Berapa Jumlah Rakaat Salat Tarawih yang Benar? Simak, Penjelasan Ustaz Muhammad Solihin

Berapa jumlah rakaat salat Tarawih yang benar? Berikut, penjelasan ustaz Muhammad Solihin.

tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi. Berapa Jumlah Rakaat Salat Tarawih yang Benar? Simak, Penjelasan Ustaz Muhammad Solihin. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Berapa jumlah rakaat salat Tarawih yang benar?

Pertanyaan tersebut kerap menjadi perdebatan.

Hal itu karena sebagian masyarakat ada yang melaksanakan salat Tarawih sebanyak 8 rakaat dan 3 rakaat salat Witir.

Namun, ada juga masyarakat yang mengerjakan salat Tarawih sebanyak 20 rakaat dan 3 rakaat salat Witir.

Lalu sebenarnya, berapa jumlah rakaat salat Tarawih yang benar?

Berikut, penjelasan Ketua Pusat Pengkajian Studi Islam (PPSI) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), ustaz Muhammad Solihin.

Menurut ustaz Muhammad Solihin, salat Tarawih sama halnya seperti salat sunah Qiyamul Lail atau Tahajud dan salat Witir.

Hanya saja, pelaksanaan salat Tarawih dilakukan pada bulan Ramadan.

Tata Cara, Niat dan Doa-doa Sholat Tarawih di Bulan Puasa Ramadan 2019

"Kalau dikerjakan pada malam hari di luar bulan Ramadan, disebutnya salat Tahajud," ungkap ustaz Muhammad Solihin, Kamis (28/3/2019).

"Tapi kalau dikerjakan di bulan Ramadan, namanya salat Tarawih," katanya menambahkan.

Sementara, salat Witir adalah salat yang dikerjakan dalam bilangan ganjil.

"Jadi intinya, namanya salat Tarawih, Tahajud, Witir, itu jenisnya sama, hanya beda dalam pelaksanaannya," ungkap ustaz Muhammad Solihin.

Mengenai jumlah rakaat salat Tarawih, Solihin mengungkapkan, sebuah riwayat.

Diriwayatkan, Aisyah Radhiallahu anhu ditanya bagaimana salat Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan Ramadan?

Dia menjawab, Rasulullah SAW tidak pernah melakukan salat Tarawih atau Tahajud lebih dari 11 rakaat.

Salatnya rasul dilakukan empat rakaat salam, empat rakaat salam, lalu ditutup dengan tiga rakaat Witir. (HR Bukhari dan Muslim)

Solihin mengungkapkan, salat Tarawih pada zaman Rasulullah SAW juga tidak selalu dilakukan secara berjamaah.

Karena pada zaman Rasulullah SAW, perintah untuk salat Tarawih berjamaah tidak ada.

Di Sinilah Salat Tarawih Terpanjang, Digilir sejak Isya hingga Menjelang Subuh

Diriwayatkan pada masa Rasulullah SAW, ketika Rasulullah SAW salat Tarawih di masjid, para sahabat kemudian mengikutinya sebagai makmum.

Hal serupa terjadi pada malam berikutnya.

Namun pada malam ketiga, ketika para sahabat Nabi SAW sudah berkumpul di masjid, Rasulullah SAW mengerjakan salat Tarawih di rumah.

Keesokan paginya, Rasullullah SAW kemudian menyampaikan bahwa Rasulullah SAW sesungguhnya tahu bahwa para jamaah sudah berkumpul di masjid pada malam hari.

Namun, Rasulullah SAW tidak datang ke masjid karena khawatir salat Tarawih akan dianggap wajib.

Salat Tarawih Berjamaah Masa Khalifah Umar

Pada masa Khalifah Umar, Solihin menjelaskan, salat Tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat ditambah 3 rakaat salat Witir.

Salat Tarawih pun dilakukan secara berjamaah.

Menurut Solihin, Khalifah Umar pernah mengatakan, "Mudah-mudahan salat seperti ini adalah sebaik-baik daripada bid'ah. Tidak dilaksanakan Rasulullah SAW tetapi mudah-mudahan menjadi kebiasaan baik."

Mengenai jumlah rakaat salat Tarawih yang akan dikerjakan umat Muslim, Solihin mengungkapkan, hal itu dikembalikan kepada masing-masing individu.

Ini Keutamaan Orang yang Salat Tarawih di Saf Pertama

Waktu Mengerjakan Salat Tarawih

Mengenai waktu mengerjakan salat Tarawih, Solihin menuturkan, hal itu bisa dilakukan pada sepertiga awal malam, sepertiga pertengahan malam, atau sepertiga akhir malam.

Pada sepertiga awal malam, salat Tarawih biasanya dilakukan setelah salat Isya.

Rasulullah SAW, Solihin mengungkapkan, sering melaksanakan salat Tarawih pada sepertiga akhir malam, atau serupa waktu pelaksanaan salat Tahajud.

Adapun mengenai keutamaan salat Tarawih, Solihin mengatakan, Allah SWT menjanjikan akan mengangkat derajat manusia yang melaksanakan salat Tarawih.

"Akan dimuliakan di sisi Allah SWT."

"Itu keutamaan salat Tarawih yang sangat luar biasa," ungkap ustaz Muhammad Solihin.

Tonton videonya di bawah ini.

(tribunlampung.co.id/sulis markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Iktikaf dan Momen Muhasabah

 

Menjemput Malam Lailatul Qodar

 

Ngabuburit yang Berpahala

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved