jatuhnya pesawat nahas tersebut. Keluarga korban bersama para karyawan Lion Air dibawa ke perairan Tanjung Karawang, dengan menumpangi dua kapal yakni KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh.

Di KRI Banjarmasin, pembacaan doa digelar di atas geladak kapal dengan dipandu lima rohaniwan. Kemudian para keluarga korban melakukan prosesi tabur bunga.
Prosesi tabur bunga berlangsung diwarnai isak tangis dan air mata.

Tak sedikit keluarga korban yang menangis histeris. Sebagian dari mereka yang tak bisa menahan kesedihan bahkan jatuh pingsan. Beruntung, para petugas medis sigap memberikan pertolongan.

Tampak pula para pegawai termasuk pramugari Lion Air larut dalam kesedihan tersebut mengingat rekannya yang menjadi korban.

Sementara di KRI Banda Aceh, Naning, seorang keluarga korban, tak kuasa menahan air mata kala melihat lokasi kecelakaan pesawat Loin Air PK-LQP. Naning teringat pada anaknya, Deryl Fida Febrianto.

Deryl merupakan warga Simo Pomahan Baru 67 Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur. Ia berangkat ke Pangkalpinang untuk bekerja di kapal kargo.

Malam hari sebelum bertolak, Naning mengaku bermimpi tentang Deryl. Dalam mimpinya tersebut, ia melihat Deryl sedang tertidur lelap sambil mengenakan pakaian putih bersih serta diterangi cahaya bulan.

"Tapi anaknya (Deryl) itu diam, kaya diterangi bulan gitu," kenang Naning.

"Waktu mimpi anaknya pakai baju putih, bersih begitu, kok ganteng, tapi enggak tahu kalau (akhirnya) ditinggalkan," sambungnya.

Pagi hari sebelum berangkat, Naning menceritakan bahwa anak sulungnya itu pun sempat berjanji akan membahagian dirinya kelak. "Ma nanti aku bahagiain," ucap Naning lirih, menirukan perkataan anaknya saat itu.

Sambil menatap laut tempat lokasi jatuhnya pesawat Lion Air, Naning masih mengingat betul cita-cita sang anak yang ingin menjadi seorang pelaut. Namun hingga akhir hayat, keiinginan sang anak untuk menjadi seorang pelaut tidak tercapai.
"Dia dari dulu kepengen berlayar, sudah beberapa kali daftar, gagal terus," ujar

Naning. Kini walaupun jasad sang anak belum ditemukan, Naning mengaku telah ikhlas atas kepergian Deryl untuk selama-lamanya. "Kalau saya ikhlas. Benar Ikhlas, semoga Ia (Deryl) diterima di sisiNya, Amin," kata Naning.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved