MATA NAJWA Trans 7, Rabu 13 Maret 2019, Pukul 20.00 WIB Bahas Tema 'Pemilu Dikepung Isu'
MATA NAJWA Trans 7, Rabu 13 Maret 2019, Pukul 20.00 WIB Bahas Tema "Pemilu Dikepung Isu"
Penulis: taryono | Editor: Daniel Tri Hardanto
Ada pula 20.475 pemilih berusia di bawah 17 tahun yang masuk DPT.
Data ini juga dinilai tak wajar.
BPN bahkan menemukan 775.248 data ganda dalam DPT.
• Mata Najwa Trans 7 Rabu 27 Februari 2019 Pukul 20.00 WIB Hadirkan Cawapres Sandiaga Uno
• Mata Najwa Ungkap Kecurangan Dua Exco Inisial IB dan YN, Minta Wasit Menangkan Borneo dan Arema
• Di Mata Najwa, Perangkat Pertandingan Ungkap Modus Pengaturan Skor Liga 1 2018
• Mata Najwa Trans 7 Rabu 20 Februari 2019 Bahas Tema PSSI Bisa Apa Jilid 4: Darurat Sepak Bola
Atas temuan tersebut, kata Riza, KPU berjanji untuk memperbaiki DPT pemilu.
"KPU janji akan perbaiki, revisi dan perbaiki. Kami harap semua masyarakat sama-sama kawal dan pastikan agar DPT bersih, nggak ada manipulasi ganda dan kesalahan lain sehingga pemilu berkualitas," ujar Riza.
Dalam waktu dekat, BPN juga berencana untuk melakukan pertemuan dengan Ditjen Dukcapil untuk mengklarifikasi data tak wajar tersebut.
Ke depannya, BPN akan terus melakukan penyisiran data hingga medekati hari pemungutan suara.
"Hari ini kami akan menetapkan sampling titik-titik, daerah-daerah, nama-nama, yang akan ditelusuri di bawah. Nanti seminggu ke depan kita akan sama-sama turun ke bawah untuk memastikan mudah-mudahan hasilnya baik bagi kita semua," ujar Riza.
Selain Riza, hadir sebagai perwakilan BPN, Direktur Komunikasi dan Media BPN, Hashim Djojohadikusumo.
Hadir pula Wakil Ketua BPN Hinca Pandjaitan, serta Juru Bicara BPN Habiburokhman.
KPU selesai melakukan penyusunan DPT Pemilu 2019 pada 15 Desember 2018.
Berdasarkan hasil rekapitulasi, jumlah pemilih mencapai 192.828.520 orang yang terdiri dari 96.271.476 laki laki dan 96.557.044 perempuan.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh angkat bicara mengenai DPT Pemilu 2019 yang disebut Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, banyak yang tidak wajar.
Ketidakwajaran itu, menurut BPN, lantaran ada jutaan nama yang memiliki tanggal lahir sama, yakni 31 Desember.