Memperingati Hari AIDS Sedunia 1 Desember, 5 Fakta Terkait Penyakit HIV/AIDS
Hari Aids yang dirayakan tiap 1 Desember ini merupakan hari internasional yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit AIDS.
Selamat Hari Aids! Setiap tanggal 1 Desember 1988 diperingati sebagai Hari Aids dunia.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Hari Aids (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) yang dirayakan tiap 1 Desember ini merupakan hari internasional yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit Aids.
Penyakit Aids sendiri disebabkan Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Berikut berbagai rangkuman hal yang berkaitan dengan HIV AIDS :
1. HIV dan AIDS Berbeda
Dikutip dari Kompas.com, HIV merupakan virus yang bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut Aids.
Dengan kata lain, Aids merupakan suatu kondisi setelah seseorang dinyatakan terinfeksi virus HIV.
Virus HIV menginfeksi manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga membuatnya menjadi tidak bisa bekerja secara efektif.
Virus HIV hidup dalam cairan tubuh seperti darag, air mani, dan juga cairan vagina.
Penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS tanpa menggunakan alat pengaman, transfusi darah, penggunaan jarus suntik yang tidak steril, dan juga dari ibu yang terinfeksi HIVpada bayi yang sedang dikandung.
Dalam kondisi terserang virus HIV, sistem imun tidak bisa menyerang balik dan membersihkan virus tersebut.
Sampai sekarang belum diketahui mengapa tubuh manusia tidak bisa melawan virus HIV.
Meski begitu, sudah ditemukan obat-obatan yang kemudian dapat digunakan untuk mengendalikan virus HIV.
Sedangkan Aids merupakan kondisi atau sindrom.
Terinsfeksi HIV membuat seseorang mengalami Aids.
Aids terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan pada sistem imun.
Kondisi tersebut, lantas sangat kompleks dan bervariasi pada setiap penderitanya.
Aids terjadi lantaran adanya infeksi yang dialami oleh seseorang karena kerusakan sistem imun.
Seseorang yang kemudian yang masuk dalam kondisi Aids, tubuhnya tidak dapat melawan infeksi selayaknya virus influenza, pada orang normal.
Penderita Aids juga rawan terkena tuberkulosis, radang paru, jamur, dan infeksi lainnya.
Diagnosis HIV Aids sendiri tidak lantas dinyatakan sebagai lonceng kematian.
Pasalnya, orang yang terinveksi HIV bisa hidup sehat tanpa masuk pada Aids.
Namun orang yang menderita Aids sudah pasti terinfeksi virus HIV di dalam tubuhnya.
• Kasus Baru HIV Meningkat 131 Persen di Lampung, AIDS Turun
2. Penularan Virus HIV
Dilansir dari Healthline.com, seseorang dapat terinfeksi virus HIV melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan juga ASI.
Cara virus HIV menyebar ke sesorang bisa melalui berbagai perantara, diantaranya :
- Melalui seks terutama antara pria dan juga pria.
- Dengan bebagai jarum suntik atau barang lain untuk penggunaan narkoba.
- Dengan peralatan tato tanpa disterilkan setelah digunakan.
- Ibu hamil kepada anaknya.
- Melalui ASI.
- Melalui 'pra-mastikasi' yakni mengunyah makanan bayi sebelum akhirnya diberikan kepada mereka.
- Melalui transfusi darah atau transplantasi organ dan juga jaringan.
- Sedangkan HIV tidak dapat menyebar atau menular melalui :
- Kontak antara kulit ke kulit
- Memeluk, berjabat tangan atau berciuman
- Berbagai makanan dan minuman
- Air mata atau keringat
- Berbagi toilet atau handuk
- Gigitan nyamuk atau serangga.
Namun dari semua metode penularan tersebut, jika memang penderita yang terinfeksi HIV sedang dalam tahapan terapi atau mempunyai indikasi yang kemudian tidak terdeteksi, tidak mengkin untuk menularkannya kepada orang lain.
• Ternyata Ada 10 Virus Lebih Mematikan di Banding HIV/AIDS. Apa Itu? Ini Dia . . .
3. Penyebab HIV/AIDS
HIV merupakan virus yang pertama kali diketahui menginfeksi seekor simpanse di Afrika.
Diduga virus tersebut menyebar ke manusia ketika manusia mengkonsumsi daging simpanse yang terinfeksi virus.
Begitu berada pada populasi manusia, virus tersebut akhirnya bermutasi menjadi HIV sejak tahun 1920.
Sedangkan penyebab AIDS lantaran seseorang telah terinfeksi virus HIV.
Orang sehat memiliki jumlah CD4 500 hingga 1.500 per milimeter kubik. Tanpa pengobatan, HIV terus berkembang biak dan menghancurkan sel CD4. Jika jumlah CD4 seseorang turun di bawah 200, Virus HIV akan menang dan seseorang akan menderita Aids.
Juga, jika seseorang dengan HIV mengembangkan infeksi oportunistik yang terkait dengan HIV, mereka masih dapat didiagnosis dengan AIDS, bahkan jika jumlah CD4 mereka di atas 200.
• Mengerikan, Guru Idap HIV/AIDS Ini Cabuli Puluhan Siswanya dan Akhirnya Dihukum 200 Tahun Penjara!
4. Gejala HIV/AIDS
Setelah sekitar satu bulan pertama, HIV memasuki tahap latensi klinis. Tahap ini dapat berlangsung dari beberapa tahun hingga beberapa dekade.
Namun bagi sebagian orang, kadang tahapan ini tidak akan muncul sampai akhirnya ia langsung dinyatakan terinfeksi virus HIV.
Sementara yang lain mungkin memiliki gejala minimal atau nonspesifik. Gejala nonspesifik adalah gejala yang tidak berhubungan dengan satu penyakit atau kondisi tertentu.
Gejala nonspesifik ini termasuk:
- Sakit kepala dan sakit dan nyeri lainnya
- Kelenjar getah bening yang membengkak
- Demam yang berulang
- Keringat malam
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Diare
- Penurunan berat badan
- Ruam kulit
- Infeksi ragi mulut atau vagina berulang
- Pneumonia
- Sinanaga
Sayangnya, beberapa kasus seseorang yang terinfeksi virus HIV, tidak mengalami gejala-gejala seperti yang dijelaskan diatas sampai dirinya diuji.
• Akhirnya PSK Transgender Ini Dihukum Penjara Karena Sengaja Tularkan HIV/AIDS ke Klien
Sedangkan gejala AIDS terjadi lantaran virus HIV yang berada dalam tubuh penderitanya tidak diobati selama bertahun-tahun.
Tanpa pengobatan dan juga terapi, akhirnya virus HIV semakin cepat menganggu kekebalan tubuh yang akhirnya mempercepat Aids.
Gejala AIDS meliputi :
- Demam berulang
- Kelenjar getah bening kronis yang membengkak, terutama pada ketiak, leher, dan selangkangan
- Kelelahan kronis
- Keringat malam
- Bercak gelap di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
- Luka, flek, atau lesi pada mulut dan lidah, alat kelamin, atau anus
- Benjolan atau ruam kulit
- Diare berulang atau kronis
- Penurunan berat badan cepat
- Masalah neurologis seperti kesulitan berkonsentrasi, kehilangan ingatan, dan kebingungan
- Kecemasan dan depresi
• Akibat Penyakit Ini, Tukang Pijat Cantik Ditinggal Suami, Dipecat Kerja, hingga Disebut Derita AIDS
5. Harapan hidup penderita HIV
Pada tahun 1990, seorang penderita HIV yang berusia 20 tahun, memiliki harapan hidup 19 tahun, namun pada tahun 2011 seorang penderita HIV yang berusia 20 tahun bisa mendapatkan harapan hidup selama 53 tahun.
Peningkatan tersebut, lantaran sebagian orang telah melakukan terapi antiretroviral.
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal :
- Jumlah CD4
- Viral load
- Penyakit terkait HIV yang serius, termasuk infeksi hepatitis
- Penggunaan obat
- Perokok
- Akses, kepatuhan, dan tanggapan terhadap pengobatan
- Kondisi kesehatan lainnya
- Usia
Orang-orang di Amerika Serikat dan negara maju lainnya lebih memiliki akses ke terapi antiretroviral. Penggunaan obat-obatan ini secara konsisten membantu mencegah HIV berkembang menjadi AIDS.
Ketika HIV berkembang menjadi AIDS, harapan hidup tanpa pengobatan adalah sekitar tiga tahun . Pada 2017, sekitar 20,9 juta orang yang hidup dengan HIV menggunakan terapi antiretroviral.
(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Hari Aids Sedunia, 5 Fakta tentang HIV/AIDS, Gejala, Penularan, hingga Harapan Hidup Penderita