Istri Korban Penembakan Pekerja di Papua Histeris Sambil Peluk Peti
Istri Korban Penembakan Pekerja di Nduga, Papua Histeris Sambil Peluk Peti
"Kami semua menangis karena kejadian ini semestinya tak terjadi, kami semua menyayangkan dan dalam hati kami sungguh-sungguh masih ingin bersama dengan mereka. Mereka akan menjadi contoh yang baik bagi generasi muda Toraja di tengah-tengah pembangunan jalan Trans Papua," ucap Kalatiku seraya menangis, Sabtu pagi.
Rayakan Natal Bersama
Sementara itu, keluarga korban Dino Kondo, satu dari 7 jenazah pekerja asal Toraja Utara, tak menyangka dengan kepergian korban secara tragis.
Padahal, Dino dikenal baik dan merupakan tulang punggung keluarganya.
Mertua korban, Paulus Talembang, mengatakan, korban bersama anak dan istri berencana akan merayakan Natal dan Tahun baru di Toraja. Namun, nasib berkata lain.
• Harbolnas 12.12 Ada di Depan Mata, Bagi Traveler Jangan Ketinggalan Diskon Tiket hingga Kamar Hotel!
"Saya baru mengetahui kabarnya sejak 3 hari lalu setelah istrinya menelepon saya bahwa suaminya telah tiada. Padahal, 3 minggu yang lalu dia mengabarkan jika akan merayakan Natal dan Tahun Baru di Toraja," ujar dia.
Sejak bekerja di Papua, Dino memang sudah hampir 3 tahun tidak pulang ke Toraja Utara. Tetapi, Dino selalu memberi kabar kepada Paulus.
"Dia itu sosok pekerja yang tangguh dan penyayang pada keluarga, anaknya sudah 4 orang dan anak terakhirnya baru berumur 5 tahun," tutur dia.
Sampai Sabtu kemarin, polisi menyebut terdapat 20 orang yang tewas ditembak KKB.
Mereka adalah 19 pekerja dan satu anggota TNI.
Para pekerja dibunuh KKB saat membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Kabupaten Nduga.
Akibat kejadian tersebut, proyek Trans Papua yang dikerjakan sejak akhir 2016 dan ditargetkan selesai 2019 itu dihentikan untuk sementara waktu.(tribunnews.com/kompas.com)