Tribun Lampung Utara
Rober Susanto & Shella, Korban Lion Air JT610 yang Jatuh Asal Lampung Sudah Teridentifikasi Sore Ini
Jasad Rober Susanto dan Shella (awalnya disebut Sherly), korban pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang asal Kotabumi sudah teridentifikasi
Penulis: anung bayuardi | Editor: Teguh Prasetyo
Namun ia memilih naik jalur darat meskipun ada tawaran penerbangan gratis dari pihak maskapai Lion Air.
Baca: Masih Misterius, Jenazah Hendra Tanjaya Korban Lion Air asal Kotabumi Belum Ditemukan
Tawaran itu, kata Yuni, diberikan pihak Lion Air saat prosesi pemulangan dan pemakaman jenazah Wahyu Aldila.
"Sebenarnya masih ada jatah untuk keluarga korban, dikasih untuk naik pesawat (gratis ke Jakarta). Tapi, saya mau naik Damri aja, karena sampai sekarang (Sabtu sore) masih sibuk temui orang-orang yang datang ke rumah untuk belasungkawa," ujarnya.
Jika nantinya jenazah Xherdian berhasil teridentifikasi, Yuni menyebutkan cucunya tersebut akan dimakamkan di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Yuni juga memastikan akan ikut dalam prosesi pelepasan sang cucu ke peristirahatan terakhirnya.
"Mohon doanya semoga ada kepastian secepatnya tentang cucu saya," ujarnya.
Baca: 4 Warga Lampung Korban Lion Air JT 610 Belum Teridentifikasi
Hentikan Pencarian
Sementara itu, Basarnas resmi menghentikan operasi pencarian korban Lion Air JT 610.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya M Syaugi, mengatakan, operasi pencarian pada Jumat (9/11/2018) lalu, hanya menghasilkan temuan satu kantong jenazah.
Dan pencarian sejak Sabtu pagi hingga siang tidak membuahkan hasil.
"Kami dari tim SAR Basarnas mengambil keputusan bahwa operasi SAR ini secara terpusat disudahi atau ditutup hari ini," kata Syaugi di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu siang.
Walaupun operasi SAR terpusat dihentikan, Syaugi menyebut tim dari Kantor SAR Jakarta dan Bandung tetap bersiaga bila ada informasi temuan bagian tubuh korban.
Ia juga menyampaikan, Basarnas tetap mendukung upaya Komite Nasional Keselamatan Transportasi dalam mencari kotak hitam berisi cockpit voice recorder dengan mengerahkan sepuluh penyelam.