Tribun Bandar Lampung
Puluhan Rumah Terendam Banjir di Srengsem Panjang Bandar Lampung
Puluhan rumah di RT 15 dan RT 16 Lingkungan I, Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, berantakan terkena banjir
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Puluhan rumah di RT 15 dan RT 16 Lingkungan I, Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, berantakan terkena banjir yang melanda pada Sabtu (9/3/2019).
Berdasarkan pantauan, puluhan warga di RT 15 dan RT 16 Lingkungan I, Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Bandar Lampun, bergotong royong bersih-bersih lumpur di dalam rumah.
Dua rumah milik warga di RT 15 Kelurahan I, Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, mengalami kerusakan parah.
Satu rumah tersapu abis dan satu rumah tembok bagian belakang jebol.
Ketua RT 015 Lingkungan I Kelurahan Srengsem, Sarjono, menuturkan air masuk ke rumah-rumah warga sekitar pukul 16.30 WIB pada Sabtu (9/3/2019) kemarin.
"Hujan mulai sekitar jam 16.15 WIB. Karena deras benar dan mulai masuk air jam 16.30 - 17.30. Tinggi air sekitar 1 meter lebih," paparnya.
Menurutnya, kondisi air yang semakin tinggi membuat warga akhirnya mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
"Ya warga banyak lari ke atas air sudah setinggi sekitar 80 cm. Jadi orang nutup pintu gak sempat lagi karena langsung naik ke tempat tinggi," jelasnya.
• Wali Kota Bandar Lampung Herman HN Tinjau Lokasi Banjir di Srengsem
Rumah milik Edi habis tersapu banjir dan satu rumah rusak parah bagian tembok belakang jebol.
"Sudah pernah empat kali banjir tapi ini yang terparah. Empat kali banjir itu kira-kira empat tahun sekali," katanya.
Sarjono mengatakan bahwa sebanyak puluhanan rumah di dua titik di lingkungan tempatnya terkena dampak banjir rinciannya di RT 15 sebanyak sekitar 15 rumah dan RT 16 sebanyak 25 rumah.
"Yang positif di sini RT 15 dan RT 16. Alhamdulillah gak ada korban jiwa. Tapi barang-barang elektronik, perabot rumah tangga dan lainnya tidak dapat diselamatkan," terangnya.
Ia menambahkan penyebab air naik lantaran penyempitan jembatan di lingkungan setempat sehingga air meluap tinggi akibat guyuran hujan lebat.
"Ya kan jembatan di sini sempit jadi kalau ke sumbat pohon sudah air pasti naik kalau turun hujan. Makanya minta ada solusi ke pemerintah," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Eka Ahmad Sholichin)