VIDEO - Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau Sudah Sampai Banten
Hujan debu vulkanik Gunung Anak Krakatau sudah melanda sekitar wilayah Banten.
Penulis: Okta Kusuma Jatha | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Yang pertama hari Senin tanggal 24 itu kena abu vulkanik, ada kaca yang tertempel abu vulkanik kaya gelas pecah, kaya pecahan gelas. Itu bisa membahayakan mesin pesawat sehingga harus balik dan saat itu awan tebal," kata Dwikorita.
Meski ada hujan abu vulkanik, operasional bandara dan penerbangan sejumlah maskapai di Bandara Soekarno-Hatta, Banten masih berjalan normal hingga Rabu, 26 Desember 2018 malam.
"Ya (normal). Hingga saat ini belum ada operasional penerbangan yang dilaporkan petugas Airnav kepada kami akan adanya gangguan," kata Humas PT Angkasa Pura II cabang Bandara Soetta, Denny Irawan.
Denny melanjutkan, pihaknya belum menerima laporan dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) terkait adanya gangguan penerbangan di wilayah tersebut.
"Hingga saat ini belum ada laporan gangguan pada traffic flight. Kami terus pantau dan update informasi lainnya," pungkasnya.
• Level Siaga, Suara Menggelegar dan Kilatan Gunung Anak Krakatau Terjadi Sepanjang Hari
Level Siaga
Badan Geologi, Pusat Vulcanologi, Migitasi Bencana Geologi Kementerian ESDM menaikkan level status Gunung Anak Krakatau (GAK) ke level III Siaga sejak pukul 06.00 WIB, Kamis, 27 Desember 2018.
Dengan peningkatan status Siaga Gunung Anak Krakatau, berarti tidak boleh ada nelayan, pengunjung, dan aktivitas lainnya dalam radius 5-6 kilometer dari Gunung Anak Krakatau.
"Benar pagi ini status GAK naik menjadi siaga. Pengunjung, nelayan, dan masyarakat lainnya tidak boleh mendekat dalam jarak 5-6 kilometer," kata Andi Suardi, kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Andi mengatakan, pada pengamatan Rabu, 26 Desember 2018, secara visual GAK tidak bisa teramati dengan jelas karena tertutup kabut.
Tapi dari data Magma VAR, kata dia, teramati gempa tremor terus menerus dengan amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).
Pada kawah gunung teramati adanya debu vulkanik dengan intensistas tebal berwarna hitam dengan ketinggian 200-500 meter. Terdengar pula suara dentuman pada pos PGA.
"GAK juga teramati mengeluarkan awan panas ke arah selatan yang sudah mencapai lautan," terang Andi.
Peningkatan status Gunung Anak Krakatau ke level Siaga bukanlah yang pertama terjadi.
Sebelumnya sejak pos pantau GAK di Desa Hargo Pancuran berdiri, GAK pernah dua kali mengalami peningkatan status dari Waspada menjadi Siaga.