Tak Ada yang Melapor, 8 Jenazah Korban Tsunami yang Belum Teridentifikasi Diduga Satu Keluarga

Tak Ada yang Melapor, 8 Jenazah Korban Tsunami yang Belum Teridentifikasi Diduga Satu Keluarga

TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Tim SAR Gabungan mengevakusi jenazah Deva warga Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, yang tersapu tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam. 

Namun ada biaya sekitar Rp 5 miliar untuk menyebarkan buoy menggunakan kapal Baruna Jaya serta didukung peralatan serta link satelit.

Nilai tersebut dimaksudkan untuk pemasangan perangkat Kabel Bawah Laut atau CBT yang ditambahkan sensor tsunami, sehingga mendukung performa buoy.

"Sudah ada kabelnya di BPPT, tinggal pasang dan perlu biaya sekitar 5 M untuk deploy menggunakan

Baruna Jaya dan peralatan elektronik serta link satelit," papar Hammam Riza.
Terkait kelebihan buoy jika dibandingkan dengan alat deteksi tsunami lainnya, perangkat satu ini bekerja dengan mengirimkan data lebih akurat.

Buoy dapat secara cepat mengirimkan sinyal ke pusat jika ada gelombang yang naik.

"Kelebihan buoy ya data lebih akurat dan presisi, karena tiap ada gelombang naik, dia (buoy) kirim sinyal ke pusat data secara realtime," tegas Hammam Riza.

Sementara itu, untuk pemasangan dan pemeliharaan 3 buoy selama satu tahun, yang rencananya ditargetkan pada sejumlah titik di kompleks Gunung Anak Krakatau, BPPT membutuhkan dana sebesar sekitar Rp 15 miliar.

Dana tersebut bisa diperoleh jika Presiden RI melalui Kementerian Keuangan dan Bappenas menganggarkan untuk proses revitalisasi buoy.

Pertimbangan BPPT tersebut berdasar pada rentetan bencana tsunami yang melanda beberapa wilayah di Indonesia sejak setahun terakhir.

Sebelumnya, Hammam Riza juga mengakui bahwa BPPT pernah bekerjasama dengan banyak lembaga lainnya dalam membangun buoy.

Penyebaran teknologi tersebut dilakukan pada sejumlah titik di Samudera Hindia.

"Saat itu memang BPPT dilibatkan bersama instansi pemerintah lainnya, dalam melakukan deployment buoy ke samudera Indonesia untuk dipasang di beberapa titik," kata Hammam Riza, di Kantor BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2018).

Namun, kabel bawah laut sebagai penunjang buoy hilang karena pencurian yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.

"Tapi ya saat ini buoy di Indonesia sudah tidak ada, karena perilaku vandalisme yang dilakukan oknum," tegas Hammam Riza. (Ded/Kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved