Tribun Lampung Selatan
Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau (GAK), Mulai Terjadi Gempa Tremor Selama 2 Hari Terakhir
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda menunjukan adanya aktivitas kegempaan.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Teguh Prasetyo
Andi Suardi, Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan mengatakan, penambahan tersebut kemungkinan karena erupsi pada akhir tahun 2018 lalu pasca tsunami.
“Iya memang mengalami penambahan ketinggian. Tetapi itu mungkin karena erupsi pasca tsunami akhir tahun lalu,” kata dia kepada tribun beberapa waktu lalu.
• UPDATE Aktivitas Gunung Anak Krakatau Hari Ini
Tidak hanya ketinggiannya yang bertambah.
Tetapi lebar (deamter) badan GAK pun diperkirakan bertambah.
Namun, terang Andi, sejauh ini belum ada pengukuran untuk luasan lebar/luasan badan GAK.
“Luasannya kemungkinan bertambah, akibat dari longsoran dan erupsi akhir tahun lalu. Tetapi belum dilakukan pengukuran,” ujar dirinya.
Sebelumnya Badan Geologi, Pusat Vulkanologi Migitasi Bencana Geologi Kementerian ESDP kembali memasang alat seismometer di Gunung Anak Krakatau (GAK).
Pemasangan alat seismometer ini dilakukan pada 18 Februari lalu.
Alat seismometer yang dipasang tersambung ke pos pantau GAK di Pasaurang, Banten.
Namun untuk data digitalnya juga akan terkirim ke pos pantau GAK di Desa Hargopancuran.
“Kemarin tim turun untuk memasang alat seismometer di GAK. Alat ini ditempatkan disisi utara badan gunung,” terang Andi.
• Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau, Masih Alami Gempa Mikrotremor
Menurut Andi secara kondisi fisik, GAK banyak berubah.
Selain ketinggian badan gunung yang kini tinggal 110 mdpl.
Gunung api yang berada di Selat Sunda itu kini memiliki kawah dengan diameter sekitar 400 meter.
Dengan telah dipasangnya alat seismometer di badang GAK, pemantauan terhadap aktivitas gunung api yang kembali muncul di bekas kaldera induknya yang meletus pada 1883 silam itu bisa lebih jauh ini.