Omzet Tiket Pesawat Anjlok 60 Persen Lantaran Jumlah Penumpang Pesawat Turun Akibat Harga Tiket Naik

Kenaikan harga tiket pesawat domestik berimbas pada penurunan jumlah penumpang pesawat.

kompas.com
Ilustrasi - Pesawat terbang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kenaikan harga tiket pesawat domestik berimbas pada penurunan jumlah penumpang pesawat.

Hal itu turut berimbas pada omzet tiket pesawat yang anjlok hingga 60 persen.

Penurunan jumlah penumpang pesawat di terjadi di berbagai bandara di Indonesia, termasuk Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan.

Tak hanya itu, sejumlah maskapai di Bandar Lampung juga telah mengurangi jadwal penerbangan, yang menjadi imbas penurunan jumlah penumpang lantaran kenaikan harga tiket pesawat.

Pengurangan penerbangan dilakukan untuk beberapa rute sejak Januari 2019 lalu.

Fenomena sepinya penumpang juga dirasakan agen penjualan tiket pesawat di Bandar Lampung.

Manager PT Aryo Putra Mandiri (Aryo Tour and Travel), Mujiono mengatakan, fenomena penumpang pesawat sepi mulai terlihat sejak Januari lalu.

Garuda Blak-blakan Harga Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal dari Internasional

Ia bahkan menyebutkan, penurunan penjualan tiket pesawat saat ini cukup signifikan, yakni mencapai 60 persen dan merata untuk semua maskapai.

Mujiono mengaku, saat ini memang periode low season.

Di mana, penjualan tiket mengalami penurunan, khususnya untuk wisata.

Meskipun begitu, penurunan omzet tiket pesawat tahun ini dirasa lebih dalam dari yang tahun-tahun sebelumnya.

"Karena kebutuhan orang untuk menggunakan moda transportasi udara tidak hanya wisata saja tapi ada juga untuk keperluan lain," jelasnya, Jumat (8/2/2019).

"Urusan pekerjaan misalnya. Memang (tahun lalu) turun, tapi orang masih ramai beli tiket pesawat, kalau sekarang sepi, kalau di tempat saya begitu," tambahnya.

Mujiono menambahkan, penurunan penjualan tiket juga tidak terlepas dari harga tiket pesawat tinggi.

Dengan harga yang masih terbilang tinggi untuk periode low season, banyak konsumen yang memilih untuk beralih menggunakan transportasi darat.

Apalagi ditambah dengan kebijakan bagasi berbayar, yang kerap menjadi pertimbangan konsumen saat akan membeli tiket pesawat.

"Kalau kita lihat, mereka yang memiliki waktu agak santai dan perjalanan masih terhitung jarak dekat seperti ke Jakarta atau Bandung, lebih memilih menggunakan kendaraan darat (bus) dibanding pesawat," imbuh dia.

5 Fakta Aleta Molly, Gadis Kaya Raya Berusia 18 Tahun Asal Aceh Taruh Pesawat Boeing di Garasi Rumah

Pendapat berbeda diungkap oleh pemilik Kirana Tour and Travel, Wita.

Ia mengaku penjualan tiket masih terbilang normal yakni di kisaran 20-25 orang per hari.

"Karena kebanyakan pembeli kita adalah mereka yang cari pesawat untuk kerja, jadi tidak mematok harus maskapai apa, lebih memilih ke jadwal yang sesuai kebutuhan mereka."

"Kalau maskapai A tidak ada maka dia pakai maskapai lain. Lain halnya kalau untuk perjalanan wisata pasti berpengaruh sekali," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, bagi beberapa konsumen memang ada yang selektif.

Khususnya, mereka yang sudah terbiasa bepergian menggunakan maskapai tertentu.

Serta, mereka sudah hafal dengan jadwal sebelumnya.

Namun secara keseluruhan, penjualan tiket pesawat di agen miliknya masih terbilang normal dan belum mengalami penurunan.

Kurangi Penerbangan

Terpisah, District Manager Sriwijaya Air Lampung, Henrico Fernando mengakui adanya pengurangan frekuensi penerbangan sejak Januari 2019.

Bagasi Pesawat Tak Lagi Gratis, Tips dan Trik Hemat Biaya Bagasi Saat Traveling

Untuk rute penerbangan Lampung-Jakarta dari semula 7 penerbangan menjadi 5 kali penerbangan.

Adapun, jadwal yang dikurangi adalah penerbangan pukul 14.05 dan 18.10.

Menurut dia, awal tahun adalah periode low season.

Hal itu biasanya terjadi mulai Januari sampai Maret.

Selain itu, pengurangan penerbangan bertepatan dengan waktu maintenance pesawat.

Hal tersebut sesuai dengan jadwal dari departemen teknik mengenai waktu pesawat harus dilakukan maintenance.

"Karena pesawat juga perlu dilakukan maintenance, lakukan pengecekan dan sebagainya."

"Sehingga, ketika nanti mulai masuk normal atau peak season, pesawat sudah siap," jelasnya, Jumat.

Henrico memprediksi frekuensi penerbangan akan kembali normal saat memasuki April 2019.

General Manager PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch Office Tanjungkarang, Gatot Rijadi, mengamini adanya pengurangan penerbangan.

Rute Lampung-Jakarta yang biasanya 6 kali penerbangan sehari, dikurangi menjadi 4 kali penerbangan.

Video Mengerikan Pesawat Jatuh ke Rumah, 5 Orang Dilaporkan Tewas

Dua penerbangan yang dikurangi tersebut yakni GA71 pukul 07.25 dan GA77 pukul 17.05.

Gatot menambahkan, pengurangan penerbangan ini sebagai langkah Garuda Indonesia dalam menghadapi permintaan yang ada.

"Ini berdasarkan supply and demand karena umumnya pada bulan Januari, setelah tahun baru, adalah low season," jelasnya. (ana puspitasari)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved