Berita Lampung

Kemenkes Canangkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS, Akademisi Lampung Tekankan Transparansi

Akademisi menyambut positif rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka 500 sentra pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit

Penulis: Hurri Agusto | Editor: soni yuntavia
 istimewa
TANGGAPAN POSITIF - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan. Dia menyambut positif rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka 500 sentra pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based education) untuk memenuhi krisis kekurangan 70.000 dokter spesialis di Indonesia. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Akademisi menyambut positif rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuka 500 sentra pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based education) untuk memenuhi krisis kekurangan 70.000 dokter spesialis di Indonesia.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Lampung (Unila), Dedy Hermawan, menilai program ini adalah terobosan yang positif.

Namun, ia menekankan agar Kemenkes dapat merinci dan menjamin transparansi kurikulum serta mekanisme teknis pendidikannya kepada publik.

Dedy Hermawan memandang, program ini merupakan langkah yang berbasis data untuk mengatasi kebutuhan dokter spesialis yang mendesak, terutama di daerah.

Ia menyebutnya sebagai program akselerasi khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di luar jalur pendidikan formal yang selama ini sudah berjalan.

"Saya melihat wacana ini atau program ini sebagai suatu terobosan selain menempuh pendidikan di lembaga yang formal yang selama ini sudah ada di berbagai kampus, dan itu perlu ada program akselerasi khusus untuk memenuhi kebutuhan dokter-dokter yang ada di daerah-daerah," jelasnya.

Ia juga mengaitkan program ini dengan upaya Presiden menepati janji politik dan kampanye di bidang kesehatan. 

Harapannya, program ini mampu mewujudkan desentralisasi pelayanan kesehatan sehingga fasilitas dan layanan tidak lagi menumpuk di kota, melainkan juga maksimal di daerah-daerah garda terdepan.

"Ini ya wacana yang positif supaya supaya pelayanan kesehatan itu terdesentralisasi dengan baik sehingga tidak menumpuk di kota."

"Pogram ini tentu akan lebih bagus ketika menyentuh daerah-daerah yang menjadi Garda terdepan agar bisa memiliki fasilitas dan layanan layanan kesehatan yang maksimal."

Namun, Dedy Hermawan memberikan sorotan tajam terkait aspek implementasi di lapangan, terutama menyangkut pendidikan yang kini berbasis di rumah sakit. 

Menurutnya, publik berhak mengetahui secara detail bagaimana program ini akan dijalankan.

"Tentu publik harus mengetahui secara detail terkait program ini bahwa tenaga kesehatan ini basisnya di rumah sakit. Tentu ini yang publik harus tahu secara detail seperti kurikulumnya seperti apa dan mekanisme teknisnya seperti apa," Kata dia.

Ia menekankan bahwa penanganan kesehatan manusia memerlukan profesionalisme tinggi dan institusi yang kompeten. Oleh karena itu, semua detail program harus diperjelas secara rinci.

"Program ini menyangkut hajat hidup dan penanganan kesehatan manusia yang perlu ditangani oleh profesional dan perlu ditangani di suatu institusi yang kondusif dan punya kompetensi yang mumpuni, sehingga ini perlu diperjelas secara detail," tutupnya.

( Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto )

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved