Tsunami Pesisir Lampung
Warga Gudang Lelang yang Mengungsi Enggan Pulang Sebelum Air Laut Normal
Warga Gudang Lelang yang Mengungsi Enggan Pulang Sebelum Air Laut Normal
Penulis: Romi Rinando | Editor: taryono
Laporan Wartawan Tribun Lampung : Romi Rinando
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Sekitar 500 warga Gudang Lelalang, Kecamatan Bumi Waras, masih bertahan di kantor Pemerintah Provinsi Lampung.
Warga masih enggan pulang ke rumah, karena khawatir akan adanya bencana tsunami susulan.
Berdasarkan pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu 23 Desember 2018, para pengungsi memenuhi sejumlah ruangan di Kantor Pemrov Lampung, d iantaranya di ruang Abung, halaman kantor DPRD sampai di halaman parkir kompleks perkantoran pemrov.
• BREAKING NEWS - Tsunami Pesisir Lampung, Dermaga Canti Tersapu Gelombang
Sejumlah warga mengaku masih khawatir dan takut ancaman bencana air pasang.
”Kami masih takut, kalau terjadi apa-apa, karena kata suami air laut masih mau naik,” kata Sutinah, warga Gudang Lelang Ujung Bom RT 18 Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras.
Wiki Yulianti, warga Ujung Bom lainnya mengatakan, mereka bukan tidak mau pulang ke rumah, sebelum ada kepastian gelombang air laut sudah normal.
• Lagi Family Gathering, 256 Pegawai dan Keluarga PLN Jadi Korban Tsunami Banten, 7 Meninggal Dunia
“Nanti kalau air laut sudah normal, baru kami pulang, karena takut kalau ada apa-apa, karena tadi malam ngeri bener, denger ombak nabrak rumah-rumah kami,” ujar Wiki.
Kronologi
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memaparkan kronologi terjadinya peristiwa tsunami di wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda, termasuk tsunami yang menerjang pesisir Lampung.
Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (23/12/2018) dini hari.
• Tsunami Menerjang Saat Seventeen Nyanyi Lagu Kedua, Panggung Ambruk dan Ifan Terlempar ke Laut
• Bani Band Seventeen Jadi Korban Tsunami, Begini Unggahan Terakhirnya, Hidup Ini Cuma Sementara
• Update - Dampak Tsunami Selat Sunda: 43 Meninggal Dunia, 584 Orang Luka, dan 2 Orang Hilang
21 Desember, BMKG deteksi erupsi anak gunung Krakatau
Dwikorita memaparkan pada Jumat (21/12/2018) sekitar pukul 13.51 WIB, BMKG telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dengan status level Waspada.
"Kemarin pukul 13.51 WIB pada tanggal 21 Desember Badan Geologi telah mengumumkan erupsi gunung anak Krakatau dan levelnya pada level Waspada," kata Dwikorita.
• Komedian Ade Dora Selamat dari Tsunami, Lihat Ibu Hamil dan Anak Kecil Jadi Korban
22 Desember, BMKG umumkan peringatan dini potensi gelombang tinggi
Pada Sabtu (22/12/2018), kata Dwikorita, BMKG mengeluarkan peringatan dini sekitar pukul 07.00 WIB akan potensi gelombang tinggi di sekitar perairan Selat Sunda.
"Diperkirakan (gelombang tinggi terjadi) kemarin tanggal 21 hingga nanti 25 Desember 2012. Ini peristiiwa beda tapi terjadi pada lokasi yang sama. Yang pertama erupsi Gunung Krakatau dan potensi gelombang tinggi," katanya.
Menurut dia, sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, tim BMKG ada yang sedang berada di perairan Selat Sunda melakukan uji coba instrumen.
"Di situ memang terverifikasi bahwa terjadi hujan lebat dengan gelombang dan angin kencang, karena itu tim kami segera kembali ke darat," ujarnya.
• Ifan Seventeen Menangis Ungkap Istrinya Belum Ditemukan Pasca Tsunami Terjang Banten
22 Desember, BMKG deteksi gunung Krakatau alami erupsi lagi
Sekitar pukul 21.03 WIB, BMKG mencatat erupsi gunung anak Krakatau. Di satu sisi sejumlah tide gauge (alat pendeteksi tsunami) BMKG menunjukkan ada potensi kenaikan permukaan air di pantai sekitar Selat Sunda.
"Dan kami analisis, kami memerlukan waktu analisis apakah kenaikan air itu air pasang akibat fenomena atmosfer yang tadi ada gelombang tinggi? Jadi memang ada fase seperti itu. Namun ternyata setelah kami analisis lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," kata dia.
Adapun rinciannya, berdasarkan hasil pengamatan tidegauge Serang di Pantai Jambu, Desa Bulakan, Cinangka, Serang, tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian gelombang 0,9 meter.
"Kemudian tidegauge Banten di pelabuhan Ciwandan, tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter," kata Dwikorita.
Selanjutnya, lewat tidegauge Kota Agung di Desa Kota Agung, Kota Agung, Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter.
• Terungkap Modus dan Tarif Gigolo yang Bunuh Siska Icun Sulastri di Apartemen Kebagusan City
Yang terakhir tidegauge Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.
Menurut dia, berdasarkan ciri gelombangnya, tsunami yang terjadi kali ini mirip dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah lalu.
"Periodenya (periode gelombang) pendek-pendek," katanya.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Juga diiimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda, hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi," ujarnya.