Tribun Lampung Tengah
Siswa SMKN 2 Terbanggi Besar Ciptakan Mesin Pemarut Kelapa, Pernah Dipamerkan di Depan Jokowi
SMKN 2 Terbanggi Besar, mewakili Provinsi Lampung dalam ajang pameran produk kreatif hasil pembelajaran SMK di Yogyakarta
Penulis: syamsiralam | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Terbanggi Besar, mewakili Provinsi Lampung dalam ajang pameran produk kreatif hasil pembelajaran SMK di Yogyakarta, 7-13 Juli 2019.
Pada ajang pameran yang akan digelar di Jogja Expo, SMKN 2 Terbanggi Besar akan menampilkan tiga alat produksi yang diciptakan oleh siswa.
Siswa SMKN 2 Terbanggi Besar membutuhkan waktu tiga bulan untuk benar-benar memamerkan produknya di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Adapun peralatan mesin produksi karya siswa yang akan dipamerkan yakni, pemarut sekaligus pemeras santan, pengiris (Slicing) pisang/singkong, serta pengupas kulit dan pemisah biji kedelai untuk produksi tempe.
Hebatnya, salah satu yang akan dipamerkan di Yogyakarta nanti, yakni mesin pemarut dan pemeras santan.
Mesin ini pernah langsung dipamerkan di hadapan Presiden RI Joko Widodo di ajang temu karya nasional tekhnologi tepat guna (TTG) SMKN 2 di Bali pada 2018.
Adi Kuswara kelas XII tekhnik mesin, salah siswa yang menciptakan produk tersebut saat ditemui Tribunlampung.co.id, Rabu 19 Maret 2019, mengatakan, alat yang ia ciptakan merupakan hasil observasi di lingkungan sekitarnya banyak penjual kelapa.
Adi menyatakan, ia ingin mempermudah masyarakat dan petani dalam proses pengolahan santan kelapa.
Alasannya, petani harus dua kali kerja dengan mesin manual yakni pemisahan antara pemarutan dan pemerasan santan.
"Itu saja alasannya (melihat langsung proses pengolahan di pasar). Kenapa pengolahan harus dua kali bekerja. Makanya saya beserta tim mengajukan pembuatan mesin ini ke pembimbing sekolah," kata Adi Kuswara.
Setelah penjabarannya disetujui guru pembimbing lanjut Adi Kuswara, proses realisasi sampai pembentukan komponen mesin dilakukan di gudang produksi siswa.
Untuk proses perakitan hingga mampu memproduksi lanjutnya, memerlukan perakitan hingga tiga bulan.
Guru pembimbing yang akan mendampingi siswa di Yogyakarta, Tulus Widodo mengatakan, saat ini ia bersama siswa masih melakukan proses penyempurnaan dan performance mesin sebelum dipamerkan di Yogyakarta.
"Saat ini kami masih terus melakukan penyempurnaan performance alat. Bukan belum sempurna, semua hanya perlu supaya alat benar-benar layak dan kita siap produksi jika dibutuhkan," kata Tulus Widodo selaku guru Tekhnik Mesin di SMKN 2 Terbanggi Besar.
Ia melanjutkan, ketiga alat yang akan dipamerkan seluruhnya karya siswa, dan pernah diikuti dalam lomba teknologi tepat guna (TTG) yang diadakan oleh Badan Litbanda Lamteng pada 2018 lalu, dan semuanya menjadi yang terbaik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/siswa-smkn-2-terbanggi-besar-sedang-mencoba-mesin-pemarut-dan-pemeras-santan.jpg)