Berita Lampung Terpopuler
Berita Lampung Terpopuler Senin, 18 Maret 2019 - Polwan Menyamar Jadi PSK hingga Kasus Bidan YL
Berita Lampung Terpopuler Senin, 18 Maret 2019 - Polwan Menyamar Jadi PSK Hingga Kasus Bidan YL
Penulis: Daniel Tri Hardanto | Editor: Ridwan Hardiansyah
8. Langsung diterima bekerja
Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos warung kopi Kuro-Kuro selaku mucikari akhirnya memberikan kode lampu hijau.
AKP Rochana dan Bripda Mira pun diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki.
Mereka berdua diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.
"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar. Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini. Ada bos ketela, bos ikan, dan bos tepung. Kalau habis magrib sudah sepi," kata Rochana menirukan ucapan bos PSK itu.
9. Tarif sesuai usia dan fisik
Warung kopi Kuro-Kuro tersebut sudah beroperasi 4 bulan. Untuk sekali berkencan dengan PSK tarifnya mulai Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu, tinggal menyesuaikan usia dan fisik.
"Meski sudah berumur saya diperbolehkan bekerja dengan tarif Rp 50 ribu sekali kencan. Katanya saya khusus untuk brondong, karena brondong itu tak berduit. Kalau Mira tarifnya Rp 350 ribu, dengan alasan karena muda dan bodinya masih bagus. Itu bosnya yang bilang," kisah Rochana.
10. Dikira orang gila
Setelah sepakat dengan bos PSK, Rochana dan Mira langsung pulang ke Mapolsek Wedarijaksa. Penyamaran mereka rupanya berjalan mulus. Petugas piket Mapolsek Wedarijaksa saat itu bahkan sempat tak mengenali Rochana.
Anggotanya yang berjaga malam itu sempat mengusir Rochana yang hendak masuk ke kantor lantaran dikira orang gila yang berkeliaran. "Hai kamu jangan masuk! Pergi atau kusiram kamu!" kata Rochana menirukan hardikan anak buahnya kala itu.
"Enak saja mau nyiram, saya ini Kapolsek kamu," ujar Rochana.
Kata Rochana, saat itu juga anggotanya kaget dan tak percaya. Mereka pun tertawa semua sendiri.
11. Lakukan penggerebekan
Keesokan harinya, yakni sekitar pukul 15.30 WIB, Rochana bersama tim gabungan dari Polsek Wedarijaksa menggerebek warung kopi Kuro-Kuro.
Dalam penggerebkan, polisi mengamankan 3 PSK, 4 pria hidung belang, dan satu pasangan mesum yang terkunci rapat di kamar.
Selain itu turut mengamankan seorang mucikari atau pemilik warung kopi Kuro-Kuro atas nama biduan Woro Wiranti (34).
12. Langsung cari brondong
"Mana Brondongnya, katanya saya mau dikasih brondong?" tanya Rochana pada mucikari dan si pemilik warung kopi itu.
Pemilik warung kopi langsung kaget dan meminta maaf.
2. Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Ustaz Abdul Somad
Kabar duka datang dari keluarga Ustaz Abdul Somad (UAS).
Ibunda Ustaz Abdul Somad dikabarkan meninggal dunia Senin 18 Maret 2019 di Pekanbaru sebelum sholat subuh.
Informasi meninggalnya ibunda beredar di media sosial Facebook.
Seperti yang diunggah oleh akun Facebook Tengku Muhammad Alfan Al-Munadzri berikut ini:
Innalilahi wainna ilaihi Roji'un.
Saat Team Laskar KUPAZ ( Kumpulan Pemuda Akhir Zaman ) Sampai Menuju Ke Kediaman UAS ( Ustaz Abdul Somad ) DIPEKAN BARU. Telah Dapat Kabar Ibunda Dari Ulama BESAR KITA Telah Meninggal Dunia Hari ini ( Sebelum Sholat Subuh )
Dirumah Sakit Pekan Baru dan Insya Allah Jenazah Akan diberangkatkan Ke Kisaran / Batubara ( Kampung Halaman Ibunda )
Maka dalam hal ini mari kita mendoakan semoga kiranya Arwah Ibunda / Orang tua Kita tersebut Allah Terima Disisi Allah Subhana Wataa'la dan Diampuni Seluruh Dosa2 nya Serta Allah jadikan Hamba Allah Penghuni Syurga.
Aaamiiiinnnnn Allahumma Aamiiinnn
# Ulama Kita Berduka
3. 50 Anggota DPRD Tidak Hadiri Paripurna HUT Lampung, Ridho: Insya Allah yang Hadir Aman
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyinggung minimnya anggota DPRD yang hadir dalam rapat paripurna istimewa peringatan HUT Ke-55 Provinsi Lampung, Senin, 18 Maret 2019.
Hanya 35 dari 85 anggota DPRD Provinsi Lampung yang hadir dalam rapat paripurna istimewa peringatan HUT Ke-55 Provinsi Lampung tersebut.
Artinya, ada 50 wakil rakyat yang tidak datang.
Meski tidak mengungkapkan secara langsung, Ridho tetap bersyukur melihat banyaknya kursi di ruang rapat paripurna tak terisi.
Ridho mengucapkan terima kasih dan apresiasinya kepada para anggota DPRD Lampung yang menghadiri rapat paripurna istimewa HUT Lampung.
“Alhamdulillah, dihadiri sebagian anggota DPRD Lampung. Insya Allah yang hadir di sini (ruang rapat paripurna) kondisinya aman," kata Ridho, disambut tepuk tangan tamu undangan yang hadir.
Ridho juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Wagub Lampung Bachtiar Basri dalam rangka rapat paripurna peringatan HUT Lampung.
"Pak Wagub (Bachtiar Basri) sedang ada kegiatan di Jakarta yang juga cukup penting bagi kemajuan Provinsi Lampung," kata Ridho mengawali sambutannya.
Rapat paripurna istimewa dalam rangka peringatan HUT Ke-55 Provinsi Lampung digelar di gedung DPRD Lampung, Senin, 18 Maret 2019.
Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal memimpin langsung rapat paripurna istimewa tersebut.
Dedi ditemani Wakil Ketua Pattimura dan Ismet Roni.
Sementara dari unsur eksekutif hadir Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Pj Sekprov Lampung Hamartoni Ahadis, serta sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Lampung.
Rapat paripurna istimewa DPRD Lampung HUT Lampung hanya dihadiri oleh 32 anggota DPRD Lampung.
Dengan demikian, total ada 35 anggota DPRD Lampung, termasuk unsur pimpinan, dari total 85 anggota DPRD, yang hadir dalam rapat paripurna istimewa HUT Lampung.
4. Beli Mi Instan di Warung Dapat Hadiah Undian Mobil Innova, Petani Ini Malah Kehilangan Rp 13 Juta
Undian berhadiah mobil produk mi instan memakan korban. Seorang warga Banyuasin, Sumatera Selatan harus kehilangan uang belasan juta akibat tergiur undian mi instan berhadiah mobil Toyota Innova.
Kupon undian berhadiah mobil Innova itu didapat Agus Wawan (39 tahun) dari produk mi instan yang ia beli di warung dekat rumahnya.
Saat mi instan tersebut dibuka, Agus menemukan selembar kupon berhadiah yang menyatakan dirinya menang undian mobil Innova.
Bukannya mendapatkan mobil Innova seperti yang dibayangkan, Agus malah kehilangan uang totalnya Rp 13.250.000.
Agus Wawan, warga Jalan Angkatan 45, Dusun II, Desa Terusan Dalam, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin ternyata menjadi korban penipuan.
Merasa menjadi korban penipuan, Agus lantas mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang untuk membuat laporan pada Senin (18/3/2019).
Kepada petugas, Agus yang sehari-hari bekerja sebagai petani di daerahnya ini mendapatkan kupon undian berhadiah mobil saat membeli mi instan di warung.
"Kupon undian itu ada dalam bungkus minya, akhirnya saya percaya kalau memang saya dapat hadiah mobil," ujarnya.
Agus Kemudian mencoba menghubungi nomor telepon yang tertera di kupon tersebut untuk mengonfirmasi kebenaran kupon tersebut.
"Setelah ditelepon katanya benar terus saya di kasih nomor rekening yang dikirim lewat SMS nomor rekening bank BRI atas nama Fitriyani," katanya.
Lalu terlapor meminta korban untuk mentransfer uang ke ATM tersebut sebesar Rp 4.700.000.
"Kata si penelpon, uang itu sebagai biaya administrasi untuk penebusan BPKB dan STNK mobil yang saya menangkan itu," katanya.
Setelah mentransfer uang, Agus kembali diminta untuk kembali menransfer uang ke nomor rekening yang sama.
"Jadi saya dua kali saya transfer ke rekening itu jadi untuk totalnya sekitar Rp 13.250.000," katanya.
Korban kembali menghubungi nomor terlapor, dan ia diminta segera ke Palembang untuk mengambil hadiah mobil Innova yang diterimanya.
Agus kemudian pergi ke Palembang, tepatnya di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, dan mencoba menghubungi penelpon tersebut.
"Tapi setelah saya sampai di Palembang, nomor itu sudah tidak aktif hingga sekarang. Akhirnya saya membuat laporan di Polresta Palembang," katanya
Sementara itu KA SPK Polresta Palembang, AKP Herry, membenarkan adanya laporan korban penipuan dengan modus undian mobil.
"Menurut keterangan pelapor, dia mendapat kupon undian menang mobil yang dibelinya dari warung. Kemudian disuruh menyetor sejumlah uang untuk biaya administrasi.
Tapi setelah itu nomor yang dihubunginya tersebut tidak aktif lagi," jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, laporan akan segera diteruskan ke Satreskrim Polresta Palembang, untuk segera ditindaklanjuti.
Berita Lampung terpopuler lainnya pada Senin, 18 Maret 2019 mengenai bidan YL.
5. Bidan YL Mengaku Diperkosa Tapi Tak Ditemukan Bercak Sperma, Ternyata Ini Kejadian Sebenarnya
Polda Sumatera Selatan akhirnya mengungkap kasus dugaan pemerkosaan Bidan YL (27).
Aparat kepolisian menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam dugaan pemerkosaan bidan YL.
Kasus tersebut sebelumnya menjadi tanya besar karena tidak ada bukti sperma yang ditemukan. Ternyata begini kejadian selengkapnya.
1. Pelaku ditangkap
Pelaku pemerkosaan terhadap bidan YL (27) akhirnya ditangkap oleh jajaran Unit 1 Subdit III Jatantas Ditreskrimum Polda Sumsel.
Dari pengakuan pelaku, Rohan (29) dalam menjalankan aksinya, pelaku mencoba masuk ke tempat tinggal bidan melalui pintu jendela yang dirinya congkel.
"Saya masuk dari jendela dengan mencongkel menggunakan behel. Ketika saya berhasil masuk, saya melihat korban sedang tidur bersama anak di atas ranjang. Kemudian saya mencari kain dan langsung membekap wajah korban," ujar warga Jalan Simpang Pelabuhan Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Senin (18/3/2019).
Saat membekap korbannya tersebut, YL berontak memberikan perlawanan. Rohan yang kesal langsung memukul wajah korban sebanyak dua kali hingga korbannya pingsan.
• Deretan Fakta Baru Bidan Diperkosa di Ogan Ilir, Polisi Tak Temukan Sperma Korban di Lokasi
Mendapati korbannya pingsan, Rohan langsung melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap bidan YL.
"Tidak saya perkosa karena anak menangis terus. Saya hanya mengambil Handpone Nokia dan uang sebesar Rp 400 ribu rupiah di dalam lemarinya."
"HP-nya saya jual seharga seratus ribu. Sebenarnya tidak ada niat buat mencuri hanya spontan saja pak," ujar buruh pembuat lemari di Sungai Buaya tersebut.
Saat berusaha ditangkap korban sempat berusaha menghindar dan berlari dari kejaran petugas. Alhasil, pelaku harus menerima tembakan di kakinya.
2. Pelaku terlacak lewat nomor handphone
Ditreskrimum Polda Sumsel berhasil mengungkap kasus yang menimpa bidan YL (27) dengan menangkap pelaku pemerkosayakni Royhan (29).
Kasus tersebut terungkap berawal dari handphone milik korban yang sudah berganti nomor.
"Pengungkapan kasus bermula terungkap dari handphone korban yang hilang saat kasus menimpa bidan YL. Nomor imeinya terlacak pertama kali sudah berganti nomor," jelas Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, Senin (18/3/2019).
Dari pelacakan handphone milik korban tersebut didapatkan pelaku penadah handphone yakni Marozi (31).
Dirinya mengaku membeli handphone tersebut dari temannya.
"Saya beli handphone ini seharga Rp 50 ribu. Saya nggak tau kalau hapenya hasil mencuri," jelasnya.
Dari pengembangan kasus tersebut didapatkan pelaku utama yakni, Royhan (29) seorang buruh pembuat lemari.
Dari pengakuannya, dirinya membenarkan jika sudah melakukan pencurian dan membekap korban.
"Saya masuk dari jendela, saya masuk. Saya liat korban lagi tidur," ujar Royhan.
Royhan mengaku tergoda saat melihat bidan YL sedang tidur.
Kemudian Royhan melancarkan aksinya dengan melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap korban.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengaku bersyukur kasus yang sempat membuat heboh itu terungkap.
Kapolda membenarkan cerita pelaku.
Kapolda juga mengatakan kasus pelaku akan dikenakan pasal 365 KUHP.
"Pelaku dikenakan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dan kekerasan.
Dia mengambil barang dengan melakukan tindakan kekerasan dengan korban.
Nanti kami akan koordinasi ke jaksa, apakah kasus ini bisa dimasukan ke dalam kasus pencabulan," jelasnya.
3. Mengaku Diperkosa
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan pemerkosaan disertai perampokan menimpa seorang Bidan Desa (Bides) Desa Simpang Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir (OI) berinisial Yl (27).
Peristiwa terjadi Selasa (19/2/2019) sekitar pukul 00.30 dini hari, berlangsung di kamar korban Yl yang tinggal di kantor Puskesdes, Desa Simpang Pelabuhan Dalam.
Korban yang ditinggal suaminya pergi keluar daerah tersebut, tidak bisa berbuat banyak, tanpa bisa melakukan perlawanan.
Menurut Zainal, orang pertama yang ditemui korban, usai kejadian mengatakan, bahwa korban mengaku baru saja diperkosa dan dirampok oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya itu.
Lalu Zainal menghubungi Kades Simpang Pelabuhan Dalam Nurdin Abdullah, kemudian keduanya mendatangi lokasi TKP, baru selanjutnya dilaporkan ke Polsek Pemulutan.
"Semalam ramai disini, petugas dari Polsek Pemulutan sudah melakukan olah TKP,’’ kata Kades Nurdin seperti dilansir Sripoku.com dari TribunSumsel, Selasa (19/2).
Dari keterangan korban Yl kepada Kades, bahwa pelaku yang belum diketahui berapa jumlahnya, karena situasi gelap didalam rumah, pelaku masuk ke kamar tidurnya, dan membekap muka korban dengan bantal, lalu melilit leher korban dengan kain.
“Nah kemungkinan saat itulah korban di perkosa,’’ ujar kades yang mengaku korban Yl sempat shock dan pingsan akibat kejadian tersebut.
Saat ini korban lagi dirawat di RS Muhammadiyah Palembang.
"Semalam kami mengantarkannya ke RS Muhammadiyah, karena selain diduga diperkosa, muka korban lembab akibat dipukul oleh pelaku, korban juga kehilangan uang Rp 500 ribu dan sebuah ponsel,’’ ujar Kades Simpang Pelabuhan Dalam Pemulutan.
Kapolres OI AKBP Ghazali Ahmad melalui Kasat Reskrim AKP Malik Fahrin membenarkan adanya seorang Bides di Simpang Pelabuhan Dalam menjadi dugaan korban pemerkosaan dan perampokan.
"Kasus ini dilaporkan ke Polsek Pemulutan, namun akan kami back-up,’’ kata AKP Malik Fahrin.
4. Tidak Ada Bukti Diperkosa
Dalam penyelidikan lanjutan, polisi tidak menemukan adanyapemerkosaan dalam kasus bidan desa YL.
Kalabforcab Palembang, Kombes Pol I Nyoman Sukena. SIK membenarkan pernyataan Kapolda Sumsel mengenai tidak ditemukannya bukti ilmiah hasil olah TKP Tim Forensik.
Menurutnya, dari hasil yang ada saat ini dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan tidak diketemukan petunjuk yang mengarah pada kasus pemerkosaan.
"Sampai saat ini kita sudah melakukan olah TKP mencari alat bukti yang diperlukan. Seperti sperma atau bulu kemaluan, tapi tidak ditemukan. Hal itu penting untuk membuktikan secara sciencetifik," ujarnya.
Dikatakan, pemeriksaan lain juga dilakukan untuk melihat sidik jari yang tertinggal. Apa lagi dari informasi yang didapat, korban mengaku didatangi lima orang.
"Kalau dari informasi ada orang Lima, namun hasil penyelidikan di pintu tidak ditemukan jejak sidik jari, dan bekas tempelan jejak kaki di rumah. Dari sprei juga tidak ditemukan bekas sperma," ujar Kalabfor.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adimegara menerima hasil labfor mengenai kasus pemerkosaan Bidan YL (27) yang bertugas di Pumulutan, Ogan Ilir.
Dari hasil penyelidikan tim labfor didapatkan fakta berbeda, jika sebelumnya korban mengaku diperkosa, hasil labfor tidak menunjukan adanya tanda-tanda korban diperkosa.
Hal tersebut didapat dari hasil pemeriksaan ilmiah di TKP.
"Tim forensik mengungkap, kami membangun asumsi melalui fakta peristiwa. Semua itu dibuktikan dengan fakta ilmiah. Tim sempat berdebat, karena dari puskesmas membawa sampel sperma, tim labfor mengatakan bukan,"
"Termasuk di kasur diperiksa tanda-tanda sperma yang tertinggal atau pun bulu-bulu halus," ujarnya saat ditemui di Polda Sumsel, Jumat (22/2).
Selain itu tim juga memeriksa tempat praktek dan tempat tinggal sang bidan desa, yang dari pengakuannya diperkosa ketika malam hari.
"Saat kejadian terjadi hujan lebat. Kami tidak menemukan jejak kaki, seharusnya jika ada yang masuk akan meninggalkan jejak. Dari sidik jari pun tidak ditemukan," jelasnya.
Hingga saat ini pihak kepolisian, terus menunggu hasil visum terhadap korban.
Kapolda juga enggan mengatakan jika korban tidak diperkosa.
"Kami tidak berasumsi jika dia tidak diperkosa. Semuanya dibuktikan secara Ilmiah, seperti pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi di Gelumbang kemarin hasil labfor terbukti ditemukan sperma. Jadi hingga sekarang kami menunggu hasil visum korban," ungkapnya.
5. Polisi Salah Tangkap
Pemuda bernama Ari Ismail diduga menjadi korban salah tangkap polisi.
Dia diciduk, Kamis (21/2) malam lalu ditemukan tergeletak di semak-semak dalam kondisi babak belur pada keesokan harinya.
Peristiwa penangkapan terhadap Ari bermula ketika Ari dan temannya, Dani, mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba tiga pengendara motor menyetop kendaraannya dan menghardik ia dan Hari.
Dani lompat dari motor, sementara Ari dimasukan ke dalam mobil.
• Foto-foto Syur Tanpa Busana Bidan Cantik Puskesmas Prabumulih Beredar, Begini Nasibnya Sekarang
• Keren, Via Vallen Goyang Rusia dengan Dangdut Koplo! Inilah Deratan Dangdut Koplo Terpopuler 2019
• Sinopsis Misteri Dilaila, Film Misteri Dilaila Jadi Film Horor Unik karena Punya Dua Versi Ending
Ari ditemukan di semak-semak pinggir jalan di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Jumat (22/2) pukul 10.00, di wilayah perbatasan dekat Jakabaring dan Pemulutan.
Ia pun dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Sumsel untuk menjalani perawatan. Ari masih dalam perawatan intensif di RS Bhayangkara hingga Minggu (24/2).
Ari diduga ditangkap oleh oknum polisi dan digebuki untuk mengaku sebagai pelaku pemerkosa bidan YL. Ari yang merasa tidak terlibat dan tidak melakukan perkosaan menolak mengakui sebagai pelaku perkosaan seperti dituduhkan polisi. (Tribunlampung.co.id/Daniel Tri Hardanto)