Ustadz Adi Hidayat Hadiahkan Umrah pada Ayah Rina Mahasiswi yang Meninggal Sebelum Wisuda

Ustadz Adi Hidayat Hadiakan Umrah pada Ayah Rina Mahasiswi yang Meninggal Sebelum Wisuda

Editor: taryono
serambi indonesia
Ustadz Adi Hidayat Hadiahkan Umrah pada Ayah Rina Mahasiswi yang Meninggal Sebelum Wisuda 

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin dan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Ar-Raniry, Dr H Gunawan MA PhD, terlihat tidak mampu menahan keharuannya. Sang Rektor tampak memeluk sang bapak yang menundukkan kepalanya. Tidak sedikit para peserta, dosen dan undangan berurai air mata melihat momen tersebut.

BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2).
BUKHARI (kiri), ayah almarhumah Rina Muharrami saat menerima ijazah anaknya dari Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Warul Walidin, pada wisuda lulusan universitas itu di Auditorium Prof Ali Hasjmy, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (27/2). (FOTO HUMAS UIN AR-RANIRY)

Sosok lelaki tegar itu adalah Bukhari yang merupakan orang tua dari alm Rina Muharrami, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry. Gadis kelahiran Bayu, 16 Mei 1996 itu, merupakan putri pertama dari empat bersaudara, yang lahir dari pasangan Bukhari dan Nurbayani

Rina menjalani sidang skripsi pada 24 Januari 2019 pukul 12.00 WIB. Namun, tiga belas hari setelahnya, yaitu tepat pada tanggal 5 Februari 2019 Rina dipanggil oleh Sang Pencipta sebelum Subuh atau tepat pukul 04.15 WIB. Rina meninggal dunia setelah menderita penyakit tifus stadium akhir hingga berujung pada saraf seperti dilansir situs
uin.ar-raniry.ac.id.

"Meninggal karena sakit tifus, cuma udah parah. Kata dokter pas malam terakhir, atau pas besoknya dia meninggal, saya jenguk dan saya tanya hasil pemeriksaannya sama ayah almarhumah. Ternyata tifus udah tahap paling tinggi, sampai kena saraf," cerita Nisaul Khaira yang merupakan sahabat dekat almarhumah sejak semester lima.

Rina, menderita penyakit tifus kurang lebih selama satu bulan. Bahkan dirinya sempat koma dan dirawat di ICU Rumah Sakit Meuraxa, Kabupaten Aceh Besar.

"Sebenarnya demamnya udah sebulan gitu, naik turun udah berobat kemana-mana. Cuma mulai drop lebih kurang 4 hari, dan koma di ICU Meuraxa sampai dia meninggal sebelum Subuh jam 04.15. Allah lebih sayang Rina," kata Nisaul.

Di kalangan sahabatnya, almarhum dikenal sosok yang sangat menginspirasi, tekun dan terkenal sederhana. Ia terlahir dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai petani.

"Orangnya super simple dan perhatian luar biasa sama sahabat-sahabatnya. Kalau sama saya, dia selalu ketawa walaupun lagi sakit. Kemarin pas sidang bawaannya ketawa-ketawa aja karna saya buat lucu gitu. Pokoknya dia inspirasi untuk saya pribadi, karena dia, kenapa saya bisa niat kejar skripsi. Dia motivator bagi saya," lanjut Nisa.

Di lain waktu keseharian almarhumah juga merupakan guru ngaji. Selain kesederhanaan yang dimilikinya, ia juga merupakan mahasiswa yang berprestasi. Rina dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas. Ia juga mampu menguasai bahasa Jepang dengan baik, dan termasuk mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Ia lulus dengan predikat istimewa dengan indeks prestasi kumulatif 3.51.

"Anaknya aktif, baik, pintar. Bahasa Jepang-nya juga bagus," kata Muzakir Ketua Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan seperti dikutip Serambi dari laman situs uin.ar-raniry.ac.id.
Menurut Muzakir sebelum meninggal, almarhumah Rina sudah menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda pada semester ini.

"Seluruhnya sudah diselesaikan, namun sebelum yudisium, Rina sudah duluan dipanggil oleh Allah, sehingga ia tidak sempat mengikuti proses yudisium," ujarnya. Lalu muncullah niat dari pihak Prodi yang berinisiatif mengundang ayah kandung Rina untuk tetap hadir pada saat hari wisuda.

"Kami menyematkan bentuk penghargaan untuk perjuangan ayahnya terhadap Rina, dan juga terhadap perjuangan Rina sendiri, dan tepat hari ini (Rabu), ayah kandungnya langsung yang hadir untuk mengambil ijazah tersebut," tutur Muzakir.

Dikunjungi rektor

Sementara itu pihak UIN Ar Raniry menyerahkan toga beserta selempang kepada keluarga almarhumah Rina sebagai kenang-kenangan.

Toga itu diserahkan Rektor UIN Ar Raniry Prof Dr Warul Walidin MA yang datang mengunjungi rumah almarhumah sehari setelah wisuda berlangsung, Kamis (28/2/2019) sore.

Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Warul Walidin MA bersama petinggi kampus datang ke rumah almarhumah Rina Muharami yang diterima orang tuanya Bukhari dan Nurbayani di Gampong Cot Rumpun, Blangbintang, Aceh Besar, Kamis (28/2/2019) sore
Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Warul Walidin MA bersama petinggi kampus datang ke rumah almarhumah Rina Muharami yang diterima orang tuanya Bukhari dan Nurbayani di Gampong Cot Rumpun, Blangbintang, Aceh Besar, Kamis (28/2/2019) sore (SERAMBINEWS.COM/MUHAMMAD NASIR)
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved