Makam Pria yang Disebut Meninggal Usai Makan 3 Butir Durian Dibongkar, Paman Korban Ngaku Bohong!

Setelah sempat dihebohkan dengan pemberitaan seorang pria meninggal dunia usai makan tiga butir buah durian, kini ada kisah baru terkait kasus itu.

Editor: Teguh Prasetyo
KOMPAS.com/ JUNAEDI
Dilaporkan meninggal dunia usai makan durian, kuburan mandor bangunan dibongkar kembali oleh polisi dna tim DVI Polda Sulsel. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Setelah sempat dihebohkan dengan pemberitaan seorang pria meninggal dunia usai makan tiga butir buah durian, kini ada kisah baru terkait kasus tersebut. 

Sebab, petugas Polsek Bungoro, Pankep dan Tim DVI Polda Sulsel membongkar kuburan Baharuddin, seorang mandor bangunan di Majene, Sulawesi Barat, yang tewas usai memakan tiga buah durian.

Pembongkaran makam itu dilakukan karena orangtua korban curiga anaknya mati secara tidak wajar.

Ibu korban, Nurjannah, mengatakan pihaknya menemukan tanda-tanda tak wajar di tubuh anaknya.

Antara lain luka memar di punggung, leher patah, dubur mengeluarkan kotoran serta di kemaluan ditemukan cairan sperma.

Orangtua korban meminta polisi agar mengusut penyebab pasti kematian anaknya.

“Sebagai orangtua saya berharap penyebaba pasti kematian anak saya bisa dibongkar polisi,” kata Nurjannah saat ditemuia di lokasi pembongkaran kuburan anaknya, Jumat (29/3/2019) kemarin.

Kuasa hukum keluarga korban, Hasfaruddin SH menyatakan, sejumlah tanda mencurigakan tersebut ditemukan saat keluarga memandikan korban.

Pacar Ungkap Detik-detik Pemuda yang Tewas Usai Makan Durian hingga Intim di Kamar

Pihak keluarga meminta Hasfaruddin mendampingi mereka untuk melapor ke Polsek Bungoro, Pangkep.

Akhirnya kuburan korban yang telah dikebumikan pada 3 Januari 2019 lalu itu dibongkar ulang demi kepentingan otopsi.

“Setelah melaporkan, alhamdulillah direpons polisi. Akhirnya jenazah korban diotopsi petugas,” jelas Hasfaruddin.

Dilarang lihat jenazah

Selain dari tanda tak wajar di tubuh korban, orangtua juga menyimpan kecurigaan lain.

Pertama, Nurjannah sempat meminta paman korban, Heryanto agar korban dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, tetapi ditolak dengan alasan tidak penting karena korban sudah meninggal dunia.

Selain itu, Nurjannah juga dilarang oleh Heryanto untuk melihat langsung kondisi tubuh anaknya sebelum dipulangkan ke kampung halaman di Majene.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved