Caleg Adu Jotos Gara-gara Omongan, Warga Tak Berani Melerai

Caleg di Bali Adu Jotos Gara-gara Omongan, Warga Tak Berani Melerai Keduanya

Editor: taryono
tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. 

Caleg  di Bali Adu Jotos Gara-gara Omongan, Warga Tak Berani Melerai 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Punggung kiri dan tangan kanan calon legislatif (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) Klungkung 2 (Dawan), I Made Wibawa (49), tampak dibalut perban saat ditemui di rumahnya, Dusun Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Dawan, Klungkung, Bali, Jumat (16/11/2018) sore.

Wibawa menderita sejumlah luka cukup parah setelah terlibat adu jotos dengan rekan sekampungnya, Candra Heru Juli Kartika, Kamis (15/11/2018) malam. 

Dalam perkelahian tersebut, Wibawa ditebas dengan senjata tajam oleh Heru.

Baca: Mulan Jameela Dulu dan Sekarang, Jualan Baju Muslim sampai Cerita Ganti Nama Kwok

Kapolsek Dawan AKP I Kadek Suadnyana ketika dikonfirmasi menjelaskan, kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.30 Wita di Pos Kamling sebelah timur pertigaan Dusun Punduk Dawa, Desa Pesinggahan.

Berdasarkan keterangan polisi dari pengakuan Heru, peristiwa adu jotos ini bermula ketika Heru bersama dua rekannya berkumpul di Pos Kamling untuk minum tuak (miras).

Tidak berselang lama, datang Wibawa untuk menemui Heru.

Keduanya terlibat perdebatan yang menjurus kasar.

Bahkan, Wibawa kemudian menantang Heru untuk berkelahi.

Baca: Sedang Berlangsung Live Streaming Final Hong Kong Open 2018, Marcus/Kevin vs Wakil Jepang

Heru pun mengaku mendapat pukulan dan tendangan dari Wibawa, Tak terima, pria berambut pirang itu langsung mengambil pisau yang ada di Pos Kamling.

"Pisau itu memang ada di Pos Kamling, biasanya untuk digunakan warga sekitar untuk mencari pandan, dan sebagainya," ujar Kapolsek Suadnyana.

Perkelahian pun tidak terhindarkan. Heru bersenjata pisau, dan Wibawa tangan kosong. 
Keduanya saling pukul, saling cakar, dan saling gigit.

Heru menyerang dengan pisau, Wibawa berusaha menghindar dan menangkisnya.

Tidak ada yang berani melerai mereka, sebelum akhirnya ada anggota kepolisian dari Polres Klungkung yang lewat di TKP.

Petugas itu pun berhasil melerai keduanya.

Wibawa yang tangan kosong, akhirnya terkena pisau dan mengalami luka terbuka punggung dan lengan kiri.

Darah juga mengucur dari luka akibat sayatan di pundak dan punggung. Mata sebelah kanan juga bengkak akibat dicolok Heru.

Sementara Heru mengalami luka terbuka di ibu jari kiri, lecet-lecet pada lengan tangan kanan, dan luka gigit di pelipis kiri.

Setelah berkelahi dan sama-sama mengalami luka, keduanya pun sama-sama dilarikan ke RSUD Klungkung.

Setelah mendapat perawatan, keduanya diperbolehkan pulang sekitar pukul 01.00 Wita.

Baca: 8 Orang Tersambar Petir Saat Menonton Sepak Bola di Bogor, Hakim Garis Syok sampai Kaki Bergetar

"Saat itu, pihak prajuru desa di Pasinggahan langsung melakukan mediasi terhadap keduanya. Masalah ini diselesaikan dengan kekeluargaan," ungkap Suadnyana.

Ditambahkan Suadnyana, motif keributan itu bermula saat Wibawa menghampiri Heru.

Caleg dapil Dawan itu menuding Heru sempat mengeluarkan pernyataan agar warga jangan pilih caleg yang suka berbuat curang di tajen (nglebang plolong) dan sering melaporkan tajen ke polisi.

Pernyataan ini membuat Wibawa tersinggung dan merasa nama baiknya sebagai caleg telah dirusak.

Namun Heru menyangkal pernah mengatakan pernyataan seperti itu.

Minta Diproses Hukum

Wibawa yang ditemui di rumahnya, Jumat kemarin, membantah dirinya dikatakan lebih dulu memukul dan menendang Heru.

Justru, kata Wibawa, Heru yang menyerang lebih dulu dirinya dengan pisau. 

Atas permintaan keluarga dan warga, Wibawa pun memutuskan mencabut hasil mediasi dan meminta agar kasus ini diproses secara hukum.

Menurut Wibawa, awalnya ia menemui pelaku di Pos Kamling depan rumah kakaknya.

Ia bermaksud mengklarifikasi omongan Heru yang menjelek-jelekan Wibawa ke beberapa warga.

"Karena beberapa warga cerita kalau saya dijelek-dijelekkan, oleh sebab itu saya mau klarifikasi. Apalagi saya akan maju sebagai Caleg DPRD Klungkung. Makanya saya tidak mau ada permasalahan maupun dendam, dia dengan saya masih satu dusun juga," ucap Wibawa didampingi keluarganya.

Ternyata, kata Wibawa, maksud baik dirinya dibalas dengan nada emosi dan Heru menyangkal omongannya.

"Cang sing ade ngomong keto (Saya tidak ada ngomong begitu). Kenken keneh jani? (Apa maumu sekarang ?)," terang Wibawa menirukan perkataan Heru.

Mendengar Heru menjawab dengan nada emosi,

Wibawa tidak melanjutkan pembicaraan dan memilih turun dari Pos Kamling. Saat itulah, kata Wibawa, Heru mendekat dan langsung menyerang dengan pisau.

"Saya tangkis dan pegang pisaunya hingga tangan luka," ujarnya sembari memperlihatkan telapak tangan kanan yang dibalut perban.

Pergumulan antara Wibawa dan Heru ini bahkan disaksikan Kepala Dusun (Kadus) Komang Muliantara.

"Dia terus menyerang dan saya melawan sampai akhirnya sama-sama terjatuh dan mata kanan saya dicolok. Saat berhasil menguncinya hingga tidak bisa bergerak, kemudian saya suruh kepala dusun mengambil pisau dan menghubungi polisi," ungkapnya.

Kini Wibawa menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum kasus penganiayaan terhadap dirinya ini.

Ia pun sudah siap dipanggil polisi untuk memberikan keterangan.

"Saya ditelepon penyidik untuk datang memberikan keterangan besok (hari ini, red) di Polres Klungkung. Dia (Heru) sudah dimintai keterangan ulang oleh kepolisian," jelas mantan Kadus Punduk Dawa ini.

Wibawa pun mengungkapkan, Heru selama ini sudah dikenal warga sering membuat onar dan pernah berurusan dengan polisi.

Bahkan ia mengaku pernah membantu menjadi penjamin, saat Heru ditangkap petugas kepolisian beberapa waktu lalu. 

Tak Terkait Politik

KORBAN I Made Wibawa mengaku selama ini tidak pernah punya masalah dengan pelaku Candra Heru Juli Kartika.

Ia pun menampik jika hal ini dibubung-hubungkan dengan permasalahan politik.

"Saya rasa tidak ada kaitannyya dengan politik. Hubungan saya dengan beberapa caleg beda partai baik-baik saja. Saya menduga dia hanya iri," jelas Wibawa ditemui di rumahnya di Dusun Punduk Dawa, Pesinggahan, Jumat (16/11).

Wibawa saat ini tercatat sebagai Ketua PAC Partai Gerindra Kecamatan Dawan.

Mantan Kadus Punduk Dawa ini baru pertama kali mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg).

Ketua DPC Gerindra Klungkung I Wayan Baru menyatakan, Wibawa memang tercatat sebagai caleg nomor urut-1 di Dapil Klungkung 2 (Kecamatan Dawan).

Ia berharap kadernya tersebut bisa menyelesaikan masalah ini.

Harapannya bisa diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak mengganggu proses pencalegan.

"Saya anggap ini kecelakaan, dan saya harap Made Wibawa dapat menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan," ungkap Wayan Baru, yang juga Ketua DPRD Klungkung.

Senada dengan anggota DPRD Klungkung dari Partai Gerindra, I Gede Juliarta.

"Kasus ini semoga bisa diselesaikan dengan kekeluargaan," harap dewan asal Gunaksa yang juga mantan Ketua PAC Dawan ini. (*


Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved