Tribun Bandar Lampung

DKL Pamerkan Lukisan Krakatau, Lelang Mulai Rp 2 Juta di Facebook dan Instagram

Dewan Kesenian Lampung mengadakan pameran sekaligus lelang lukisan bertajuk 1001 Legenda Krakatoa.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Yoso Muliawan
Istimewa
Woro-woro Dewan Kesenian Lampung terkait pameran dan lelang lukisan bertajuk 1001 Legenda Krakatoa. 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG EKA AHMAD SHOLICHIN

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dewan Kesenian Lampung mengadakan pameran sekaligus lelang lukisan bertajuk 1001 Legenda Krakatoa. Jika biasanya bertempat di galeri atau museum, kali ini DKL menghelat pameran dan lelang lukisan secara online di media sosial.

Pameran dan lelang lukisan tentang Gunung Krakatau karya pelukis Bambang Suroboyo itu berlangsung mulai Senin (28/1/2019). Masyarakat bisa melihatnya di akun Facebook "Legenda Krakatau" serta akun Instagram dan Twitter "1001 Legenda Krakatau".

Ketua Harian DKL Heri Suliyanto menjelaskan, "Exhibition (Pameran) & Auction (Lelang) for Krakatau Care" ini sekaligus bentuk kepedulian terhadap para korban tsunami Lampung Selatan dan Banten melalui pelelangan karya lukis.

"Objek karya-karya lukis dalam pameran ini mengenai meletusnya Gunung Krakatau pada 1883 serta kejadian saat erupsi Gunung Anak Krakatau. Dengan pameran dan lelang online, bisa memberi kesempatan secara terbuka kepada siapapun untuk melihat dan membeli lukisan-lukisan," katanya melalui rilis, Rabu (30/1/2019).

Sekretaris Umum DKL Bagus S Pribadi mengungkapkan, selain melalui medsos FB, Instagram, dan Twitter, masyarakat bisa melihat karya-karya lukis tersebut di kantor DKL.

"Lokasinya Jalan Sumpah Pemuda, kompleks PKOR Way Halim, Bandar Lampung. Waktunya mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB, setiap hari tanpa hari libur. Untuk harga awal lelang, mulai dari Rp 2 juta setiap karya," ujar Aviv, sapaan akrabnya.

Sementara Bambang Suroboyo menyatakan merasa terpanggil untuk berbagi bersama warga Lamsel dan Banten yang terdampak tsunami. Selain itu, jelas dia, sekaligus bentuk syukur atas keberadaan Krakatau itu sendiri.

"Jangan anggap Krakatau sebagai sumber bencana. Kita harus mengapresiasi, mempelajari, dan menjadikannya sumber inspirasi dan kreativitas untuk berkarya dalam bidang seni apapun," katanya.

Pemantik Wisata Lampung

Lukisan tentang legenda Krakatau ini bisa menjadi pemantik untuk terus mengenalkan aset dan potensi wisata Lampung.

"Harapan saya, ide tentang Krakatau ini menjadi trigger untuk memperkenalkan aset Lampung. Muaranya bisa sebagai pemantik untuk meningkatkan industri pariwisata Lampung," kata pelukis Bambang Suroboyo.

Bambang mulai mengumpulkan ide melukis objek Krakatau pada tahun 1990. Mulanya, ia mengonsep ilustrasi tentang Krakatau, lalu melahirkan sub-sub tema. Antara lain "Indonesia Tempo Doeloe", "Lampung Tempo Doeloe", dan "1001 Legenda Krakatau". Ide ini pun, menurut dia, masih berkembang menjadi tema fenomena alam, seni dan budaya, serta peradaban dan pesona Krakatau.

Dalam melukis fenomena Krakatau, Bambang menampilkan gaya realis ekspresif dengan bahan-bahan dari hasil bumi Lampung. Misalnya, bahan organik dan anorganik berupa kopi serta pewarna organik dari tumbuh-tumbuhan untuk cat lukis berbasis air.

"Semua media melukis ini saya olah sendiri, bukan buatan pabrik. Kanvas pun saya olah lagi dengan untuk pengawetan sesuai standar dan kebutuhan. Sengaja, supaya dapat efek eksklusif dan beda dengan lukisan yang menggunakan cat pabrikan," tutur Bambang.

"Pengetahuan tentang bahan cat ini saya dapat dari praktik dan studi konservasi lukisan tua koleksi Istana Negara di Museum Textile, Tanah Abang, Jakarta bersama Primastoria Studio pada tahun 1997," imbuh pelukis kelahiran Surabaya yang telah 30 tahun berkarya di Lampung ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved