Barang Elektronik Warga Pekon Suka Mulya Banyak Rusak Pasca Banjir

Ratusan rumah di pekon tersebut tergenang banjir setinggi 30 cm sampai hampir dua meter.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: martin tobing
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Warga sempat mengungsi saat banjir melanda Pekon Tanjung Agung, Kecamatan Pugung, Tanggamus, Selasa, 5 Maret 2019.   

Laporan Wartawan Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Warga Pekon Suka Mulya, Kecamatan Pugung melakukan kegiatan bersih-bersih rumah pasca banjir yang melanda wilayah setempat 4-5 Maret lalu.

Saleh, warga setempat menerangkan, durasi kegiatan bersih-bersih cukup melelahkan fisik.

Pasalnya, seluruh barang di kediamannya terendam air. Kondisi barang pun kotor karena bercampur lumpur.

"Ini beres dari pagi sampai siang tidak selesai-selesai, semuanya harus dicuci".

"Dari mulai barang-barang sampai lantai rumah semuanya basah dan kotor kena lumpur," katanya, Rabu (6/3/2019).

Saleh menambahkan, mayoritas warga Pekon Suka Maju sibuk bersih-bersih rumah.

Ratusan rumah di pekon tersebut tergenang banjir setinggi 30 cm sampai hampir dua meter.

Banjir Kepung Tanggamus, 500 Rumah Terendam Akibat Meluapnya Way Semaka

"Pokoknya waktu banjir tidak ada yang bisa dibawa, bawa badan saja karena banjirnya tinggi".

"Jadi barang semuanya dibiarkan dalam rumah, akhirnya basah dan kotor, banyak juga yang rusak," terang Saleh.

Ia mencontohkan, barang yang rusak di rumahnya televisi, lemari es, kursi, lemari dan lainnya.

Sedangkan perabotan yang basah pakaian, kursi, dan tempat tidur.

Kerusakan barang karena bangunan rumah ada yang roboh dan hanyut.

Sehingga bahan bangunan menimpa barang-barang dan akhirnya rusak.

Sisa barang lainnya hilang, terbawa banjir.

Berdasarkan pantauan, di pekon Suka Maju ada tiga sungai-sungai kecil yang membelah area pekon.

50 Hektare Sawah di Tanggamus Terendam Banjir

Alur sungai juga berkelak-kelok menyebabkan air tidak cepat mengalir dan akhirnya menambah volume lalu memicu banjir.

Kondisi rumah penduduk banyak di tepi sungai.

Topografi pekon tersebut di dataran miring, sedangkan yang permukaan rata di sepanjang sungai.

Usai banjir warga juga berharap makanan diprioritaskan karena kebutuhan utama.

Dampak banjir menghayutkan dan merusak bahan makanan, alat masak sehingga warga tidak bisa mengolah makanan.

"Kami sudah minta makan tapi katanya tidak ada makanan terus diberi minum saja".

"Harapannya diberi bantuan makan, sebab bahan makanan kami rusak, hilang terbawa air, terus kompor alat masak juga hilang, jadi tidak bisa masak," ujar Andi, warga Dusun Surian.

Ia menyatakan, warga saat ini tidak sempat memasak makanan karena sibuk membereskan rumah pasca banjir.

"Kalau bantuan bahan makanan dari perorangan sudah ada yang datang, kasih beras, mie, dan gula, dari pemerintah belum," terang Andi.

Banjir di Semaka Tanggamus, Warga Mengeluh Jarang Dapat Bantuan

Operasikan Dapur Umum
Tasmi Adi, relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) menyatakan, kebutuhan makan bagi warga pasca banjir tidak maksimal. Itu karena dapur umum baru beroperasi, Rabu (6/3/2019).

"Mulai masak baru hari ini sebab stok bahan makanan belum terkumpul, dan kondisi air tidak bisa digunakan untuk memasak karena keruh".

"Air bersih dengan truk tangki baru datang," ujarnya.

Tasmi menambahkan, dapur umum membuat 600 nasi bungkus sesuai jumlah warga.

Rencananya warga mendapat jatah makan tiga kali sehari.

Adi menerangan, pihaknya membutuhkan peran aktif aparatur pekon aktif mengambil bantuan makanan ke balai pekon yang dijadikan posko bencana.

Bantuan itu bisa langsung distribusikan ke warga karena aparatur pekon lebih mengetahui data warga dan domisili. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
Pugung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved