Tribun Tanggamus

Tanggamus Zona Merah Bencana, BPBD Imbau Warga Waspada Hujan Deras

- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus mengimbau masyarakat waspada dipicu hujan deras pekan ini.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: martin tobing
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Banjir bandang menerjang Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan Barat, Tanggamus, Kamis, 8 November 2018. 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus mengimbau masyarakat waspada dipicu hujan deras pekan ini terjadi di wilayah setempat.

Itu merujuk informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Imbauan kami semua masyarakat Tanggamus waspada karena dua hari hujan berturut-turut".

"Ini bukan terkait hujannya, tapi bencana alam yang timbul akibat hujan selama dua hari," ujar Kabid Kedaruratan BPBD Tanggamus Adi Nugroho, mewakili Kepala BPBD Romas Yadi.

Ia menambahkan, hujan terjadi mulai dari pagi, siang dan malam. Intensitas hujan cenderung deras dan itu terjadi di seluruh kecamatan di Tanggamus.

Perdaya Rekan Kerja, Pria Tanggamus Ini Gasak Motor, Uang, dan Ponsel

Bencana alam bisa terjadi pada saat hujan itu berlangsung atau setelah hujan berakhir.

"Jadi kami imbau masyarakat waspada selama dua hari ini dan setelahnya".

"Sebab bisa saja hujan berlangsung dua hari, dan hari berikutnya baru ada bencana. Maka beberapa hari ini harapannya semua waspada," ujar Nugroho.

Personel BPBD Tanggamus imbuhnya, siaga mengantisipasi bencana.

Badan ini masuk ategori unit reaksi cepat (URC) atau instansi yang secepatnya menangani bencana.

"Jika ada bencana segera lapor ke aparatur terdekat, baik pekon, anggota TNI, kepolisian, dan jangan panik namun lakukan evakuasi diri ke tempat aman".

Klended Ditemukan Tewas di Persawahan di Daerah Semaka Tanggamus, Tak Ditemukan Ada Tanda Kekerasan!

"Biasakan diri untuk tanggap bencana karena Tanggamus masuk daerah rawan bencana," kata Nugroho.

Menurutnya, kondisi Tanggamus masuk zona merah bencana, didasari peristiwa bencana yang selama ini.

Apabila hujan deras dalam waktu lebih dari enam jam maka setelahnya cenderung ada bencana.

Kondisi itu terjadi bukan karena faktor cuaca tapi tata kelola lingkungan yang menimbulkan adanya bencana.

Seperti dataran tinggi yang telah beralih fungsi. Seharusnya untuk tanaman berkayu menjadi tanaman musiman atau hortikultura.

Banjir di Semaka Tanggamus, Warga Mengeluh Jarang Dapat Bantuan

"Semua itu berdampak pada kerusakan tanah, karena tidak kuat lagi akhirnya mudah terbawa air".

"Sehingga membuat sedimentasi sungai dan akhirnya air sungai meluap".

"Timbulnya longsor juga begitu, akibat tanah terbawa air," kata Nugroho.

Pemicu lain bencana adalah dampak sisa pemanfaatan panen tanaman pada hutan marga dan kebun, seperti potong kayu dan ranting pohon.

Saat hujan semuanya terbawa air ke sungai, lalu timbul penumpukan sampah, akhirnya air sungai meluap.

Nugroho berharap, instansi terkait bisa mengedukasi dan sosilisasi ke masyarakat untuk melakukan tata kelola lingkungan baik dan benar.

Masyarakat diminta jangan meremehkan berbagai faktor pemicu bencana. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved