Tsunami Pesisir Lampung
Bawa 21 Ton Beras Premium, Gubernur Sumatera Selatan Jenguk Korban Tsunami Lampung Selatan
Herman Deru juga membawa bantuan berupa 21 ton beras kualitas premium untuk korban tsunami yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Bawa 21 Ton Beras Premium, Gubernur Sumatera Selatan Jenguk Korban Tsunami Lampung Selatan
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, RAJABASA - Tsunami yang melanda wilayah pesisir Lampung Selatan rupanya mengundang simpati Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.
Sebagai bentuk kepedulian, Herman Deru menyambangi warga asal Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang mengungsi di lapangan tenis indoor, Kalianda, Minggu, 30 Desember 2018.
Dalam kunjungannya, Herman Deru juga membawa bantuan berupa 21 ton beras kualitas premium untuk korban tsunami yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 lalu.
• Sepekan Tsunami Berlalu, Kegiatan Ekonomi Masyarakat Mulai Menggeliat
Bantuan tersebut diterima langsung oleh Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto.
“Mudah-mudahan bantuan yang kita berikan ini bisa membantu saudara kita yang sedang terkena musibah di Kabupaten Lampung Selatan,” kata Herman Deru.
Herman Deru juga meninjau dapur umum di SMA Negeri 1 Kalianda yang didirikan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Herman Deru mengatakan, Pemprov Sumatera Selatan siap membantu Kabupaten Lampung Selatan dalam penanganan pengungsi maupun korban luka-luka yang saat ini masih dirawat.
“Kita juga telah mengirim tim Tagana beserta peralatan komplet untuk misi kemanusiaan, membantu saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Ini waktunya tidak terbatas. Selama masih diperlukan, sampai semua pulih kembali,” beber Herman Deru.
Selain beras, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga menyumbang 60 karung berisi pakaian layak pakai, 120 dus mi instan, selimut, dan uang tunai Rp 200 juta. Total nilai bantuan mencapai Rp 1 miliar.
Mulai Menggeliat
Sepekan pascatsunami, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah pesisir Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan mulai menggeliat.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu, 30 Desember 2018, beberapa warga Desa Canti, Desa Banding, dan Desa Rajabasa, yang memiliki warung kelontongan sudah kembali membuka usahanya.
Namun, tidak demikian halnya dengan warga di Desa Way Muli, Desa Kunjir, dan Desa Sukaraja.
• Rekonstruksi Wilayah Terdampak Tsunami Difokuskan di 4 Desa
Aktivitas warga di sana belum seperti biasanya.
Pasalnya, warga dari ketiga desa itu terkena dampak tsunami paling parah.
Alhasil, mereka masih berada di tempat-tempat pengungsian.
“Warga masih mengungsi. Mereka masih belum berani pulang. Untuk yang rumahnya tidak rusak, mereka pulang hanya untuk membersihkan rumah. Sore masih kembali ke tempat pengungsian,” terang Siti, warga setempat.
Upaya Rekonstruksi
Pascamusibah tsunami, upaya rekonstruksi dan rehabilitasi terus dikebut.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu, 30 Desember 2018, sejumlah pekerja, petugas Dinas PUPR, dan dibantu aparat TNI, mulai membersihkan puing-puing bangunan di empat desa yang berada di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, yang luluh lantak diterjang tsunami.
Keempatnya adalah Desa Way Muli Timur, Desa Way Muli Induk, Desa Kunjir, dan Desa Sukaraja.
Beberapa alat berat dikerahkan untuk membersihkan puing-puing dan sampah.
Akses jalan yang sempat tertutup sampah pun telah dibersihkan sejak beberapa waktu lalu.
Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan sebelumnya bersama Kementerian PUPR dan Pemprov Lampung sempat mewacanakan untuk merelokasi warga yang rumahnya berada di pinggir pantai, khususnya Desa Way Muli Timur, Way Muli Induk, dan Kunjir, yang menjadi daerah paling parah terdampak tsunami.
Sejauh ini, bantuan untuk korban tsunami di daerah pesisir Lampung Selatan terus mengalir dari berbagai pihak. (*)