UPDATE Polisi Ungkap Hasil Visum Selaput Dara Audrey Siswi SMP Pontianak Usai Dianiaya 12 Siswi SMA

Menurut Kabis Dokkes Polda Kalbar, Kombes Pol dr Sucipto, berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, organ vital AU masih utuh.

Editor: Andi Asmadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Polisi mengungkap hasil visum Audrey soal selaput dara tidak robek. Kapolda Kalimantan Barat Irjen Didi Haryono saat menjenguk korban dan ibu korban di Rumah Sakit Promedika Pontianak, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (10/4/2019) siang. Kapolda memastikan berdasarkan pemeriksaan kesehatan tidak ada kerusakan pada bagian vital korban seperti yang viral di media sosial. 

Ketiganya merupakan siswi dari sekolah berbeda di Pontianak.

Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati Ishak, mengatakan, hal itu sesuai dengan informasi yang diperoleh pihaknya.

"Menurut pengakuan korban pelaku utama itu ada tiga. Ini semua anak SMA yang berada di Kota Pontianak," kata Eka kepada Tribun.

Menurut Eka, ketiganya ini yang melakukan pemukulan terhadap korban yang mengakibatkan Au muntah kuning dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara pihaknya, terduga pelaku pengeroyokan mengarah ke tiga orang.

Terduga pelaku memiliki peran berbeda.

Ketiga terduga adalah E, T, dan L. Sementara D yang menjemput korban menuju rumah P.

Kasat Reskrim Kompol Husni menjelaskan, dari rumah P, korban Au keluar menggunakan roda dua dan diikuti dua sepeda motor yang pengendaranya tidak dikenal korban.

Setelah sampai di Jalan Sulawesi, korban dicegat.

Tiba-tiba dari arah belakang, terduga pelaku, T menyiram air dan menarik rambut korban sehingga terjatuh.

Setelah korban terjatuh, saudari E menginjak perut korban dan membenturkan kepala korban ke aspal.

Setelah itu, korban melarikan diri bersama P menggunakan sepeda motor.

Namun korban dicegat kembali oleh saudari T dan saudari L di Taman Akcaya yang tidak jauh dari TKP pertama.

Setelah itu, korban dipiting oleh T. Selanjutnya L menendang pada bagian perut korban.

Namun saat kejadian itu dilihat warga sekitar, sehingga pelaku melarikan diri.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan saksi-saksi.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan rumah sakit terkait rekam medis dari korban.

Kasat Reskrim mengatakan, setelah mendapat pengaduan orangtua korban selanjutnya dilakukan visum terhadap korban.

Korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah kejadian ini.

AU menjalani serangkaian rontgen untuk pemeriksaan tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan pengeroyokan tersebut.

Ramalan Zodiak Besok, Hari Kamis 11 April 2019. Cancer Agak Emosional, Virgo Hati-hati Stres Mental

Ibu AU: Anak Saya Masih Trauma

Ibunda AU mengatakan hingga saat ini anaknya masih trauma.

"Psikisnya masih terganggu dan dalam pemulihan," katanya.

Keluarga, kata dia, sangat menyesalkan kasus penganiayaan yang menimpa putrinya itu, sehingga pihaknya menyerahkan proses selanjutnya kepada pihak kepolisian.

Audrey mengaku dianiaya oleh siswi SMA di Pontianak pada 29 Maret 2019. Namun, peristiwa itu baru diadukan ke Polsek Pontianak Selatan pada 5 April 2019 dan kemudian dilimpahkan ke Polresta Pontianak.

Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono mengatakan polisi telah memeriksa ketiga siswa SMA terduga pelaku penganiayaan Audrey.

"Bagi terduga pelaku, dilakukan pemeriksaan dan pendalaman oleh pihak kepolisian," kata Didi Haryono usai menjenguk Audrey.

Polisi akan terus menindaklanjuti kasus dugaan penganiayaan itu.

"Pelaku dan korban adalah anak-anak, maka penegakan hukumnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, sehingga akan dilakukan penegakan hukum dan bimbingan psikologisnya," kata Didi.

Kata Didi, para terduga pelaku tetap diproses hukum, tetapi kata dia, jangan sampai penegakan hukum itu membawa dampak psikologis mereka.

"Tetap diproses karena sudah masuk tindak pidana, dan setiap prosesnya akan didampingi oleh Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar," katanya

"Hari ini kami sudah menjenguk langsung korban penganiayaan, dan secara fisik sudah bagus, bisa bicara, namun secara fisikis agak depresi mungkin masih teringat terus apa yang baru pertama kali dialaminya itu," katanya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved