Tsunami Pesisir Lampung
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - 14 Jenazah Korban Tsunami Ditemukan di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan
Sebanyak 14 korban tewas dalam tsunami Lampung ditemukan di Desa Way Muli Induk, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu, 23 Desember 2018.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Sedangkan untuk korban luka-luka akibat peristiwa tersebut dilaporkan lebih dari 100 orang.
Sedangkan untuk daerah yang terkenda dampak, kata dia, hampir di sepanjang pesisir pantai di wilayah Kecamatan Kalianda.
“Kalau daerah yang terkenda dampak sepanjang pesisir pantai, mulai dari Maja, Karet, Ketang, dan Merak Belantung,” ujar Erdi.
Menurut dirinya, korban meninggal atau pun luka-luka mungkin saja masih bisa bertambah.
Mengingat proses pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim Basarnas dan tim gabungan.
Seperti diketahui, gelombang tinggi menghantam kawasan pesisir Lampung Selatan pada Sabtu malam sekitar pukul 21.15 WIB.
Akibat hantaman gelombang tinggi ini, sebagian wilayah kawasan pesisir pun porak-poranda.
Sebelumnya BPBD Lampung Selatan menjelaskan, terdata 7 orang korban meninggal akibat tsunami yang menerjang kawasan pesisir Lampung Selatan pada Sabtu malam.
“Sampai dengan pukul 05.00 WIB dari laporan yang masuk ada 7 korban meninggal dunia,” kata Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Lampung Selatan Afendi.
Sedangkan untuk korban luka-luka tercatat sampai pagi ini ada 95 orang.
Korban meninggal di antaranya ada yang terbawa arus gelombang dan yang terkena reruntuhan bangunan yang roboh terhantam gelombang.
“Jumlah korban ini masih mungkin bertambah. Karena kita masih melakukan pencarian korban bersama dengan tim gabungan,” terang Afendi.
Menurut Afendi, untuk daerah yang terkena dampak paling parah ada di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa, seperti di Kunjir.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - BMKG Sebelumnya Sudah Beri Peringatan Gelombang Tinggi
Untuk di Kalianda ada di kawasan PPI Bom dan di Sidomulyo di daerah Suak.
“Hari ini selain masih melakukan pencaharian korban, kita juga menyiapkan untuk penanggulangan bencana. Menyiapkan untuk kebutuhan dasar masyarakat yang terkena bencana,” kata Afendi.