Perkosaan Bidan YL dan Pembunuhan Ibu dan Anak di Pagaralam, Kasus Kriminal Sadis di Sumsel
Perkosaan Bidan YL dan Pembunuhan Ibu dan Anak di Pagaralam, Kasus Kriminal Sadis di Sumsel
Perkosaan Bidan YL dan Pembunuhan Ibu dan Anak di Pagaralam, Kasus Kriminal Sadis di Sumsel
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Lima kasus kriminal di Sumatera Selatan yang sangat menyita perhatian masyarakat. Bahkan 4 kasus di antaranya adalah peristiwa pembunuhan sadis.
Begitu besarnya perhatian publik terhadap kasus-kasus kriminal tersebut, hingga Polda Sumatera Selatan turun tangan langsung menanganinya.
Berikut ini TribunSumsel.com rangkum 5 kasus kriminal yang menggemparkan Sumatera Selatan di awal tahun 2019.
1. Pembunuhan Ibu dan Anak di Pagaralam
Kasus kriminal yang pertama adalah pembunuhan ibu dan anak di Pagaralam.
Sebenarnya pembunuhan ini terjadi pada 25 Desember tahun lalu. Namun kasus tersebut terus bergulir karena para pelaku melarikan diri dari kejaran polisi.
Ponia (39) dan putrinya Selfia (13) dihabisi tiga pelaku. Mereka adalah Tika Herli, Riko Apriadi dan Jefri Saputra.
Tika merupakan teman dekat Ponia. Pembunuhan itu berawal saat Tika menipu Ponia. Tika meminjam kartu ATM milik Ponia.
Korban yang gaptek alias gagap teknologi merasa tidak curiga sama sekali, sampai akhirnya dia tahu bahwa saldonya dikuras oleh Tika sebesar Rp 45 juta.
Ponia lantas menagih uang itu kepada Tika. Namun, Tika justru kesal ditagih. Emosinya membuncah.
Dia lantas mengajak dua temannya untuk membunuh Ponia dan anaknya.
Setelah sempat buron selama sepekan, ketiga pelaku akhirnya diringkus tim reserse Polres Pagaralam di Jakarta pada 3 Januari lalu.
• Kronologi Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak di Pagaralam Sumatera Selatan
2. Pembunuhan Sadis Janda di Muaraenim dengan Cara Dibakar
Kasus pembunuhan yang kedua menewaskan Inah Antimurti (20), seorang janda satu anak di Muaraenim.
Motif pembunuhan tersebut juga berawal dari masalah utang. Inah diduga punya utang sebesar Rp 5 juta kepada tersangka yang bernama Asri Marli.
Asri kemudian menyuruh Inah untuk datang ke rumah kontrakannya.
Asri tidak sendiri di rumah itu. Sudah ada empat orang lain yakni Feri, Abdul Malik dan dua orang yang masih berusia di bawah umur yakni FB (18) dan DP (16).
Di sana, Inah diperkosa. Korban sempat melawan, namun kemudian dipukul menggunakan balok kayu hingga tewas.
Meski nyawanya sudah melayang, para pelaku kembali memerkosa Inah.
Setelah itu, jasad Inah dinaikkan ke mobil pikap dan dibuang di sebuah rawa di Ogan Ilir.
Tak sekadar dibuang, jasad Inah juga dibakar oleh pelaku.
3. Anggota TNI AD Tewas Ditusuk di Martapura
Pembunuhan terhadap anggota Pusat Latihan Tempur atau Puslatpur TNI AD, Kopda Zeni Erwanta di Martapura, juga dilatarbelakangi masalah utang.
Korban disebut memiliki utang sebesar Rp 150 juta kepada tersangka Sumarlin.
Sumarlin nekat menusuk Erwanta karena kesal. Berkali-kali dia menagih utang, namun tak digubris.
Emosi Sumarlin pun memuncak. Dia menusuk kepala, dada, dan tangan Erwanta secara membabi buta.
Erwanta tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
4. Mahasiswi di Muaraenim Tewas Setelah Diperkosa
Kasus pembunuhan sadis di Sumatera Selatan selanjutnya, menewaskan mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Palembang, Fatmi Rohanayanti.
Fatmi yang masih berusia 20 tahun ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kebun di Muaraenim.
Fatmi tewas di tangan residivis kelas kakap bernama Upuzan alias Sairun.
Fatmi yang dalam perjalanan pulang usai mengantar ibunya, dihadang oleh Sairun.
Pelaku sempat memerkosa Fatmi. Setelah itu, Fatmi dicekik hingga tewas. Sairun lantas kabur membawa kabur motor Fatmi.
Pria yang pernah mendekam di Lapas Nusakambangan itu akhirnya dapat ditangkap polisi.
5. Pencabulan dan Perampokan Bidan di Ogan Ilir
Kasus kriminal yang menghebohkan Sumatera Selatan di awal tahun 2019 yang terakhir, ialah kekerasan seksual dan perampokan terhadap seorang bidan berinisial Y di Pemulutan, Ogan Ilir.
Awalnya, Y sempat dikabarkan diperkosa oleh pria tidak dikenal.
Namun polisi tidak menemukan jejak pemerkosaan di tempat kejadian perkara, maupun dari hasil visum terhadap korban.
Belakangan diketahui, korban ternyata dicabuli oleh seorang pria yang ingin merampok di pos kesehatan desa tempat bidan Y menginap.
Kepastian itu didapat setelah pelaku bernama Royhan dan seorang penadah barang curian bernama Marozi, berhasil diciduk tim Jatanras Polda Sumsel pada 18 Maret lalu.
Dari pengakuan pelaku terungkap, jika ia sempat mencoba memperkosa korban.
Namun karena korban melawan, pelaku hanya sempat menggerayangi tubuh korban, lalu mengambil uang serta handphone korban.