KNKT Sebut Hidung Pesawat Lion Air 24 Kali Turun-Naik dalam 11 Menit Lalu Jatuh Menghempas Laut

Pesawat kehilangan kontrol kemudian menukik dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam sebelum akhirnya menghantam laut.

Editor: Andi Asmadi
ANTARA/Muhammad Adimaja/wsj
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi memeriksa kondisi bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang telah ditemukan oleh tim SAR gabungan di KR Baruna Jaya I, di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari kotak hitam tersebut diserahkan ke pihak KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA — Laporan awal yang dirilis oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengenai jatuhnya pesawat Lion Air  JT610 menggambarkan peristiwa dramatik di udara.

Dengan mengacu pada data dari kotak hitam flight data recoreder (FDR) yang dianalisis, ditemukan fakta bahwa sebelum pesawat jatuh, hidung pesawat Lion Air JT610 turun secara otomatis hampir 24 kali dalam 11 menit.

Bisa dibayangkan bagaimana kondisi penumpang sesaat sebelum pesawat dengan registrasi PK-LQP itu jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018, dengan kondisi pesawat seperti dikocok-kocok.

Boeing Digugat Keluarga Korban Lion Air JT 610, Ini Alasan Gugatan Dilayangkan

Penuhi Wasiat Mendiang Calon Suami yang Jadi Korban Lion Air, Intan Pakai Kebaya Pengantin

Wujudkan Mimpi Perkawinan, Kekasih Korban Lion Air JT 610 Jadi Pengantin Tanpa Pendamping

Pilot dan kopilot disebutkan berulang kali berupaya untuk membawa pesawat naik kembali sebelum akhirnya kehilangan kontrol.

Pesawat kemudian menukik dengan kecepatan sekitar 700 kilometer per jam sebelum akhirnya menghantam laut.

Data FDR Lion Air JT610 bisa dilihat di foto di bawah ini. Perhatikan grafik biru TRIM MANUAL dan grafik orange TRIM AUTOMATIC.

Data FDR Lion Air JT610. Grafik biru dan orange (dua paling atas) menunjukkan upaya pilot menaikkan hidung pesawat, melawan kendali otomatis yang membawa hidung pesawat turun.
Data FDR Lion Air JT610. Grafik biru dan orange (dua paling atas) menunjukkan upaya pilot menaikkan hidung pesawat, melawan kendali otomatis yang membawa hidung pesawat turun. (KNKT)

Hidung pesawat turun lebih dari 20 kali dalam 11 menit (grafik oranye). Grafik biru menunjukkan upaya pilot membawa hidung pesawat naik kembali.

Laporan awal KNKT dari pembacaan data FDR ini konsisten dengan penyelidikan Boeing soal sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

MCAS adalah sistem otomatis yang mencegah pesawat stall atau kehilangan daya angkat dengan menurunkan hidung pesawat secara otomatis, meski dalam kondisi terbang manual (Autopilot OFF).

Penasaran Dengar Jawaban Edy Rahmayadi, Tonton Mata Najwa Malam Ini dengan Topik PSSI Bisa Apa !

Ini Link Pengumuman Hasil Tes SKD CPNS 2018 Kemenkum dan Ham, Pantengin Mulai Nanti Malam Ya!

Meski demikian, MCAS bukan satu-satunya faktor penyebab jatuhnya Lion Air JT610. Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, dalam jumpa pers di kantor Kemenhub, Rabu (28/11/2018), mengatakan, insiden ini merupakan multiple failure.

"Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama," kata Nurcahyo.

Faktor lain yang masih diselidiki saat ini adalah sensor Angle of Attack (AoA) dalam pesawat. Sensor mirip sirip kecil yang berada di samping hidung pesawat ini mendeteksi sudut angle of attack (kemiringan hidung pesawat) saat terbang.

KNKT juga mengungkap kerusakan yang sama yang dialami oleh PK-LQP dalam penerbangan sehari sebelumnya (28/10/2018), yakni rute Denpasar-Jakarta.

Saat itu, kopilot mengatakan bahwa kendali pesawat terasa berat saat ditarik ke belakang (untuk membawa hidung naik). Pilot kemudian mengubah trim stabilizer ke posisi CUTOUT, untuk mematikan sistem trim otomatis sehingga trim diatur secara manual.

Inilah 4 Fakta Terkait OTT KPK Terhadap Hakim dan Pegawai Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Langkah itu sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan Boeing dan Federal Aviation Admisnitration (FAA) setelah kecelakaan JT610 terjadi.

Menurut Nurcahyo, KNKT selanjutnya akan berdiskusi dengan Boeing dan FAA di Amerika Serikat (AS) untuk membahas temuan awal ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidung Pesawat Lion Air JT610 Turun 24 Kali dalam 11 Menit Sebelum Hilang Kendali"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved