Pemilu 2019
BPN Tolak Pilpres tapi Terima Pileg, Charta Politika: Pantas Mereka Tak Berani ke MK
Sikap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyikapi berbeda hasil Pilpres dan Pileg 2019 dinilai tak konsisten.
Andre Rosiade meminta jangan samakan hasil Pileg dengan Pilpres 2019.
"Kan saya sudah saya bilang Mas Toto, jangan menyamakan Pilpres dan Pileg. Bicara kecurangan ini bukan kita menyederhanakan di TPS saja. Jadi ada proses sebelumnya. Bagaimana indikasi aparat bermain untuk mendukung petahana," kata Andre.
"Nah itu sudah beda subjek. Seperti yang saya bilang, fokusnya beda. Ini bahasa dia MK bukan penghitungan suara," bantah Yunarto Wijaya.
"Mas Toto bilang kenapa Andre Rosiade dan Fadli Zon menolak Pilpres tapi menerima Pileg," timpal Andre.
"Menolak rekapitulasi. Saya ingin bicara rekapitulasi lho. Rekapitulasi Pileg Anda akui tidak?" tanya Yunarto.
"Kami menolak. Makanya saya bilang kecurangan itu. Jangan menyederhanakan," kata Andre.
"Kita bicara rekap," kata Yunarto.
"Iya makanya saya akan jawab di situ. Jadi kecurangan itu jangan hanya bicara di TPS dan rekapitulasi," jelas Andre.
"Saya tidak bicara kecurangan. Itu ranahnya MK," timpal Yunarto.
Menurut Andre, kecurangan terjadi di Pilpres, sementara di Pileg tidak.
• Hasil Pilpres 2019 Versi BPN: Prabowo-Sandiaga 54,24 Persen, Jokowi-Maruf 44,14 Persen
"Kenapa di Pileg kami tidak menolak? Karena memang kecurangan itu terjadi di Pilpres," kata Andre.
Yunarto lantas menanyakan soal 17,5 juta DPT yang disebut-sebut bermasalah dalam Pilpres, apakah juga berlaku di Pileg.
"DPT Pileg dengan Pilpres sama gak? 17,5 juta DPT yang Anda katakan bermasalah juga terjadi di Pileg gak? Kalau konsisten, Anda harus tolak itu," kata Yunarto.
"Pemilih Pilpres dan Pileg itu berbeda. Anda bisa lihat dong. Suara sahnya banyakan Pilpres," timpal Andre.
Menurut Yunarto, logika yang dipaparkan Andre Rosiade ngawur.