6 Kecamatan  di Bandar Lampung yang Rawan Banjir, Ada Telukbetung Timur dan Bumi Waras

6 Kecamatan  di Bandar Lampung yang Rawan Banjir, Ada Telukbetung Timur dan Bumi Waras

Editor: taryono
Tribun Lampung/Perdiansyah
ilustrasi banjir 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak enam titik kecamatan di Bandar Lampung tercatat rawan banjir. Titik-titik rawan banjir tersebut rata-rata berada di bantaran kali atau anak sungai.

"Yang rawan banjir itu, daerah bawah. Seperti Telukbetung Timur, Telukbetung Barat, Panjang, Bumi Waras, Telukbetung Selatan, termasuk Kedamaian," kata Sekretaris BPBD Bandar Lampung M Rizki, Minggu (9/12).

Berdasarkan catatan BPBD, banjir di Bandar Lampung merupakan banjir rob (kiriman).

Rizki menjelaskan, ketika air sungai dari Pesawaran mengalir cukup deras saat hujan lebat, sementara air laut sedang pasang, maka terjadilah banjir rob di Bandar Lampung.

Inilah Daftar 18 Klub Peserta Liga Indonesia Musim 2019, Tidak Ada Nama Sriwijaya FC

"Tapi kalau kondisi aliran sungai lancar dan air laut tidak sedang pasang, maka tidak terjadi banjir," katanya.

Meskipun demikian, Rizki mengakui banjir di Bandar Lampung juga kadang akibat penyumbatan saluran air pada drainase.

Ini seperti yang terjadi di Kecamatan Bumi Waras beberapa waktu lalu.

Sebagai solusi, pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum melakukan pengerukan drainase.

Sejauh ini, petugas baru mengeruk sebagian titik-titik drainase di kecamatan yang rawan banjir.

Peserta  CPNS 2018 Lampung Protes Soal Tes SKB Tak Sesuai Formasi

Pihaknya pun mengimbau masyarakat, termasuk kalangan dunia usaha, untuk bergotong-royong.

"Mari bersama, terutama masyarakat, saling menjaga lingkungan dengan membersihkan parit-parit yang sudah mengalami pendangkalan dan penumpukan sampah di lingkungan sekitar. Tidak mungkin Dinas PU melakukan semuanya sendirian, mengingat keterbatasan alat dan tenaga," ujar Rizki.

Longsor

Selain banjir, bencana lain yang juga rawan pada musim hujan di Bandar Lampung adalah longsor.

BPBD Bandar Lampung telah memetakan beberapa wilayah kecamatan yang rawan longsor.

Seperti Kecamatan Panjang yang termasuk paling rawan longsor dan Kecamatan Bumi Waras.

Bumi Waras Termasuk Kecamatan Rawan Banjir, Warga di Tiga Titik Ini Diimbau Waspada

"Untuk longsor, yang rawan adalah daerah-daerah yang ada tebingnya. Paling dominan di Panjang. Sementara daerah seperti Sukarame dan Tanjung Senang, tidak rawan longsor," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bandar Lampung Abdul Gani, November lalu.

Saat ini, Bandar Lampung dan daerah-daerah lain di Lampung telah memasuki musim hujan.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung Rudi Harianto telah menjelaskan prediksi musim hujan mulai pertengahan November lalu.

Adapun langkah penanganan jika terjadi banjir ataupun longsor, selain pengerukan drainase, adalah penyiagaan petugas BPBD di posko di kecamatan-kecamatan.

Petugas siaga, khususnya apabila intensitas hujan mencapai satu jam secara terus-menerus.

Bukan Sekadar Mitos, Ciri-ciri Pria Punya Gejala Impotensi Bisa Dilihat dari Kakinya

"Anggota, baik di posko induk maupun posko kecamatan-kecamatan. Mereka akan rutin berpatroli, khususnya di daerah-daerah rawan banjir seperti pinggir pantai dan kali. Posko ada di sembilan kecamatan, yaitu di Telukbetung Utara, Panjang, Bumi Waras, Tanjungkarang Timur, Kemiling, Rajabasa, Sukabumi, dan Labuhan Ratu, serta di kantor dinas sosial," ujar Abdul Gani.

Tiga Titik di Bumi Waras

KHUSUS di Kecamatan Bumi Waras, pihak kecamatan setempat mencatat ada tiga titik yang rawan banjir.

Dua titik di antaranya di Gang Kerawang, Kelurahan Garuntang, dan satu titik lainnya di depan Kantor Urusan Agama Bumi Waras.

Sekretaris Kecamatan Bumi Waras Arifin mengungkapkan, wilayahnya termasuk langganan banjir ketika musim hujan. Jika hujan deras dalam hitungan dua jam saja, jelas dia, tiga titik tersebut hampir pasti terendam air.

"Wilayah kami ini termasuk langganan banjir. Hujan sedikit saja, sudah pasti banjir," kata Arifin, Minggu (9/12).

"Di Kelurahan Garuntang, Lingkungan I, Gang Kerawang RT 1 RW 2, dan RT 5. Di RT 1, ada 164 kepala keluarga dan 153 rumah. Sedangkan di RT 5, ada 20 rumah, termasuk KUA dan MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) 1 Garuntang," paparnya.

Bukan Sekadar Mitos, Ciri-ciri Pria Punya Gejala Impotensi Bisa Dilihat dari Kakinya

Arifin menjelaskan, banjir di RT 1 terjadi akibat air kiriman dari Way Kuala di Jalan Yos Sudarso yang bertemu dengan air laut pasang.

Sementara, ungkap dia, siring tidak mampu menampung air.

Sama halnya di RT 5, di mana siring yang posisinya membelah Jalan Yos Sudarso, tersumbat.

"Jadi, ada siring yang mengelilingi dua titik ini. Tapi, siring itu tidak bekerja optimal karena ada penyumbatan. Maka, air meluap ke permukaan," ujar Arifin. "Hujan dua jam saja, pasti banjir. Tingginya rata-rata 50 centimeter. Tapi empat sampai lima jam kemudian, kering lagi," sambungnya.

Sebagai solusi, menurut Arifin, harus ada pengerukan atau penambahan kedalaman siring di Gang Kerawang. "Kami sudah lapor ke instansi terkait, dalam hal ini Dinas PU," imbuhnya.

Pihaknya pun telah mengimbau warga setempat agar bergotong royong membersihkan lingkungan sepekan sekali.

"Dan juga, jangan buang sampah sembarangan, karena itu bisa menyebabkan banjir. Kami tidak henti-hentinya mengingatkan dalam setiap kegiatan, apapun itu," tandas Arifin. (eka)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved