Banjir di Tanggamus
Banjir Kepung Tanggamus, 500 Rumah Terendam Akibat Meluapnya Way Semaka
Tidak kurang dari 500 rumah terendam banjir di beberapa pekon di Kecamatan Semaka, Tanggamus, Selasa, 5 Maret 2019.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Ia menambahkan, akibat hujan, aliran listrik di Dusun Sinar Komering, Dusun Campang, dan Dusun Suka Maju ikut padam.
Hal itu karena ada jaringan kabel yang putus tertimpa pohon.
"Kami juga menerima informasi, ada 40 ekor hewan ternak milik warga hanyut dan hilang. Namun para pemiliknya masih belum bisa kami konfirmasi," kata Mirga.
200 Rumah Terendam
Banjir sempat menggenangi tiga pekon di Kecamatan Bandar Negeri Semong akibat tanggul Way Semong kembali jebol.
Ketiga pekon tersebut yakni Pekon Banding, Pekon Rajabasa dan Pekon Gunung Doh.
Akibatnya, sekitar 200 rumah warga terendam, Senin, 4 Maret 2019 malam sampai Selasa, 5 Maret 2019 dini hari.
Menurut Kepala Pekon Banding Abu Sofyan, banjir terjadi jelang tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Air sungai bisa menerobos tanggul karena kondisi tanggul belum diberonjong dan akhirnya terkikis air.
"Tanggulnya jebol sekitar 50 meter. Air masuk ke permukiman warga, di Pekon Banding dan Rajabasa. Ada sekitar 200 rumah yang kerendam, tingginya air antara 30 cm sampai satu meter," kata Sofyan.
Kepala Pekon Gunung Doh Ruslin mengaku, banjir di wilayah pekonnya karena tidak ada lagi tanggul yang membatasi wilayah pekonnya dengan Sungai Way Semong.
Lokasi pekon ini ada di bagian sisi utara Sungai Way Semong.
Sedangkan Pekon Banding, Rajabasa, ada di sisi selatan Sungai Way Semong.
Maka semua pekon ada di sepanjang sungai hanya terpisah sungai.
Setelah beberapa jam, akhirnya banjir di Kecamatan Bandar Negeri Semong surut. Tanpa ada korban jiwa atau kerusakan berat.
• Banjir Bandang Landa 3 Desa di Padang Cermin
50 Hektare Sawah Terendam
Banjir menggenangi lebih dari 50 hektare sawah di Pekon Karang Anyar, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Selasa, 5 Maret 2019.
Banjir diakibatkan meluapnya air Sungai Way Semaka lalu masuk ke cabang-cabang sungai dan akhirnya menggenangi areal persawahan.
Dampak terparah di persawahan Pekon Karang Anyar.
"Banjirnya mulai tadi pagi, sebelum subuh. Dapat telepon dari teman kalau air sungai besar siap-siap bisa jadi banjir. Akhirnya, banjirnya tidak di sekitar rumah, tapi di sawah," kata Makruf, warga setempat.
Ia mengaku lokasi persawahan memang dekat dengan aliran-aliran sungai sebagai sumber air irigasi.
Namun saat volumenya tinggi air menggenangi persawahan.
Kemudian kondisi persawahan saat ini sedang masa tanam.
Usia padi di sawah sekitar tiga hari sampai tiga minggu.
Sedangkan sisa lainnya sedang dalam persemaian benih. Akhirnya seluruh tanaman padi tenggelam.
"Pastinya sekarang banyak tanaman padi yang tenggelam. Tanamannya masih pendek-pendek jadi terendam sama banjir," ujar Makruf.
Ia mengaku tidak tahu apakah tanaman akan rusak atau tidak, khususnya yang tenggelam.
Sebab, sampai saat ini air masih tinggi jadi tidak terlihat apakah tanaman hilang atau justru terkubur material banjir.
"Kalau kondisi tanaman belum tahu, pastinya kalau tanaman yang masih terlihat bisa selamat. Tapi kalau yang tidak terlihat biasanya habis kesapu banjir atau tertutup tanah," kata Makruf.
Menurut Camat Wonosobo Edi Fahrurozy, sampai saat ini pihaknya masih mendata luas sawah yang terendam.
Untuk itu, jumlah pasti belum bisa diketahui.
Namun dia memastikan sawah yang terendam mencapai puluhan hektare.
"Sekarang masih didata dulu, tapi belum tahu hasilnya berapa sawah dan rumah yang terendam," kata Edi. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)
