Banggakan Indonesia, Riyan Adi Saputra Siswa SMA 1 Bandar Lampung Raih Perak di Filipina
Banggakan Indonesia, Riyan Adi Saputra Siswa SMA 1 Bandar Lampung Raih Perak di Filipina
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Safruddin
Saat ini Riyan dan tim lari estafet nasional kembali mempersiapkan diri untuk mewakili Indonesia berlaga di ajang serupa di Hongkong pekan depan.
Namun Riyan masih merahasiakan ajang apa yang hendak diikutinya bersama tim.
• Fakta-fakta Andi Arief Ditangkap Usai Pakai Sabu, Sosok Gadis Cantik Baju Pink Masih Misterius
• Ketua KPK Hadiri Launching SIPPKD, Gubernur Lampung Ridho Ficardo: Kalau ke KPK Takut Juga Pak
Pria kelahiran Sukarame 3 Januari 2002 ini membeberkan, sebelumnya dia sempat kaget saat dikabari pelatihnya untuk bergabung ke pelatnas bahwa ia termasuk atlet yang akan dikirim ke lomba lari estafet skala internasional.
Karena ini pengalaman pertama kali baginya.
"Pas dipanggil buat pelatnas ya kaget, langsung sujud syukur. Ternyata ini jawaban dari disuruh latian pagi dan sore tiap hari sama pelatih," ungkap Riyan melalui sambungan telepon, Sabtu (23/2/2019) siang saat jam istirahat latihan bersama tim estafet di Jakarta.
Menilik prestasi lainnya yang sudah berhasil Riyan torehkan di antaranya juara 1 Kejurda atletik se Lampung Nomor 60 meter tahun 2017,
juara 1 Porprov Lampung nomor 60 meter 2017, juara 1 O2SN provinsi Lampung nomor 100 meter 2018, juara 1 Kejurda Lampung atletik nomor 100 meter tahun 2018,
juara 3 O2SN tingkat nasional nomor 100 meter 2018, dan juara 3 Jatim Open nomor 100 meter 2018.
Di balik pencapaian gemilangnya, Riyan menyimpan cerita pilu dimana sejak bayi dua bulan sudah ditinggal kedua orangtuanya karena perceraian.
Kini dia tinggal bersama nenek kakeknya di Jalan Pulau Damar, Nusa Indah 1, Gang Almunawaroh, Way Dadi Baru, Sukarame.
Saat ini kondisi kakeknya sakit dan hanya di rumah sejak kecelakaan yang menimpanya sewaktu memulung.
Menurutnya sejak ditinggal kedua orangtuanya untuk pertama kalinya, dia belum pernah ditengok sekalipun sampai kini berumur 18 tahun. Riyan begitu ingin tahu seperti apa orangtuanya.
Riyan berharap, melalui prestasi demi prestasi yang diukirnya, orangtuanya bisa melihat dia dan terketuk hatinya untuk menemuinya yang begitu rindu sosok orangtua kandungnya.
Riyan memiliki harapan besar untuk menjadi atlet pelatnas dan bisa memberangkatkan haji nenek dan kakeknya dari uang hasil jerih payahnya.
"Biar orangtua kandung saya bisa tau saya, lihat saya, karena saya punya kerinduan yang teramat besar. Pengen dipeluk hangat, bisa merasakan kasih sayang orangtua kayak anak-anak lain.