Ini RT-nya Siapa? Wali Kota Bandar Lampung Herman HN Geram Langsung Ambil Cangkul
Ini RT-nya Siapa? Wali Kota Bandar Lampung Herman HN Geram Langsung Ambil Cangkul
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Heribertus Sulis
"Makanya sejak tahun 2013 saya minta ke pemerintah pusat tidak usah dinilai Kota Bandar Lampung ini karena tidak objektif," tandasnya.
Herman mencontohkan, saat dirinya belum menjadi wali kota pada tahun 2009, Kota Bandar Lampung mendapatkan Piala Adipura.
Padahal, kata Herman, waktu itu kotornya luar biasa.
"Maka saya bilang yang menilai ini pura-pura, pakai uang. Saya gak mau dinilai. Lebih baik saya kasih uang itu Rp 400 juta-Rp 500 juta kepada masyarakat," paparnya.
Sejak Herman HN menjabat wali kota, sudah dua kali Bandar Lampung mendapat predikat kota terkotor.
Pada periode pertamanya menjabat (2010-2015), Bandar Lampung mendapat predikat terkotor pada 2012.
Bahkan, saat itu Bandar Lampung menempati peringkat kedua.
"Kita demo di kementerian pusat (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Sampai menterinya telepon saya. Maaf, Pak, itu salah menilainya. Maka saya bilang, coba cek dulu di Bandar Lampung," ucap Herman.
Herman mengaku sudah sedemikian rupa membuat Kota Bandar Lampung bersih.
Tetapi, ternyata pada tahun 2018, Bandar Lampung kembali mendapat predikat kota terkotor ketiga di Indonesia.
"Maka saya bilang, sudah gila semua yang nilai ini dan orang yang tidak becus. Untuk hal ini, saya berani bersaing dengan kebersihan daerah atau kota yang dapat Adipura.
Boleh dicek. Kecuali kalau dicek di TPA (tempat pembuangan akhir), memang kotor. Itu wajar," beber Herman.
"Maka saya bilang ke media, rakyat Bandar Lampung marah karena yang menilai orang gi**dan tidak wa***," lanjutnya.
"Saya tidak mau Adipura yang bayar-bayar karena saya ingin rakyat menikmati kebersihan, menikmati keindahan Kota Bandar Lampung," tuturnya.
Herman mengatakan, Pemkot Bandar Lampung selalu fokus pada kebersihan.