Heboh Awan Berbentuk Gelombang Tsunami, AirNav Indonesia Ungkap Potensi Bahaya

Heboh Awan Berbentuk Gelombang Tsunami, AirNav Indonesia Ungkap Potensi Bahaya

Editor: taryono
(Dok. Istimewa)
Heboh Awan Berbentuk Gelombang Tsunami, AirNav Indonesia Ungkap Potensi Bahaya 

Sehingga, jika terlihat awan kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikannya dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.

“Tidak ada pilot yang berani menembus awan kumulonimbus. Jadi kita memiliki radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG."

"Sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot."

"Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalulintas penerbangan,” terangnya.

Persib Bandung vs Persiwa Wamena di Piala Indonesia, Berpeluang Banjir Gol

Novy menambahkan, awan kumulonimbus berada di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki.

Sehingga untuk penerbangan 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.

“Jadi lalulintas penerbangan aman, jika ada cuaca buruk yang mengancam,” tambahnya.

BMKG Makassar: Awas Angin Kencang

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG IV Makassar mengimbau, agar masyarakat waspada angin kencang.

Prakirawan BMKG IV Makassar Siswanto mengaku, kewaspadaan angin kencang ini mulai dari 31 Desember 2018 hingga nanti sampai tanggal 6 Januari 2019 ini.

"Saat ini memang terlihat normal, namun sewaktu-waktu potensi angin kencang itu berpeluang terjadi," ungkap Siswanto kepada tribun timur, Rabu (2/1/2019).

Seperti diketahui, berdasarkan analisis kondisi atmosfer terkini, dari tanggal 31 Desember 2018, teridentifikasi adanya peningkatan tekanan di dataran Asia.

Selain itu terpantau juga adanya bibit siklon di sebelah utara Indonesia, yakni 97 W tepatnya di Laut China Selatan.

BMKG juga mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis 95 P di Teluk Carpentaria Australia, sebelah selatan Papua dan 96 S di samudera Hindia, selatan Jawa.

BMKG menyebutkan, dari ketiga bibit siklon yang ada diprakirakan berpotensi angin kencang disejumlah wilayah di Indonesia, termaksud Sulwesi Selatan.

"Hampir semua wilayah di Indonesiai, termaksud juga Sulawesi Selatan. Tapi untuk saat ini masih normal. Saat ini normal 1013 hpa," jelas Siswanto.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved