Beredar Tabloid Indonesia Barokah, 2 Karung Terlanjur Beredar hingga Kagetkan Pimpinan Ponpes
Beredar Tabloid Indonesia Barokah, 2 Karung Terlanjur Beredar hingga Kagetkan Pimpinan Ponpes
Ditanya jumlah eksemplar, dia mengaku tidak bisa menentukan. Paket tersebut, jelas Egya, berbentuk kiriman porto sehingga tidak tercatat atau terlacak sistem.
"Hanya izin portonya diketahui dari Jakarta Selatan. Kalau bentuknya kilat khusus ada resi pengirim," katanya.
Dia menegaskan, pihaknya tidak diperbolehkan untuk membuka setiap kiriman.
3. Pihak pesantren kaget menerima paket isi tabloid
Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huda di Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Ustaz Usep Al Ansory mengaku kaget dikirimi tabloid Indonesia Barokah seminggu lalu.
Seperti diketahui, pesantren ini merupakan salah satu dari tiga pesantren di Kecamatan Ciamis yang dikirimi tabloid tersebut.
"Kaget kenapa ada ke sini. Kami juga tidak pesan," kata Ustaz Usep saat ditemui di pesantrennya di Lingkungan Karangsari RT/RW 02/10, Kelurahan Maleber, Rabu (23/1/2019).
Karena merasa tidak memesan, Usep mengacuhkan tabloid tersebut. Ia hanya membuka paket kiriman, lalu menaruh tabloid itu di rak.
"Isinya ada dua tabloid. Saya tidak tahu isinya apa, karena tidak membacanya," kata dia.
4. Panwascam Ciamis data penerima tabloid
Salah seorang staf Kelurahan Maleber, Pur Ananto mengatakan, di wilayahnya hanya Ponpes Darul Huda yang menerima kiriman tabloid. Sedangkan masjid dan ponpes lainnya tidak menerima.
"Baru ponpes ini, ke masjid-masjid belum sampai. Di daerah lain yang masih masuk wilayah Kecamatan Ciamis ada dua, yakni di Desa Panyingkiran dan Desa Imabanagara Raya," katanya.
Menurut Pur, tabloid itu tidak disita pihak Panwascam atau pun kelurahan. Karena, kata dia, pihaknya tidak memiliki kewenangan menyita. "Hanya mendata saja," ucapnya.
5. Tabloid Indonesia Barokah terbit 16 halaman, isinya...
Tertulis untuk nama pengirim adalah Redaksi Tabloid Indonesia Barokah, Pondok Melati, Bekasi. Lalu di sampul depan, ada judul berita "Reuni 212: Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik".