Pria di Bandar Lampung Tewas Ditikam Selingkuhan Istri, Pelaku Ternyata Sudah Lama di Kamar
Pria di Bandar Lampung Tewas Ditikam Selingkuhan Istri, Pelaku Ternyata Sudah Lama di Kamar
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Fakta terbaru terungkap dalam kasus kematian Andi Saputra (25).
Warga Bandar Lampung itu ternyata ditikam hingga tewas oleh selingkuhan sang istri.
Hal ini diungkap oleh Polresta Bandar Lampung.
Tak hanya itu, motif sesungguhnya dari pembunuhan sadis itu pun terbongkar.
Berdasarkan keterangan polisi, istri korban bernama Rina dan pelaku penusukan Sarimin alias Meo diduga sudah terlibat perselingkuhan dalam 3 bulan terakhir.
• Penghuni Kos Putri Kerap Berpakaian Mini dan Sering Ada Tamu Malam-malam, hingga Didatangi Polisi
Tersangka pelaku penusukan bernama Sarimin berhasil ditangkap tim gabungan Polsek Sukarame dan Buser Polresta Bandar Lampung.
Aparat Buru Sergap alias Buser Polresta Bandar Lampung berhasil meringkus warga Kelurahan Tanjung Gading, Kecamatan Tanjungkarang Timur, itu pada Kamis (13/12).
Setelah mendapatkan keterangan istri korban, jelas Mulyadi, aparat Buser Polresta Bandar Lampung membekuk Sarimin.
Penangkapan berlangsung di dekat tempat cucian mobil "Andre", Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Kedamaian.
"Kemarin (Rabu) kami amankan Rina. Dan alhamdulillah, siang barusan, sekitar pukul 13.00 WIB, Buser Polresta berhasil mengamankan tersangka eksekutor. Sekarang di polresta untuk penyelidikan lebih dalam," katanya melalui ponsel, Kamis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, beber Kompol Mulyadi, kuat dugaan motif penusukan berujung tewasnya korban adalah perselingkuhan.
• Beda Pesta Seks di Yoyakarta dan Surabaya yang Diungkap Polisi, Suami Istri Jadi Penonton
Sarimin, papar dia, sudah tiga bulan menjalin hubungan dengan istri korban.
"Dugaannya, karena perselingkuhan. Ada jalinan cinta segitiga," ujar Mulyadi.
"Tersangka dan istri korban saling kenal saat satu kerjaan di (pengepul) barang bekas atau rongsokan di daerah Campang Raya," imbuhnya.
Merujuk pengakuan istri korban saat proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Mulyadi menjelaskan, tersangka Sarimin masuk lebih dulu ke dalam rumah.
Sarimin kemudian bersembunyi.
"Kondisi rumah tidak ada yang rusak. Setelah korban tidur, tersangka menusuk korban sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu dini hari," kata Mulyadi.
Adapun barang bukti senjata tajam jenis pisau yang menjadi alat untuk menusuk korban, hingga berita ini turun, masih dalam pencarian.
"Untuk barang bukti lainnya di lokasi, seperti seprai yang berlumuran darah, petugas sudah mengambilnya," ujar Mulyadi.
Selain Sarimin alias Meo, polisi juga menetapkan Rina, istri korban, sebagai tersangka karena mengetahui rencana penusukan tersebut.
• Mulut Mahasiswi Mengeluarkan Busa, Ditemukan Tewas Setelah Terima Tamu di Ruang Karaoke
Teriakan Istri
Aksi penusukan terhadap Andi Saputra (25) terjadi di dalam rumahnya, Rabu dini hari.
Tetangga mengetahui terjadinya penusukan setelah mendengar suara teriakan meminta tolong. Suara itu berasal dari istri Andi.
"Rumahnya kan di belakang. Istrinya lari ke rumah orangtua (korban) sambil teriak minta tolong," kata Cipto (55), warga sekitar, Rabu pagi lalu.
Sejumlah tetangga kemudian datang ke rumah korban. Saat itulah diketahui Andi ditusuk.
Cipto mengungkapkan, ketika diperiksa, keadaan pintu belakang rumah korban sudah terbuka.
"Nggak tahu (pelaku masuk dan keluar) lewat mana. Tapi, posisi pintu belakang rumah, terbuka," tutur Cipto. "Barang di dalam rumah nggak ada yang hilang," imbuhnya.
Andi diketahui mengalami luka di beberapa bagian tubuh, seperti perut, paha kanan, dan bawah leher.
Tetangga sempat membopong korban dari dalam rumah menuju teras rumah tetangga untuk menunggu ambulans tiba. Namun, korban meninggal dunia saat di rumah sakit.
• 5 Kuburan Dibongkar dan Jasad Dipindahkan, Diduga Akibat Beda Pilihan di Pemilihan Kepala Desa
Lebih dekat dengan Tribunlampung, subscribe channel video YouTube di bawah ini:
Penjelasan Psikolog
Barthoven Vivit Nurdin, sosiolog dari FISIP Unila mengatakan, tidak ada budaya, termasuk budaya timur, yang mengajarkan untuk selingkuh.
Karenanya, untuk menghindari perselingkuhan, suami istri harus saling memberikan kebutuhan.
Terjadinya perselingkuhan bisa jadi karena tak terpenuhinya kebutuhan dari pasangan, kemudian salah satunya merasa nyaman dengan sosok lain.
Dahulu, anak-anak (termasuk yang sudah menikah) bisa terpantau oleh orangtua karena berkumpul dalam satu rumah. Jadi, ada rasa malu jika melakukan penyimpangan.
Namun sekarang sudah tidak seperti itu. Banyak orang lebih nyaman hidup sendiri ketimbang bersama orangtua.
Walaupun begitu, keluarga besar seharusnya bisa tetap berperan. Saudara, misalnya, seharusnya mengingatkan jika terjadi penyimpangan.
Selain itu, untuk menghindari perselingkuhan, pasangan suami istri seharusnya saling membentengi diri dengan keimanan dan ketakwaan.(byu/nif)