BMKG Ajari Nelayan Lampung Pelajari Cuaca
Sejauh ini, kata Sugiyono, 50 persen lebih dari nelayan Lampung masih belum paham terkait kondisi cuaca di perairan Lampung.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Untuk menambah pengetahuan nelayan terhadap kondisi cuaca di perairan Lampung, BMKG Lampung melalui Stasiun Maritim Panjang memulai Sekolah Lapang Nelayan (SLN) tahap kedua.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang BMKG Lampung Sugiyono mengatakan, salah satu tujuan digelarnya SLN adalah agar nelayan di Lampung menjadi lebih paham terkait cuaca perairan.
Sejauh ini, kata Sugiyono, 50 persen lebih dari nelayan Lampung masih belum paham terkait kondisi cuaca di perairan Lampung.
“Kami memang belum pernah menguji data sampai sejauh itu. Tetapi itu perkiraan kami. Hanya saja, untuk SLN tahap dua ini targetnya masih ke penyuluh. Karena harapan kami dari penyuluh ini para nelayan bisa lebih paham kondisi cuaca di Lampung,” kata Sugiyono dalam siaran pers yang diterima Tribunlampung.co.id, Kamis, 4 April 2019 sore.
SLN, kata Sugiyono, memiliki beberapa tahapan untuk kemudian sampai pada pemberian pemahaman secara langsung ke nelayan.
“Untuk tahap satunya sudah kami lakukan di 2018. Ini tahap dua sekarang ini. Mudah-mudahan nanti tahap tiganya di tahun depan,” papar Sugiyono.
• 4 Kecamatan di Pringsewu Potensi Puting Beliung, BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba
• Angin Bertiup Kuat, Nelayan PPI Bom Kalianda Tetap Melaut
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Urip Haryoko menambahkan, secara nasional program sekolah lapang ini, baik itu SLN, atau sekolah lapang gempa ataupun sekolah lapang iklim, merupakan program prioritas dari BMKG pusat.
“Kami juga akan mendukung DKP (dinas kelautan dan perikanan). Seperti kita ketahui, saat ini produksi tangkapan ikan sedang digalakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. BMKG mendukung kebijakan itu dan yang terpenting keselamatan nelayan,” jelas Urip.
Urip menerangkan, slogan dari BMKG adalah matahari, bumi dan cuaca untuk keselamatan dan kesejahteraan.
“Kesejahteraan itu produksi ikan melimpah, keselamatan itu nelayan kita aman ketika melaut. Oleh karena itu, kami ingin memastikan setiap nelayan yang akan pergi melaut sudah mengetahui informasi gelombang dan cuaca di laut agar selamat dari pergi sampai pulang lagi,” tandas Urip. (Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah)