Asal Usul Karet Ban Ungkap Pelaku Pembunuhan Pendeta Cantik di Sumsel
Asal Usul Karet Ban Ungkap Pelaku Pembunuhan Pendeta Cantik di Sumsel
Namun, ia menjelaskan bahwa sampai saat ini belum pernah menyatakan perasaannya pada korban.
"Belum pernah (nyatakan cinta)" kata pelaku kemudian.
Sementara itu, berdasarkan pengungkapan identitas pelaku, Zulkarnain mengatakan polisi menemukan dari keterangan saksi yang melihat pelaku sebelumnya.
Warga melihat pelaku mencari karet ban.
Pelaku mengatakan bahwa karet ban tersebut akan digunakan untuk memperbaiki sepeda motornya.
"Sebelumnya ada informasi tersangka mencari karet ban untuk mengganjal sepeda motor," kata Zulkarnain.
Selain itu setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan barang-barang korban di kediaman pelaku.
"Dari situ kita kembangkan ditemukan HP disimpan oleh dia bersama dengan tas merah ada uang tidak begitu banyak," kata Zulkarnain.
"Disimpan di semak belukar di semak sawit, kita juga temukan tutup sarung di belakang rumah dan belanja-belanja bawaan korban," jelasnya menambahkan.
• Penutup Wajahnya Terlepas, Dalih Nang Habisi Nyawa Pendeta Cantik di Sumsel
• Berita Lampung Terpopuler Jumat 29 Maret 2019 - Pembunuhan Pendeta Cantik hingga Baku Tembak
• Pengakuan Pembunuh Pendeta Melinda Zidemi di Depan Jenderal Polisi, Terungkap Fakta Sebenarnya
Kronologi Pembunuhan
Awalnya calon Pendeta di OKI yang tengah pulang setelah pergi ke pasar bersama dengan NT (9) diadang oleh dua orang tidak dikenal, Senin (25/3/2019), sekitar pukul 17.00 WIB, dikutip dari Kompas.com.
Korban terpaksa harus menghentikan kendaraannya lantaran pelaku mengadang korban menggunakan batang kayu balok.
"Kemudian korban berhenti, lalu korban dihampiri oleh dua orang diduga pelaku dengan ciri-ciri berbadan kurus dengan tinggi kurang lebih 165 cm menggunakan baju hitam dan memakai penutup wajah," kata Supriadi Selasa (26/3/2019).
Sedangkan saat itu korban NT selamat dan berhasil menyelamatkan diri.
Kemudian diungkapkan oleh pelaku, pelaku yang berhasil mengadang lalu menyeret korban ke areal perkebunan sawit dan terlibat bersitegang dengan korban.