Tribun Lampung Selatan
Kisah Sriyadi, Mantri di Lampung Selatan yang Beri Layanan Khitan Gratis untuk Anak Tak Mampu
Sriyadi telah memberi layanan khitan gratis kepada ratusan anak di Lampung Selatan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Sriyadi telah memberi layanan khitan gratis kepada ratusan anak di Lampung Selatan.
Ia tak ingin kemampuannya sebagai mantri tak dimanfaatkan.
Baginya, bisa menolong sesama adalah kepuasan yang tiada tara.
Seperti apa kisahnya?
Belasan anak laki-laki usia 6-10 tahun menunggu untuk disunat di kompleks lingkungan SMKN 2 Kalianda, Minggu (25/11).
Mereka ditemani orangtua masing-masing.
• Ingat, Di Negara Ini Nekat Khitan Anak Terancam Penjara 6 Tahun
Wajah mereka terlihat sedikit tegang.
Tak heran, khitan merupakan pengalaman sekali seumur hidup yang sudah pasti menegangkan.
Tak berapa lama, Sriyadi memanggil satu per satu nama anak dan melakukan proses khitan.
Prosesnya tak lama, hanya hitungan menit.
Proses khitan masih bersifat manual, belum menggunakan sistem laser.
Secara telaten, Sriyadi melakukan seluruh proses.
Sesekali ia juga melontarkan cadaan kepada anak-anak agar tidak takut.
Kegiatan menyunat telah menjadi bagian sehari-hari Sriyadi.
Lulusan Akademi Keperawatan 1988 ini memang memiliki kemampuan menyunat.
Sejak awal 1990-an, ia kerap memberikan khitan gratis kepada warga tidak mampu.
Bukan cuma proses sunatnya, obat-obatan pun ia berikan secara gratis.
• Pegiat Literasi dan Satpolair Baksos Sunatan Massal di Bakauheni
Kegiatan khitan gratis ini ia lakukan secara mandiri dengan berkeliling sesuai undangan masyarakat.
Tidak cuma di seputaran Kalianda, tapi juga ke beberapa kecamatan lain seperti Sidomulyo, Palas, dan Rajabasa.
"Jadi di mana ada warga atau kelompok masyarakat yang ingin menggelar sunatan bersama secara gratis, maka saya datang. Jadi warga sudah mengumpulkan anak-anaknya," cerita dia, Senin (26/11).
Dalam sebulan, ia bisa melakukan kegiatan sunat gratis ini 2-3 kali dengan maksimal jumlah anak 15 orang per harinya.
Mengapa maksimal 15 orang sehari?
Karena seluruh proses sunat ia lakukan sendiri.
Jika lebih dari itu, dia khawatir tidak bisa ditangani dengan baik.
"Dulu saya tidak membatasi jumlah anak yang disunat. Tetapi saat ini, saya membatasi 15 anak setiap kegiatan. Karena saya ingin terjun langsung memberikan pelayanan," tutur Sriyadi.
Kegiatan sunat gratis ini ia lakukan di waktu libur kerja.
• Apa Hukum Khitan Bagi Perempuan dalam Islam?
Sebab, sehari-hari, Sriyadi adalah ASN Lamsel.
Ia duduk di tim percepatan pembangunan.
Sebelum di tim percepatan pembangunan, Sriyadi memang cukup lama mengabdi di lingkungan Dinas Kesehatan dan RSUD Bob Bazar.
Baginya, ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri kala bisa membantu sesama melalui kegiatan sunat gratis.
"Saya memiliki kemampuannya di bidang ini. Jadi inilah yang saya gunakan. Bisa menolong orang-orang yang kurang mampu itu merupakan kepuasan tersendiri bagi saya," kata pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, pada 1964 silam ini.
Ia meneruskan, kegiatan memberikan pelayanan sunatan gratis ini juga bagian dari upayanya mendekatkan diri kepada sang Khalik.
Kegiatan tersebut dimaksudkannya untuk ibadah.
Ia mengaku sebagai manusia haruslah mampu bermanfaat bagi sesama.
Sampai saat ini, Sriyadi telah menyunat lebih dari 200 anak secara gratis.
"Saya menargetkan bisa memberikan layanan sunat gratis ini hingga 1.000 orang," cerita dia.
Anto, salah seorang bapak yang anaknya sempat sunat gratis kepada Sriyadi, mengaku sangat senang dengan adanya pelayanan tersebut.
• Bocah 5 Tahun Terima Rp 462 Miliar Akibat Alat Kelaminnya Terpotong Saat Sunat
Baginya, apa yang dilakukan oleh Sriyadi sangatlah membantu bagi dirinya dan orang-orang yang secara ekonomi pas-pasan.
"Saya bersyukur ada kegiatan sunatan gratis dari beliau. Karena sangat membantu. Sebab, untuk menyunatkan anak saya yang kelas 1 SD dulu saya belum punya uang. Tetapi anak saya minta disunat. Akhirnya ikut sunatan gratis yang diberikan beliau," kata warga Kalianda ini.
Senada disampaikan oleh Indah, ibu rumah tangga yang juga anaknya ikut pelayanan sunatan gratis.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya sunatan gratis yang dilakukan Sriyadi.
"Saya bingung waktu anak kedua minta disunat. Karena belum ada biaya. Tapi karena ada pelayanan sunat gratis dari bapak Sriyadi, lalu saya ikutkan anak saya," terangnya.
Baik Anto dan Indah sangat berterima kasih kepada Sriyadi yang telah memberikan pelayanan sunatan gratis. (*)