Tak Ada yang Melapor, 8 Jenazah Korban Tsunami yang Belum Teridentifikasi Diduga Satu Keluarga

Tak Ada yang Melapor, 8 Jenazah Korban Tsunami yang Belum Teridentifikasi Diduga Satu Keluarga

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Tim SAR Gabungan mengevakusi jenazah Deva warga Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, yang tersapu tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam. 

Lebih lanjut Purbo menjelaskan, letusan surtseyan yang terjadi di perbatasan antara lereng dan permukaan laut membuat magma menyentuh air laut dan membuat magma kemudian meledak.

"Magma ini yang kemudian berubah, terlempar menjadi abu," jelas Purbo.

Selain itu, Purbo juga menjelaskan, pasca-letusan, volume Anak Krakatau yang diperkirakan hilang 150 hingga 180 juta meter kubik, dengan volume yang tersisa diperkirakan antara 40 juta hingga 70 juta meter kubik.

Berkurangnya volume tubuh gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 27 hingga 28 Desember 2018.

Saat ini letusan gunung Anak Krakatau bersifat impulsif, sesaat sesudah meletus tidak tampak lagi asap yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau.

 Viral Polisi Peluk Bocah Penggemar Real Madrid Korban Tsunami Lampung yang Kehilangan Keluarga

Adapun terdapat dua tipe letusan, yaitu letusan strombolian dan surtseyan.

Pasang Pendeteksi Tsunami

Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengaku pihaknya berencana memasang tiga buoy alat pendeteksi tsunami di Selat Sunda, kompleks Gunung Anak Krakatau.

Dia berharap ketiga buoy yang ditargetkan dipasang di kawasan itu bisa menjadi langkah konkret dalam mengantisipasi potensi tsunami yang bisa dimunculkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Buoy yang akan diletakkan di perairan Gunung Anak Krakatau tersebut diharap dapat menjadi langkah tegas untuk antisipasi dan mitigasi bencana letusan susulan Gunung Anak Krakatau yang berpotensi kembali menimbulkan tsunami di Selat Sunda," ujar Hammam Riza, di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, Jumat (28/12/2018).

Perbaikan sistem bouy untuk tiga titik di Gunung Anak Krakatau, kata Hammam, bisa memberikan peringatan yang lebih akurat terkait potensi bencana tsunami yang ditimbulkan pada area tersebut.

"Adanya tiga buah buoy di satu kompleks Gunung Anak Krakatau tersebut akan dapat memberi peringatan yang lebih akurat," jelas Hammam Riza.

Menurutnya, dengan adanya buoy, masyarakat setempat bisa memiliki waktu yang cukup untuk menuju lokasi yang aman saat peringatan berlangsung.

"Sehingga tersedia waktu evakuasi yang cukup bagi penduduk setempat menuju ke shelter terdekat, dengan (buoy) ini pun diharap dapat meminimalkan dampak dari datangnya potensi tsunami," katanya.

Hammam Riza menambahkan, saat ini pihaknya telah memiliki kabel pemasangan buoy.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved