Tribun Bandar Lampung

Kostum Burung Garuda Emas dari 200 Lembar Daun Bambu Curi Perhatian Penonton Pawai Budaya

Ratusan siswa dari berbagai sekolah menyemarakkan pawai budaya di Bandar Lampung, Minggu, 9 Desember 2018.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Bayu Saputra
Siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo, Pringsewu memakai kostum menyerupai burung garuda dalam pawai budaya memperingati Hari Guru Nasional Ke-73 di Bandar Lampung, Minggu, 9 Desember 2018. Kostum tersebut terbuat dari 200 lembar daun bambu. 

Kostum Burung Garuda dari 200 Lembar Daun Bambu yang Mencuri Perhatian

Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Ratusan siswa dari berbagai sekolah menyemarakkan pawai budaya di Bandar Lampung, Minggu, 9 Desember 2018.

Perhelatan yang digelar DPD Lampung Sai bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung ini diadakan untuk memperingati Hari Guru Nasional Ke-73.

Dengan berbalut pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, para pelajar mengelilingi jalan protokol di pusat kota.

Mulai dari Tugu Adipura, Jalan Ahmad Yani, Jalan RA Kartini, lalu ke Jalan Katamso, Jalan Raden Intan, hingga kembali ke Tugu Adipura.

Pelepasan 1.883 Balon Hingga Pesta Topeng Jadi Penyemarak Pawai Budaya

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah Joey.

Siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo, Pringsewu ini memakai kostum menyerupai burung garuda warna emas yang terbuat dari 200 lembar daun bambu. 

Kostum tersebut dirancang oleh Dwi Ayu, rekannya di SMAN 1 Sukoharjo.

Dwi mengaku ide tersebut berasal dari sang ayah, Masngutrianto.

Ayahnya awalnya tak sengaja menyaksikan tayangan di televisi.

Penggunaan daun bambu pun selaras dengan ciri khas dan julukan Kabupaten Pringsewu, yaitu Seribu Bambu.

Dwi mengungkapkan, pembuatan kostum berbentuk burung garuda dan kupu-kupu dari limbah daun bambu itu memakan waktu sekitar sepekan.

"Saya sampai lembur ngerjainnya. Termasuk, cari daun bambunya yang berkualitas," katanya di sela-sela pawai budaya.

Dwi harus teliti memilih daun-daun bambu. Sebab, jika kualitasnya jelek, maka daun-daun itu akan pecah.

Bandar Lampung Boyong 50 Orang Ikut Pawai Budaya Munas Apeksi Jambi

Sebelum akhirnya menjadi kostum, Dwi menjemur daun-daun bambu tersebut selama tiga hari.

Ia lalu merangkainya menjadi satu bersama rekannya.

"Setelah itu, semprot pakai cat Pylox warna keemasan yang melambangkan warna burung garuda. Hasilnya, jadi kostum yang beratnya tiga kilogram. Total habis Rp 900 ribu untuk sepasang kostum burung garuda dan kostum kupu-kupu," ujar Dwi yang mengenakan kostum kupu-kupu.

Tiara, tim SMAN 1 Sukoharjo, menambahkan, selain daun bambu, rancangan kostum itu juga menggunakan triplek kayu.

Pihaknya sengaja memberi kebebasan kepada anak didik untuk menciptakan kreasi kostum.

"Kami dapati, kok ada yang unik kayak gini: sepasang burung garuda dan kupu-kupu dari daun bambu sebagai bahan dasarnya," kata Tiara. "Konsepnya, burung yang sayapnya merekah, lambang kebebasan tim untuk berkreasi," sambungnya.

Pawai budaya itu sendiri mengambil tema "Merajut Kebersamaan untuk Melestarikan Kebudayaan dan Kebhinekaan". Pihak penyelenggara menyebut peserta pawai mencapai 5.000 pelajar tingkat SMA/SMK.

Selain SMAN 1 Sukoharjo, pawai budaya juga disemarakkan dengan penampilan dari SMK Citra Angkasa School, SMK Negeri 8, SMK Taman Karya, dan SMK Satu Nusa 2.

Para pelajar dari empat sekolah ini mengenakan pakaian adat Papua.

"Ini kan kegiatan dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional. Tentu kami dari dunia pendidikan ikut memeriahkan," kata Amelia, pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah SMK Citra Angkasa School, di sela pawai budaya.

Disbud Tanggamus akan Lombakan Pawai Budaya Kepahlawanan

Mengenai alasan anak-anak didiknya memakai pakaian adat Papua, pihaknya berharap agar masyarakat, terutama Lampung, bisa mengenal lebih jauh kebudayaan Papua. Apalagi, jelas Amelia, Papua bagian dari keluarga besar Indonesia.

"Jangan (tahu soal) konfliknya saja. Papua juga bagian dari bangsa Indonesia yang kaya akan budaya," ujarnya. "Masyarakat harus menghargai, melindungi, dan menjaga kelestarian seni dan budaya supaya tidak punah."

Saat pawai budaya berlangsung, Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung menutup beberapa ruas jalan di pusat kota. Khususnya, jalan-jalan yang menjadi rute pawai.

"Kami tutup karena untuk rute (pawai budaya). Dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, Jalan Katamso, Jalan Raden Intan, Jalan Tulangbawang, dan Jalan Sudirman," ujar Kasatlantas Polresta Bandar Lampung Komisaris Syouzarnanda Mega. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved