Fasilitas Terminal Rajabasa Lampung Akan Serupa Bandara, Dulu Gedung Dijadikan Lapangan Badminton

Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal mengubah fasilitas Terminal Rajabasa menjadi setara dengan bandara.

TRIBUN LAMPUNG/Noval Andriansyah
Ilustrasi - Gedung AKAP (kanan) dan gedung AKDP (kiri) Terminal Rajabasa, Kamis (6/4/2018). Fasilitas Terminal Rajabasa Lampung Akan Serupa Bandara, Dulu Gedung Dijadikan Lapangan Badminton. 

Lapangan tersebut, Denny mengungkapkan, bukanlah lapangan permanen.

Sebab, kedua tiang penyangga net bisa dilepas.

"Itu (tiang) tidak permanen kok, bisa dibongkar pasang," ucap Denny.

Menurut Denny, pembuatan lapangan tersebut hanya memanfaatkan kondisi.

Hal itu lantaran fungsi gedung AKAP maupun AKDP belum berjalan maksimal.

Dalam perencanaan awal, Denny mengungkapkan, kedua gedung tersebut berfungsi sebagai lokasi sentral untuk melayani penumpang.

Karena sebelumnya bus masing-masing tujuan, baik AKDP maupun AKAP, lokasinya di dalam terminal belum tertata.

"Sejauh ini, fungsi gedung memang belum berjalan maksimal. Masih banyak kendala dan hambatan, untuk mengembalikan fungsi kedua gedung itu ke fungsi awalnya," papar Denny.

Catatan Tribun, gedung kembar setinggi dua lantai tersebut berdiri di atas lahan seluas 13 hektare.

Di lantai dua, jembatan penyeberangan orang sepanjang 15 meter, menghubungkan gedung AKAP dan AKDP tersebut.

Jembatan itu ditujukan untuk mobilisasi penumpang, yang hendak berpindah dari bus AKAP ke AKDP atau sebaliknya.

Kedua gedung memiliki aula di lantai satu, yang berfungsi sebagai ruang tunggu penumpang dengan kapasitas masing-masing 1.000 orang.

Masih di lantai satu, setiap gedung juga dilengkapi ruangan untuk penjualan tiket, atau loket.

Sementara, lantai dua dikhususkan buat para pedagang.

Saat peresmian gedung, ada 164 lokasi berdagang dalam bentuk kios, hamparan, maupun grosir, yang disediakan.

Kini para pedagang yang mayoritas berjualan makanan, justru berjejalan di aula.

Mereka turut meletakkan gerobak maupun meja dan kursi saat berdagang.

Di masing-masing aula kedua gedung tersebut, setidaknya ada 15 lapak pedagang.

Kesan semrawut muncul akibat keberadaan lapak para pedagang yang tak teratur.

Selain itu, kesan kotor terlihat dari lantai yang tampak kusam.

Bahkan, beberapa keramik telah hilang dari lantai.

Walaupun diperuntukkan sebagai ruang tunggu, aula gedung AKAP maupun AKDP tak tampak dilengkapi kursi.

Adapun, kursi kayu maupun plastik yang berjejer di sejumlah titik, diketahui milik pedagang.

Kesan tak terawat juga tampak di lantai dua, yang dalam kondisi kosong akibat pedagang memilih berjualan di lantai satu.

Tak hanya berdebu, sejumlah kotoran burung juga terlihat tercecer di sejumlah sudut di lantai dua.

"Sepi kalau di atas (lantai dua), jarang ada yang mau naik," kata Yati (42), yang sekarang berjualan di aula gedung AKAP.

Alasan senada juga disampaikan Imah (39), yang menggelar lapaknya di aula gedung AKDP.

"Tadinya memang di atas, cuma sepi. Akhirnya, turun," ujar Imah.

Meski sudah turun ke lantai satu, Imah menerangkan, hal itu ternyata tidak membuat dagangannya laris.

Lantaran, penumpang jarang masuk ke dalam gedung.

"Yang beli paling sopir bus sama orang-orang terminal. Kalau penumpang, jarang sekali," terang Imah.

Polisi Tangkap Dua Calo Penumpang di Terminal Rajabasa

Yati menegaskan, jumlah penumpang yang membeli barang dagangannya tidak sampai sepuluh orang per hari.

Kondisi tersebut terjadi sepanjang hari.

"Itu juga jarang ada yang pesan minum atau makan, paling beli rokok terus ke depan lagi," papar Yati. (tribunlampung.co.id/kiki adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved