Tribun Bandar Lampung
Lewat Mediasi ala Rembuk Pekon, Pengeroyokan Siswa SD Berakhir Damai
Kasus pengeroyokan terhadap siswa SD oleh lima remaja di Bandar Lampung berakhir damai.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Yoso Muliawan
Pada malam hari, keponakan Hendri menunjukkan rekaman video. Hendri kaget melihat anaknya menjadi korban pengeroyokan dalam video tersebut.
Pada rekaman video, terduga pelaku pengeroyokan berjumlah lima orang dengan usia berkisar 15-16 tahun.
Pengeroyokan diduga terjadi akibat salah paham antara terduga pelaku dengan korban dalam percakapan di WhatsApp. Seorang dari lima remaja itu diduga tersinggung dengan perkataan korban.
Tanggung Jawab Orangtua
Pengamat pendidikan Lampung, Profesor Karwono, menyatakan miris masih adanya peristiwa anak usia sekolah berkelahi, bahkan terlibat pengeroyokan.
Menurut Karwono, selain pihak sekolah, tanggung jawab terhadap anak tentu ada pada orangtua.
"Jika peristiwa kekerasan terjadi di luar sekolah, maka orangtua lah yang lebih bertanggung jawab. Bisa jadi, ada yang salah dari pola pendidikan di dalam keluarga, sehingga anak sampai melakukan kekerasan," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Metro itu.
Di dalam keluarga, papar Karwono, orangtua sebaiknya menanamkan sifat toleransi kepada anak-anaknya sejak dini.
"Antara orangtua dan anak juga harus terjalin komunikasi yang baik. Caranya bisa dengan bercengkerama saat anak pulang sekolah," ujarnya.
Sementara sebaliknya, Karwono menilai, apabila peristiwa kekerasan yang melibatkan anak terjadi di lingkungan sekolah, maka pihak sekolah turut bertanggung jawab.
"Pihak sekolah seharusnya juga memantau bagaimana pola pendidikan anak di tengah keluarganya," kata Karwono. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)