Di ILC TV One, Wapres Jusuf Kalla Beri Tanggapan soal Studi 41 Masjid Terpapar Radikalisme
Wakil Presiden, Jusuf Kalla menanggapi studi Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), terkait temuan soal masjid terpapar radikalisme.
Ia mengaku tidak paham mengapa kantor masjid di kantor Menko menjadi masjid yang paling dikatakan radikal.
"Jangan kita salah pengertian, dan itu berbahaya sekali, dan saya baca laporannya, yang radikal berat, justru kantor Menko, justru ingin membina bangsa ternyata radikal."
"Waduh, hati-hatilah membuat studi seperti itu. berbahaya untuk kita pahami."
Kalla kemudian menuturkan bahwa dewan masjid seusai mendengar studi survei yang mengatakan 41 masjid terpapar radikalisme, dewan masjid tidak begitu menanggapi secara serius dalam rapat besar.
Namun, dewan masjid akan tetap memeriksa dan mem-follow up hasil temuan tersebut.
Penjelasan proses studi
Sebelumnya, Agus Muhammad, selaku Ketua DP Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), menjelaskan proses studi sehingga menghasilkan data 41 masjid dari 100 masjid pemerintah di Jakarta, terpapar radikalisme.
Kriteria objek yakni yang pertama berada di Jakarta.
Kemudian, masjid bukan musala.
Ketiga, ada kegiatan tambahan di luar salat berjamaah.
Agus menuturkan, dalam menstudikan 100 masjid, relawan sebanyak 100 orang diturunkan untuk merekam 4 kali khotbah Jumat berturut turut dalam satu bulan.
Dalam menentukan relawan, Agus mengatakan, pihaknya menentukan dengan rekomendasi dari orang-orang terpercaya.
"Tugas relawan, merekam khotbah jumat, yang kedua merekam videonya, untuk memastikan suara di audio dan videonya sama, dan yang ketiga adalah mengambil bahan gambar bacaan yang ada di sana," ujar Agus.
"Nah hasil rekaman di analisis oleh 5 orang yang mempelajari."
Kemudian dalam menganalisis, Agus menuturkan, ada 5 kriteria untuk menentukan masjid teridentifikasi radikal atau tidak.
• Pernyataannya di ILC TV One Sering Dimutilasi untuk Bahan Kampanye, Mahfud MD Beri Peringatan Keras
• Momen Sudjiwo Tedjo Persatukan Fadli Zon dengan Budiman Sudjtamiko Usai Debat Panas di ILC TV One