Polisi Asal Lampung Briptu Adit Al Fikri Hasilkan 6 Buku dan 3 Garapan Novel

Polisi Asal Lampung Briptu Adit Al Fikri Hasilkan 6 Buku dan 3 Garapan Novel

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: taryono
istimewa
Polisi Asal Lampung Briptu Adit Al Fikri Hasilkan 6 Buku dan 3 Garapan Novel 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,BANDARLAMPUNG - Aku masih.. Terpikir tentang kenang... Di antara ucap dan harap menggebu... Hingga rindu benar berlalu melaju.. Aku masih... Berpeluk bayangmu..

Itulah sepenggal puisi Alasan Terpaut Rindu milik Adit Al Fikri bersama dua penyair lain yang terbit Januari 2019 lalu.

Merupakan buku keenam yang berisi kumpulan puisi.

Meskipun menjadi aparat kepolisian yang berdinas di Bareskrim Mabes Polri tak lantas menanggalkan kebiasaan seorang Briptu Adit Al Fikri Spd MH untuk tetap menulis buku.

Enam buku yang berhasil diterbitkan ditulis baik personal maupun gabungan dengan penyair atau penulis lain hingga 2019 ini.

Pemuda kelahiran Bandar Lampung 15 Februari 1992 itu merupakan warga asli Jalan Ratu Dibalau, Bandar Lampung.

Enam judul buku tersebut adalah Duhai Ayah Duhai Ibu, Hujan Jilid 2, 17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra (Lampung Traveler), Antologi Puisi Refrain Menjelang Tidur, Kumpulan Puisi Lelaki dan Bidadari Dunia, hingga buku berjudul Alasan Terpaut Rindu.

Saat menceritakan bagaimana mulanya memiliki hobi menulis, diakuinya termotivasi dari Guru Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama yang meminta semua murid untuk membuat satu judul puisi kala itu.

"Suka menulis sejak SMP kelas 1 sekitar umur 13 tahun, waktu itu termotivasi dari guru Bahasa Indonesia. Lalu inspirasi puisinya karena memendam perasaan terhadap teman di sekolah," beber Adit yang sempat ditugaskan di Polda Lampung dari 2016 sampai 2018 lalu ini kepada Tribun melalui sambungan telepon, Minggu (30/6/2019) sore.

Cinta monyet yang terpendam akhirnya mampu ia utarakan melalui bait-bait puisi.

Meskipun sampai kelulusan, wanita yang membuatnya terpikat ini belum juga tahu karena ketidakberaniannya mengutarakan perasaan.

"Kemudian pas SMA beralih nulis di blog sampe hampir 50 cerita. Ada soal cinta, novel (yang putus-putus), sampe buat tulisan motivasi juga pernah," papar pemuda 27 tahun yang baru menikah Desember 2018 lalu.

Saat ini, genre tulisannya fokus ke puisi dan novel, terkadang juga traveling.

Menurutnya, menariknya menulis puisi karena di dalamnya ada banyak tersimpan makna, kata, dan alur yang lain, yang berbeda dengan genre tulisan lain.

"Kata-katanya juga tidak biasa, banyak kata kias, sajak majas, diksi, analogi, serta rima iramanya yang menarik. Jadi lebih menantang," tutur buah hati pasangan Gunarno dan Lili Suharti.

Buku pertamanya tentang antologi (kumpulan) puisi.

Berjudul 'Lelaki dan Bidadari Dunia' yang terbit September 2014 lalu.

Di dalamnya ada 79 judul ciptaannya semua.

Hingga bukunya yang keenam juga tentang puisi, berjudul 'Alasan Terpaut Rindu' diterbitkan Pusaka Media di Bandar Lampung Januari 2019 lalu.

"Ada tiga penulis, saya, Thika dan Riko. Judul buku ini unik, seperti singkatan nama Kami, ATR, Alasan Terpaut Rindu= Adit Thika Riko," kisahnya.

Di dalam buku keenam tersebut, ada 25 judul puisi miliknya. Diakuinya puisi favoritnya berjudul 'Pertemuan Kemarin.'

Sebelumnya juga, anak ketiga dari empat bersaudara ini pernah menulis buku traveler berkolaborasi dengan penulis-penulis yang ada di Lampung, salah satunya ketua FLP Lampung Naqiyyah Syam yang juga pendiri Tapis Blogger.

Tertarik ikut menulis di buku Lampung Traveler ini karena di dalamnya menceritakan semua perjalanan/traveling.

"Khusus yang kutulis mengenai keindahan wisata di Tanggamus, yang sempat trending, Ikan Lumba-lumba. Tentang Wisata Kiluan. Ini salah satu cara untuk memperkenalkan wisata yang ada di Lampung," kata Adit yang bertugas di Mabes Polri sejak 2018 lalu.

Meskipun bertugas di kepolisian, Adit selalu mencuri waktu dan kesempatan agar tetap bisa menulis.

Bisa di sela waktu istirahat, waktu mau tidur, dan sewaktu-waktu saat seketika mendapatkan inspirasi.

"Bahkan ketika tugas (nangkep orang) dapet inspirasi, ya ditulis dulu lewat di noted (catatan) handphone. Nanti di rumah baru diiketik lagi di laptop," bebernya.

Kini Adit mengaku tengah mempersiapkan tiga buku yang sedang proses penggarapan.

Semuanya novel yang saat ini masih terus dikerjakan di sela waktu sibuk. Sembari terus meniti karirnya di institusi berbaju cokelat itu.

"Orangtua dan juga istri selalu mendukung apapun perjalanan karir saya selama itu baik dan positif. Bahkan nama orangtua saya juga pernah saya puisikan," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved