Deretan Kasus Pembobolan Mesin ATM di Lampung, Pakai Remote Control hingga Nyamar Jadi Wanita
Deretan Kasus Pembobolan Mesin ATM di Lampung, Pakai Remote Control hingga Nyamar Jadi Wanita
Penulis: taryono | Editor: taryono
Dari sejumlah aksi tersebut, para pelaku berhasil mendapatkan uang sebanyak Rp 199.650.000.
"Usai melakukan aksinya ini, pelaku kemudian kabur keluar Batam," jelasnya.
2. Menyamar Jadi Perempuan
Ramyadjie Priambodo (RP) ditangkap atas kasus pencurian atau akses sistem milik orang lain ( skimming) di mesin ATM.
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, penangkapan RP sesuai dengan laporan yang diterima polisi pada Senin, 11 Februari 2019.
"Polda Metro Jaya terima laporan masalah skimming itu dari salah satu bank swasta. Laporan itu hal yang biasa ya, bukan istimewa. Setelah dilakukan penyelidikan, kami menangkap seseorang berinisial RP di sebuah apartemen di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan pada 26 Februari," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (18/3/2019).
Tersangka RP menyamar menjadi seorang perempuan dengan mengenakan kerudung saat melakukan skimming mesin ATM di kawasan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.
"Tersangka menggunakan kerudung saat mengambil (uang di mesin) ATM di daerah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan. Dia kayak perempuan kalau dilihat dari CCTV," ujar Argo.
Berdasarkan foto yang diterima Kompas.com dari tim penyidik Polda Metro Jaya, tampak RP beraksi di salah satu mesin ATM pada 15 Januari 2019 memakai kerudung warna hitam dan kemeja lengan panjang warna putih.
Ia melilitkan kerudung itu di kepalanya secara sederhana. Dari rekaman CCTV, RP pun terlihat seperti seorang perempuan.
RP juga memakai masker berwarna hijau untuk menutupi wajahnya. Namun, belum diketahui di mana lokasi foto tersebut.
RP mengaku telah melakukan skimming mesin ATM sebanyak puluhan kali.
"Setelah kami ungkap, pelaku ini sudah sekitar 50 kali narik (uang di mesin) ATM," kata Argo.
Saat ini, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui informasi lebih lanjut sejak kapan RP melakukan aksi tersebut.
"Belum ada info dari tahun berapa. Saat ini, Polda Metro Jaya masih menangani kasus tersebut," ujarnya.