TRIBUNWIKI KESEHATAN
Penanganan dan Gejala Disleksia pada Anak, Tanda-tandanya Berbeda Tergantung Jenis
Penyakit disleksia merupakan satu di antara penyakit mental pada anak-anak. Bagaimana gejala disleksia?
Penulis: Ridwan Hardiansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
Masalah untuk Disleksia ini adalah bahwa metode pengajaran umum di banyak sekolah di seluruh dunia, diselenggarakan terutama untuk siswa otak kiri.
2. Disleksia Sekunder
Disleksia perkembangan atau disleksia sekunder disebabkan masalah dengan perkembangan otak pada janin, yang menyebabkan gangguan kemampuan neurologis dalam pengenalan kata dan ejaan.
Kesulitan dan keparahan kondisi ini umumnya meningkat seiring bertambahnya usia.
Anak mungkin mengalami gejala disleksia selama masa kanak-kanak tetapi dapat berkinerja baik di perguruan tinggi jika mereka menerima instruksi yang tepat.
Anak-anak ini umumnya menanggapi phonics dengan baik.
3. Trauma Disleksia
Trauma Disleksia disebabkan penyakit serius atau cedera otak.
Gejala disleksia dapat berkembang karena kerusakan pada pendengaran akibat infeksi flu, pilek, atau telinga pada anak-anak kecil.
Anak tidak dapat mendengar suara dengan kata-kata atau "fonem".
Sehingga, mereka memiliki waktu yang sulit dengan mengeluarkan kata-kata, mengeja, dan belajar membaca.
Anak-anak yang lebih tua atau orang dewasa mengembangkan "Trauma Disleksia" dari penyakit otak atau penyakit yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memahami bahasa.
Orang-orang ini biasanya dapat membaca, mengeja, dan menulis sebelum terjadinya trauma.
Ada berbagai jenis bacaan remedial dan program ejaan yang ditujukan untuk berbagai jenis masalah pembelajaran ini.
Untuk itu, jika anak diketahui memiliki gejala seperti yang disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar lebih cepat ditangani.
Penanganan Disleksia
Sama seperti autisme, disleksia tidak bisa disembuhkan.
Tetapi, orangtua bisa melakukan terapi atau metode untuk melatih anak bisa berlaku normal di masyarakat.
Berikut, cara meningkatkan kemampuan belajar sang anak dengan penyakit disleksia, sebagaimana dilansir TribunJabar.id.
1. Menerapkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kondisinya
Pembelajaran akan lebih melibatkan kemampuan anak untuk mendengar, melihat, dan merasakan untuk meningkatkan kemampuan membaca.
Ini bisa dilakukan jika anak mengikuti home schooling.
Sementara jika anak mengikuti sekolah umum dan merasa tertinggal banyak pelajaran, orangtua bisa mendaftarkan anak ke tempat les khusus untuk membantunya membaca.
Hal yang terpenting, sesuaikan jadwal les dengan perkembangan belajar anak, setidaknya satu atau dua kali pertemuan setiap minggu.
Jangan membuat jadwal belajar anak semakin padat.
Hal itu justru akan membuat anak jadi malas dan enggan atau bahkan sakit.
Jangan lupa untuk selalu memantau perkembangan belajar anak di sekolah, menemani, dan membantu anak untuk menyelesaikan pekerjaan sekolahnya di rumah.
2. Mendukung anak untuk terus belajar membaca
Dukungan Anda sebagai orangtua sangat memengaruhi kemampuan membaca sang anak.
Selain itu, Anda dapat melakukan permainan tebak kata setelah selesai membaca buku.
Berikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi anak saat membaca buku bersama.
Hal itu supaya anak tidak bosan atau menghilangkan perasan bahwa membaca adalah kegiatan yang menakutkan atau menegangkan.
• Gejala Alergi Telur pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
3. Menunjukkan perhatian dan kasih sayang Anda sebagai orangtua
Puji dan berikan kasih sayang kepada anak atas keberhasilannya.
Kemudian, bantu anak untuk memahami kondisinya. (kompas.com/nova.grid.id/tribunjabar.id)