Kepala Pos Pantau GAK Andi Suardi: Gunung Anak Krakatau Sedang Membangun Tubuhnya
Kepala Pos Pantau GAK Andi Suardi: Gunung Anak Krakatau Kini Sedang Membangun Tubuhnya
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - GELOMBANG tsunami yang melanda kawasan pesisir Lampung Selatan dan Banten pada 22 Desember 2018 malam, dipicu longsoran Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda.
Untuk mengetahui kondisi terkini GAK, Tribun secara khusus mewawancarai Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Andi Suardi pada Minggu (6/1) kemarin.
Inilah petikan wawancara Tribun dengan Kang Andi, panggilan sehari-hari Andi Suardi.
• Perbedaan Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Saat Jenguk Ustadz Arifin Ilham
Tribun: Kang Andi, sudah berapa lama bertugas di Pos Pantau GAK Desa Hargopancuran?
Kang Andi: Sejak tahun 1995, jadi kira-kira 23 tahun.
Tribun: Bagaimana kondisi GAK saat ini?
Kang Andi: Sampai sekarang masih terpantau aktif.
Tetapi aktivitasnya tidak seperti sebelumnya, di mana jumlah letusan bisa mencapai 400 sehari.
Sekarang letusannya di bawah 100 kali sehari.
Dan, sudah tidak lagi terdengar suara dentuman seperti sebelumnya.
Tribun: Sebelum peristiwa pada 22 Desember lalu, apakah GAK menunjukkan tanda-tanda akan mengalami erupsi besar?
• Siswi SMK Bogor Tewas Ditikam, Ciri-ciri Pelaku Penusukan Terekam CCTV
Kang Andi: Tandanya hanya terbaca pada alat sesmograf.
Terekam adanya gempa microtremor (tremor menerus).
Aktivitas kegempaan lainnya tidak terbaca, tertutup rekaman gempa tremor menerus beberapa hari sebelum kejadian, dan itu tidak berubah.
Tribun: Jadi tanda-tanda yang terlihat jelas adanya gempa microtremor (tremor menerus)?
Kang Andi: Iya gempa tremor menerus. Kalau visualnya teramati lontaran lava pijar yang lebih menyebar.
Tribun: Apakah sebelumnya GAK pernah mengalami erupsi besar hingga menyebabkan tsunami?
Kang Andi: Ini baru yang pertama terjadi.
Tribun: Setelah peristiwa 22 Desember itu, apa mungkin GAK akan kembali erupsi besar?
• Siswi SMK Bogor Tewas Ditikam, Ciri-ciri Pelaku Penusukan Terekam CCTV
Kang Andi: Masih mungkin terjadi erupsi.
Karena GAK saat ini masih tahap membangun.
Sejak 1883 (Gunung Krakatau) serta pertama kemunculannya (GAK) pada tahun 1927, periode jeda GAK 1-8 tahun.
Belum pernah lebih.
Tetapi, kalau untuk longsoran seperti kemarin (picu tsunami) sepertinya tidak, karena ketinggian badannya sudah berkurang.
Tribun: Berapa jarak Pos Pantau ini dari GAK?
• Seusai Tusuk Istri Secara Membabi Buta, Pelaku Tulis Surat dan Mengaku Sangat Puas
Kang Andi: Jaraknya sekitar 40 kilometer dengan ketinggian 140 meter dari pantai.
Tribun: Sewaktu longsoran GAK memicu gelombang tsunami, Kang Andi sedang tugas atau off?
Kang Andi: Saya Sabtu sore lepas piket.
Yang piket waktu itu Pak Warno (Suwarno, petugas pos pantau lainnya). Tapi pada Minggu pagi saya ada di pos pantau.
Dan Senin (24/12), saya diminta kantor pusat ke Pos Pantau Pasauran, Banten.
Tribun: Apa yang harus dilakukan masyarakat dengan kondisi GAK saat ini?
• Link Live Streaming Mata Najwa Malam Ini, Tema Jelang Ronde Pertama, Kubu Jokowi vs Prabowo
Kang Andi: Meski saat ini kondisi GAK sudah mulai menurun, statusnya masih level III Siaga.
Warga sebaiknya menjaga jarak radius 5 kilometer. Itu harus dipatuhi.
Tribun: Apa harapan Kang Andi sendiri terhadap kondisi GAK?
• Rocky Gerung Pegang Kepala Saat Anggota KPU Berbicara di ILC TV One
Kang Andi: Ya, semoga aktivitas GAK terus turun dan semakin aman.
Sehingga masyarakat pesisir dan Pulau Sebesi bisa beraktivitas kembali.
Mudah-mudahan GAK istirahat dulu.
Tapi, GAK ini sedang membangun tubuhnya, biasanya jarang istirahat.(ded)
67 kali gempa letusan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunung (PVMBG) merilis data terbaru mengenai gunung di Indonesia pada Rabu (9/1/2019) hari ini.
Hal itu seperti mengutip dari akun twitter resmi milik PVMBG yakni @vulkanologi_mbg.
Berdasarkan link websitenya tersebut berikut hasilnya:
1. Gunung Anak Krakatau

Setelah sebelumnya tercatat alami 67 kali gempa letusan kini aktivitas terbarunya yang di laporkan PVMBG Gunung Anak krakatau alami penurunan aktivitas menjadi 61 kali erupsi/ gempa letusan.
"Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut,"
"Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 1000 meter dari atas puncak berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Angin bertiup lemah ke arah timur." tulis melalui website resminya pada Rabu (9/1/2019).
Selain alami 61 gempa letusan / erupsi, jika menurut laporan PVMBG Gunung Anak Krakatau juga alami 11 kali gempa hembusan, 1 kali gempa tektonik jauh dan Tremor menerus dengan amplitudo 0.5 - 8, dominan 4 mm.
Meski alami penurunan PVMBG juga tetap merekomendasikan wilayah aman dalam radius 5 km dari kawah.
"Rekomendasi untuk masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah," tegas tulisan dari PVMBG
2.Gunung Merapi

PVMBG juga melaporkan terkait aktivitas gunung lainnya yakni Gunung Merapi di Jateng-DIY.
Dalam laporan yang ditulis PVMBG tersebut jika gunung Merapi mengalami erupsi tidak menerus.
Selain hal tersebut Angin juga bertiup lemah ke arah timurlaut dan barat.
Terkait visualisasi Gunung Merapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.
"Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama dengan tinggi 50 meter di atas puncak, berwarna putih dengan intensitas tebal . Angin bertiup lemah ke arah timulaut dan barat," tulis PVMBG dalam website resminya pada Rabu (9/1/2019) hari ini.
Berikut hasil dari rekaman seismograf hari ini yang menyatakan jika Gunung Merapi mengalami 34 kali gempa Guguran dan 4 Kali gempa Low Frequency.
Selain hal tersebut gunung Merapi juga alami 5 kali gempa Hembusan dan 3 kali gempa Tektonik Jauh.
Rekomendasi dari PVMBG yakni:
Kegiatan pendakian G. Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Radius 3 km dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
Masyarakat yang tinggal di KRB III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas G. Merapi.
3.Gunung Sinabung level IV Awas di Sumatera Utara

PVMBG melaporkan jika dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut.
"Asap kawah teramati dengan ketinggian 300 meter dari atas puncak, berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan baratlaut." tulis dari website resmi PVMBG pada rabu (9/1/2019).
jika melihat dari laporan Seismograf tercatat Gunung Sinabung alami 4 kali gempa Hembusan dan 1 kali gempa Tektonik Lokal.
Rekomendasi dari PVMBG yakni:
Masyarakat/pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km untuk sektor Utara -Barat, 4 km untuk sektor Selatan - Barat, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan - Tenggara, didalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara - Timur serta didalam jarak 4 km untuk sektor Utara -Timur.
Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat.
Selain ketiga Gunung tersebut PVMBG juga melaporkan hasil aktivitas terbaru gunung api Indonesia.
Dalam linknya tersebut pun masih ada 3 gunung Api Indonesia yang juga berstatus siaga (level III) selain Gunung Anak Krakatau.
Anda dapat secara langsung mengakses hasil lengkap aktivitas terbaru Gunung Api Indonesia melalui linknya berikut ini:
LINK PVMBG
(tribunnews.com/ Umar Agus W)